28 [M-]

1.4K 109 6
                                    

'BRAK!'

'BRAK!'

'BRAK!'

"KAK! BUKA PINTUNYA CEPET!" Jimin tak berhenti menendang pintu di depannya dengan menggunakan kaki.

Pandangannya gusar. Sesekali bibirnya mengucapkan kata penenang untuk pria manis dalam gendongannya yang terlihat semakin kacau.

Wajah Yoongi sudah menyusup diantara perpotongan leher Jimin, sementara jemarinya meremas kaos sang kakak dengan begitu kuat.

Jimin bisa merasakan hembusan napas berat sang adik di permukaan kulitnya.

"Kak.. Nghh~"

"Sebentar dek.. sebentar.." Jimin berucap dengan nada tenang walaupun sesungguhnya dalam hati ia sudah mengumpat beberapa kali karena Hoseok tidak kunjung membukakan pintu.

"KAK HOSEOK!"

Lagi, untuk kesekian kalinya Jimin berteriak. Dia bahkan nyaris menendang lagi pintu kayu didepannya jika saja ia tidak mendengar suara klik pintu yang dibuka.

"Apasih Jim? Gue baru dari kamar ma- loh, Yoongi?!" Hoseok membulatkan matanya saat mendapati kondisi dua kakak beradik yang tidak terlihat baik di depannya. Dia mematung, masih mencoba mengira hal apa yang sebenarnya sedang terjadi.

"Minggir!"

Tanpa menunggu lama, Jimin menerobos tubuh Hoseik hingga membuat pria itu nyaris terjatuh. Beruntungnya Hoseok sempat berpegangan pada pintu kamar.

Dengan menghela napa, Hoseok memilih menenangkan hatinya yang sempat nyaris tersulut emosi dan menutup pintu kamar mereka.

"Dia kenapa?" Tanya Hoseok tenang, padahal rasa khawatirnya sudah begitu membuncah melihat Yoongi yang terbaring di ranjang dengan keadaan seperti itu.

"Nanti gue jelasin. Sekarang yang penting gue butuh saran dan bantuan." Jimin mendesah lelah. Jemarinya setia menggenggam jemari Yoongi  yang mengeluarkan banyak keringat.

"Kakkk... Panassss.. hiks.." Yoongi meringkukkan tubuhnya. Jemarinya melepas genggaman Jimin dan beralih mencengkram kemejanya sendiri.

"D-dia..."

"iya, Yoongi dicekokin obat perangsang."

Hoseok tidak terlalu bodoh untuk memahami kondisi yang sedang ia hadapi. Melihat dari wajah Yoongi yang bersemu parah, ditambah gelagat anehnya membuat Hoseok berani menyimpulkan satu hal dalam pikirannya.

Sejujurnya ada banyak pertanyaan yang ingin Hoseok lontarkan, tapi karena keadaan sedang tidak mendukung ia memutuskan untuk memendam pertanyaannya untuk nanti.

"Jadi gimana? Sejujurnya gue juga gak tau harus ngapain.." Hoseok menatap sendu kearah Yoongi yang kini sudah menarik-narik kaos Jimin seraya terus merengek.

"Astaga.." Jimin mengacak rambutnya keras. Ia menarik napas sekuat mungkin dan menghembuskannya perlahan.

"Dek.. Kamu masih ngerasa sakit?" Dengan lembut Jimin mengusap poni Yoongi keatas, sekaligus mengelap keringat yang tak henti membasahi permukaan dahi sang adik.

Yoongi terlihat sangat tersiksa.

Kepala bersurai sehitam arang itu mengangguk lemah. Mata berlinang air matanya menatap Jimin dengan penuh harapan.

"Lo harus bantu dia dapetin pelepasannya. Kalau kaya gini terus kasian Yoongi, dia bakalan capek Jim.." Hoseok menepuk pundak Jimin sekali.

Tubuh tegap pria bermarga Park itu mematung, lalu beberapa detik kemudian kepalanya menggeleng,

QUERENCIA [MINYOON]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang