36

1K 92 7
                                    

Jimin mengerang. Kalau saja ia tak sayang dengan Handphonenya, mungkin saja dia sudah benar-benar melemparkannya dari atas balkon.

Sialnya dia masih butuh.

Dan mencoba menarik napas dalam, Jiminmerosot, menatap kembali chatnya dengan sang kekasih, ah, atau bisa dibilang mantan?

Tapi sepertinya Seulgi tidak ingin putus dengannya semudah itu. Diam-diam Jimin terkekeh, merasa letih dengan segala masalah yang datang menimpa dirinya.


Karma huh??




Dengan setengah hati Jimin bangkit dari duduknya. Ia berjalan pelan untuk kembali ke kamar.

Hal yang pertama kali menyambut pengelihatan Jimin saat membuka kamar  adalah Yoongi yang tertidur di sofa tanpa selimut sama sekali. Sementara diatas ranjang ada Hoseok yang tertidur dengan nyaman.

Dia kira dia akan melihat Hoseok tidur seranjang dengan Hoseok, berpelukan untuk saling berbagi kehangatan seperti saat mereka dimobil beberapa waktu yang lalu, tapi ternyata dugaannya salah.

Jimin tersenyum lembut.

Ia hendak menghampiri Yoongi, namun sebelum itu memilih untuk membuka pakaiannya. Mungkin efek belum mandi membuatnya jadi sedikit gerah.

Setelah meletakkan atasannya di gantungan baju, Jimin mendekat kearah sofa dimana tempat adiknya tertidur.

Jimin memilih duduk di lantai, sementara tangannya ia lipat di sofa untuk menjadi sandaran dagunya.

Jarak wajah yang begitu dekat memudahkan pria Park itu untuk mengamati tiap detail wajah sang adik.

Hidung bangirnya yang lucu. Pipi gembilnya yang bersemu merah dan menggemaskan. Oh, dan jangan lupakan bibir tipis yang terlihat lembut disana,

Semuanya seperti perpaduan sempurna yang terlalu nyata.

"Kenapa? Kenapa liat kamu sama kak Hoseok bikin hatiku kerasa aneh dek?" bisikan itu terucap langsung dari bibir Jimin. Mata elangnya masih setia menatap wajah damai didepannya.

"Apa perasaan itu bener? Ini salah kan? Bahkan aku yang mati-matian nentang perasaan sialan itu. Tapi sekarang apa? Karma ya?" Jimin tertawa pelan seperti orang mabuk, "Aku gak ngerti lagi sama kegoblokanku sendiri dek.."

Perlahan Jiminnmemajukan wajahnya, membuat napas kedua insan itu saling beradu. Kelopak mata sang dominan terpejam, menikmati deru hangat teratur yang menenangkan.

Ia dapat merasakan permukaan bibirnya bergesekan dengan permukaan lain yang sama lembut. Beradu dalam keharmonisan, menciptakan rasa aneh menyenangkan yang membuncah di dada.

Hatinya seperti terisi. Untuk sesaat Jimin merasakan seluruh tubuhnya menghangat.

Hingga sebuah tangan kecil menangkup pipinya. Dan Jimin tersadar, dengan segera menjauhkan wajahnya cepat.

Ia tergugup,

Hendak mengelak tapi kenyataan terlalu jelas di depan mata.

Dia seperti mati kutu ditatap oleh mata kucing yang terlihat sayu karena efek mengantuk itu.

"M-maaf.."

"Kak.. Kamu.."

"Maaf, gue salah.."

Jimin hendak pergi dari sana, namun dengan cepat sebuah lengan lain menahan lengannya.

"Mungkin kakak ngelakuin itu karena kakak ga lagi sadar atau banyak pikiran. Yoongi maafin kok.." Ucap Yoongi dengan nada yang terdengar konstan.

"Gue gak maksud dek, tadi itu.."

QUERENCIA [MINYOON]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang