Tiga hari berlalu semenjak percobaan bunuh diri Yoongi. Bocah manis itu sudah tersadar bahkan satu hari berselang sejak tim medis menyelamatkan nyawanya.
Namun Yoongi menolak kunjungan dari siapapun, termasuk sang ayah.
Hari-harinya hanya dihabiskan dengan melamun menatap ke arah jendela. Ia bahkan tidak menyentuh makanannya sama sekali. Terkadang Yoongi hanya meneguk beberapa gelas air dalam sehari.
Wajahnya begitu kuyu tanpa sinar. Tubuhnya semakin kurus, bahkan para dokter ragu Yoongi bisa bertahan lebih lama tanpa cairan infus.
Baik dokter maupun suster sudah menyerah untuk membujuk Yoongi kembali melakukan aktifitas atau sekedar berkomunikasi dengan orang lain.
Dia tidak pernah mengatakan hal apapun selain;
"Biarin aku mati.. Kenapa kalian gak ngijinin aku mati aja?"
Kemudian pria manis itu akan menangis sampai kelelahan.
Yang paling merasa terpukul tentu saja adalah Chanyeol. Ayah mana yang masih bisa bersikap baik-baik saja ketika melihat anaknya seperti mayat hidup?
Chanyeol hampir putus asa, dia bahkan mempercayakan perusahaannya untuk sementara kepada sang tangan kanan. Ia ingin berfokus pada Yoongi, merawat anaknya. Tapi buru-buru merawat, bahkan bertemu dengannya pun enggan.
Yoongi seperti menutup diri dari semua orang.
Beruntungnya Chanyeol tidak gegabah mengabari Ibunda dari Yoongi. Bisa-bisa wanita yang masih ia sayangi sampai saat ini tersebut pingsan di tempat. Chanyeol hanya ingin yang terbaik untuk kedua belah pihak.
Ngomong-ngomong soal Jimin, anak itu sudah mendapat satu tamparan keras dan beberapa petuah dari Chanyeol.
Sayangnya dia hanya diam dan tidak berniat membela diri. Mungkin secara tidak langsung mengiyakan kalau dia memang tidak becus menjaga adiknya sendiri.
Ini adalah hari ke empat Yoongi menjalani rawat inap di rumah sakit. Baik Hoseok atau pun Jungkook dan Seokjin setia mengunjungi, namun hanya berbuah kekecewaan ketika sang dokter berkata bahwa Yoongi masih belum mau menemui siapapun.
"Dokter bilang dia gak mau makan apapun selama tiga hari ini kak.. Aku khawatir.." Jungkook menunduk, meremas gantungan parcel berisi buah yang ada dalam genggamannya.
"Gue juga. Tapi kita gak bisa ngelakuin apapun. Terlebih ini Yoongi sendiri yang minta." Hoseok menghembuskan napas lesu.
"Yaudah kak, aku sama Seokjin nitip parcel ini ya. Jangan terlalu lama nunggu di sini, kakak juga punya kehidupan pribadi yang harus diurus kan?"
Hossok tersenyum kearah dua adik kelasnya, "Iya gue tau. Kalian pulang gih, udah sore.."
Akhirnya Seokjin dan Jungkook mengangguk. Mereka langsung bergegas pulang karena mereka tidak sempat mengganti seragam dan langsung pergi ke rumah sakit.
Seokjin dan Jungkook memang baru saja dekat dengan Hoseok semenjak tiga hari terakhir mereka selalu bertemu di rumah sakit dalam rangka kegiatan yang sama, yaitu menjenguk Yoongi.
Sementara Chanyeol sudah tidak bisa terlalu kerap meninggalkan pekerjaannya. Jadi dia menyerahkan segala hal tentang Yoongi kepada Hoseok.
Untungnya pria yang memiliki darah Australia itu tidak keberatan sama sekali.
Hoseok kembali duduk di kursi tunggu seperti hari-hari sebelumnya. Mengabaikan fakta kalau dia sendiri belum mengganti seragamnya, bahkan tidak mengisi perutnya sejak pagi akibat terlalu memikirkan kondisi Yoongi.
Pandangannya mendongak saat mendapati sosok pria tinggi berpakaian kasual mendekati pintu ruang rawat personal milik Yoongi.
Namun si pria tidak berniat masuk, hanya memandang ke dalam ruangan melalui kaca transparant yang ada di pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
QUERENCIA [MINYOON]
Fanfiction[ORIGINAL STORY BY FELIXSEO] "Ya, cuman kak Jimin tempatku kembali, tempat dimana aku ngerasa aman dan nyaman. Dan hanya karena dia aku punya alasan buat bertahan di dunia ini. " -Yoongi REMAKE BY PARKRMDNA #QUERENCIA (HYUNJEONG) #MINYOON