Chaptet 33

206 104 2
                                    

Beberapa hari kemudian sekolah mengadakan ujian semesteran. Di kelas XI IPS 1, suasana kelas hening hanya suara gesekan kertas yang mengisi keheningan kelas yang lagi ujian.


Bu Niah berkeliling mengawasi jalannya ujian. Ada saja murid yang bandel menyontek ketika pandangan Bu Niah jauh dari jangkauan meja mereka.

Seperti Dian contohnya. Dia melirik-lirik ke kertas ujian Rehan. Rehan melirik tajam dan memblokir pandangan Dian dari kertas ujiannya. Dia mengerang frustasi.

Di sebelah meja mereka, Susan terlihat gelisah meremas pensilnya melihat soal matematika di kertas. Semalam tak bisa belajar karena tress  yang dialaminya akhir-akhir ini.

Namun dia sudah mempersiapkan sebuah contekan dalam kotak pensil.
Susan melirik ke sekeliling. Semua siswa menunduk fokus ke kertas ujian. Lalu dia melihat ke arah Bu Niah jauh dari jangkauan mejanya.

Dia membuka dengan hati-hati kotak pensilnya. Sebuah kertas yang menempel di dalam penutup itu, sedikit meringankan perasaannya.

Susan menghela napas lega lalu menyalin contekan. Dia melakukannya beberapa kali. Susan terhanyut dalam ujian hingga tak menyadari Bu Niah yang sekarang berdiri di belakangnya.

"Susan!"

Susan tersentak saat kotak pensilnya diambil dengan tiba-tiba.

Semua perhatian siswa-siswi di kelas itu terarah padanya. Susan memandang takut Bu Niah yang berdiri di depannya.

"Setelah ujian, datang ke ruangan saya!" Lalu Bu Niah meninggalkan mejanya dengan membawa kotak pensilnya.

"Semuanya fokus pada ujian!" serunya tajam.

Mereka sontak mengalihkan perhatian ke kertas ujian. Namun ada yang diam-diam melirikannya.

Susan mencengkran rambutnya frustasi.

Menyontek bukan hal tabu bagi manusia berseragam putih abu-abu. Namun ketahuan adalah hal yang paling memalukan.

Sepanjang istirahat Susan mendapat cemohan dari teman-teman sekelasnya.

"Idih curang banget nyontek, untung ketahuan Bu Niah!" Hana sengaja mengeraskan suaranya agar yang lain bisa mendengarnya.

"Duhh, pantesan nilainya tinggi. Ternyata hasilnyontek," cemooh Vivin.

Bisik-bisik menyusul setelah Vivin mengatakan itu.

Yanti dan Mita menatap mereka sebal.

"Seolah-olah kalian kagak aja!" bentak Mita geram.

Mereka berdua mencibir.

"Seenggaknya kami nggak ketahuan dan nilai kita pas-pasan aja, ya nggak!"

"Dibandingkan dengan Susan, berada di peringkat sepuluh besar karena dia nyontek!"

Hana mengangguk.

Mulut Mita dan Yanti terbuka hendak membalas, namun mengatupkannya kembali. Vivin dan Hana memandang mereka mencemooh dan terus mengomentari kecurangan Susan.

Vanaria (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang