38

1.6K 103 4
                                    

Sekali lagi Jimin menatap kaca panjang yang memantulkan tampilan sempurna dari dirinya.

Sudut matanya melirik punggung sempit yang tengah duduk di ujung ranjang putih melalui pantulan kaca.

Merasa semua sudah siap, Jimin mengambil tas hitam miliknya dan menyampirkan satu tali penyandang tas ke bahu. Sebelum itu ia mengambil jaket hangat berwarna abu-abu polos dari dalam lemari.

Perlahan tubuhnya berjongkok di depan sosok lain yang kini juga tengah menatapnya. Jimin tersenyum tipis, jemari besar itu mengusap permukaan pipi sang adik yang entah kenapa tidak se-merona biasanya.

"Yakin mau sekolah?" Tanya Jimin lembut. Tangannya beralih megecek suhu tubuh Yoongi melalui dahi.

Sedikit panas.

"Jangan maksain diri. Kamu keliatan pucet banget hari ini."

Kepala bersurai hitam di depan Jimin bergerak karena gelengan, "Aku baik-baik aja kak.."

"Oke kalau kamu maksa.. Tapi pake jaket dulu ya."

Dengan telaten Jimin memakaikan jaket hangat itu ke tubuh kecil Yoongi. Setelah terpasang sempurna, Jimin tak lantas berdiri. Matanya malah beralih memandang lengan kiri Yoongi yang tertutupi jaket.

"Masih sakit?" Jimin menyentuh bagian lengan kiri Yoongi pelan, ibu jarinya menari dengan konstan disana.

Yoongi menggeleng, "Enggak terlalu kak."

"Syukur kalo gitu. Ngomong-ngomong, mau sarapan dulu atau langsung pergi?"

"Boleh langsung pergi? Jeongin gak nafsu makan."

"Oke, kita turun."


Jimin berjalan pelan dengan Yoongi yang mengekor di belakangnya. Yang lebih muda sedari tadi terus memeluk lengan kiri kakaknya, seperti tak ingin jauh-jauh.

"Bun, Pa, kami mau berangkat sekolah.." Pamit Jimin pada Ayah dan Bunda Min.

"Jimin sama adek ga makan dulu?" tawar Bunda Min dengan senyum teduh yang menenangkan.

Jimin menggeleng, "Katanya adek lagi ga nafsu makan Bun. Jadi kami pergi dulu ya.."

"Tunggu dulu."

Chanyeol berdiri dari kursi. Ia sedikit merapikan dasinya sebelum benar-benar menjauh dari kursi makan.

"Yoongi biar Papa yang anter, Jimin bisa naik motor sendiri."

"Pa?!" Jimin menatap Chanyeol tak senang.

"Diem, Jimin."

"Chanyeol, biarin aja mereka. Jangan terlalu ngekang Jimin atau Yoongi" Bunda Min ikut berdiri, hatinya terenyuh saat melihat Yoongi yang semakin menenggelamkan tubuh kecilnya ke punggung lebar Jimin.

"Nggak ada penolakan." Final Chanyeol tegas.

"Tapi.. Yoongi mau sama kakak.." Suara kecil itu menarik perhatian Jimin, kepalanya menoleh ke samping dan menemukan Yoongi yang tengah menatapnya dengan pandangan memohon. Dapat ia rasakan jemari panjang meremas kain pakaian bagian lengan miliknya.

"Tau gini mending aku gak pamit tadi."

Jimin menarik pelan lengan Yoongi, menjauh dari ruang makan dan meninggalkan Chanyeol yang tengah meneriaki nama anak tertuanya dengan nada yang tinggi.



Kunci motor baru saja hendak Jimin keluarkan, namun tangan lain menahan pergerakannya.

"Hari ini Yoongi mau naik bus.."

"Bus?"

Yoongi mengangguk.

"Kenapa?"

"Gatau? Mau aja. Rasanya udah lama Yoongi ga naik bus. Boleh ya kak?"

QUERENCIA [MINYOON]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang