3

1.5K 185 1
                                    

Chanyeol benar-benar tidak mengharapkan jika ia harus menemukan sosok Yoongi yang tertidur dengan posisi duduk di sofa ruang tamunya.

Anak itu seperti tidak nyaman, terlihat dari ekspresi wajahnya. Pria dewasa itu bergegas menghampiri sang anak, lalu mendudukkan diri di sampingnya.

Ada rasa khawatir saat Chanyeol menatap wajah Yoongi yang terlihat sedikit pucat. Yoongi juga berkeringat, ia takut Yoongi terkena demam.

"Dek.." Chanyeol mengusap ke belakang poni Yoongi yang mulai memanjang, sekaligus mengusap keringat di dahi anaknya tersebut.

"Mmhh.." Yoongi yang merasa terganggu pelan-pelan membuka matanya,dalam hati sedikit merutuk kala merasakan kepalanya berdenyut.

"Pa?"

"Kamu pusing?"

Yoongi menggeleng pelan, ia bohong. Kalau boleh jujur sebenarnya kepalanya terasa sakit, tapi ia tidak mau membuat papanya khawatir.

"Tapi kamu keliatan pucet. Papa takut kamu demam. lagian siapa yang nyuruh kamu tidur disini?"

"..."

"Jimin mana?" Chanyeol mengajukan pertanyaan kembali saat Yoongi enggan membalas pertanyaannya.

"Keluar?" Ucap Yoongi tak yakin.

"Anak itu.. Padahal seharusnya dia bantu kamu beres-beres tapi seenak jidatnya dia malah keluyuran."

"B.. bukan salah kak Jimin kok Pa.. Yoongi tadi emang ga sengaja ketiduran di sini. Lagian Yoonhi ga mau ngerepotin kak Jimin." Ucap pria manis itu, sebisa mungkin meyakinkan sang ayah kalau Jimin memperlakukannya dengan baik.

Nyatanya sih...

"Yaudah, sekarang kamu naik ke kamar, bersihin diri terus langsung makan. Ayo Papa bantu bawain koper kamu."

Yoongi mengangguk saja dalam diam, kalau boleh jujur sekarang kepalanya semakin terasa sakit.

Yoongi punya penyakit anemia yang sering kambuh, itulah kenapa ia kerap kali merasa pusing atau bahkan pingsan tiba-tiba ketika dirinya kelelahan.

Jarum jam sudah menunjukkan pukul 8 malam. Seperti biasa, kediaman keluarga Park yang megah terasa sepi karena para penghuninya memang bukan tipe orang yang banyak bicara.

Namun kini rumah menjadi sedikit ramai sejak kedatangan Yoongi. Seperti sekarang, Tuan Park bersama dengan anaknya tengah memilah-milah berkas yang akan digunakan untuk proses pindah sekolah Yoongi.

"Wah, papa gak nyangka kamu ikut kelas akselarasi disana. Kamu pinter juga ya.." Chanyeol tersenyum manis melihat beberapa berkas yang ada di tangannya, sesekali ia melirik Yoongi yang masih serius menulis beberapa hal di kertasnya.

Namun senyumannya sedikit memudar ketika memori masa lalu tanpa diundang terlintas di ingatannya. Diam-diam ia merasa terenyuh melihat sosok kecil di sampingnya.

Sebenarnya ia tau bahwa Yoongi tidak seceria yang terlihat, dia tidak benar-benar cerah. anak itu hanya mencoba menyembunyikan semua hal dari orang lain.

"Pa, seragam Yoongi gimana?" Suara lembut Yoongi menghentak lamunan Chanyeol,

Pria dewasa itu tersenyum seraya mengusap rambut Yoongi sekilas,

"Pakai punya kak Jimin gak papa kan? seragam dia yang kelas satu udah ga muat katanya. Papa aja bingung gimana bisa badan anak itu cepet banget tumbuhnya."

Yoongi tersenyum tanpa sadar, "Yoongi gak masalah kok.."

Chanyeol mengangguk.

"Aku pulang..."

QUERENCIA [MINYOON]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang