Part 1

5.2K 124 7
                                    

Ria Yunita, tapi dia lebih senang di panggil Ricis. Katanya sih kepanjangan dari Ria yg cantik dan manis, tapi ya gak tau juga sih. Terserah dia ajalah mau di panggil apa. Gadis berusia 24 tahun ini sangat menyukai senja. Senja baginya kedamaian, ketenangan, dan kebahagian tersendiri yg tak bisa di lukiskan oleh kata-kata.

Senyum terukir indah di wajahnya, tak banyak kata yg keluar di bibirnya saat melihat keindahan itu.

"Andai kamu disini" gumamnya, saat ia mengingat laki-laki yg sudah berjanji akan menemuinya di dermaga ini. Namun hingga kini sosoknya tak pernah kembali. Ntah bagaimana kabarnya, sudah hampir setahun laki-laki itu menghilang dari pandangan matanya.

"Cis" seorang temannya yg bernama Ella membuyarkan lamunan nya tentang laki-laki yg ada di masa lalunya itu.

"Ella, ngagetin aja sih kamu, El" ucap ricis dengan nada bicara sedikit meninggi

"Mau sampai kapan kamu kaya gini? Udahlah cis, buat apa di harepin? Mungkin dia juga udah dapet pengganti kamu. Sudah hampir setahun dia gak ada kabar, dan kamu masih aja ngarepin dia?" ucap Ella

Ricis hanya diam, dia gak tau harus ngomong apa? Benar kata Ella, buat apa dia masih mengharapkan laki-laki itu kembali? Setetes air mata pun mengalir begitu saja di pipinya

"Cis, move on"

"Gak segampang itu El, butuh waktu buat aku ngelupain dia?"

"Waktu? Setahun ini menurut kamu bukan waktu? Aku gak tega ngeliat kamu terus-terusan kaya gini cis, ini saatnya kamu move on. Cobalah belajar buat kamu ngebuka hati untuk orang lain"

"Tpi dia cinta pertama aku"

"Cinta pertama bukan berarti akan jadi cinta terakhir cis"

Ricis pun menatap mata Ella dengan sendu, dalam hatinya ia sangat-sangat membenarkan kata Ella. Tpi memang takkan mudah baginya untuk move on.
Ella pun memegang bahu Ricis dengan kedua tangannya, dan menatap mata Ricis dalam sekali

"Aku tau ini sulit buat kamu, tpi gak ada salahnya kan kalo kamu berusaha? Kamu cantik, kamu baik. Di luar sana masih banyak laki-laki yg lebih baik dari dia"

Ricis pun hanya bisa menunduk, tpi Ella mengangkat dagu ricis agar tidak menunduk dan kembali menatapnya.

"Jngan nunduk princess, nanti mahkotanya jatuh" ucap Ella sambil tersenyum

Ricis pun ikut tersenyum "perasaan aku prnah denger deh quotes itu"

"Iyalah, orang bnyak di google" ucap Ella

"Huh dasar, masa ngasih quotes ke aku nyontek di google sih" ucap Ricis

"Ya gak papala, gak ada yg larang ini" ucap Ella

"Yahh terserah kmu deh"

"Cis, aku punya temen. Namanya Wildan, dia orangnya baik, rajin sholat, nurut sama orang tua, dan rajin menabung. Kalo aku punya niatan buat ngenalin kamu sama dia mau gak?"

"Apaan sih, El. Ngaco kamu, aku gak mau ahh"

"Knapa coba Cis? Gak ada salahnya kan?"

"Gak ada salahnya kata kamu? El, coba deh kamu fikir. Kamu kenalin siapa tadi kata kamu?"

"Wildan" ucap Ella

"Iya Wildan, dengan posisi di hati aku masih ada orang lain. Itu sama aja aku jadiin dia pelarian dong, itu jahat banget El"

"Ya gak harus langsung jadian juga dong Cis, ya setidaknya deket dulu aja. Kamu tau, obat paling manjur disaat patah hati itu apa?"

Ricis hanya menggeleng dan berkata "apa"

"Menemukan penggantinya, dan aku yakin banget penggantinya itu Wildan. Besok aku kenalin yah, pokoknya harus iya. Gak boleh nolak, aku paling gak suka yg namanya penolakan" ucap Ella memaksa

"Tpi El ...." ucap Ricis terpotong

"Aku mohon, kalo besok kamu ngerasa gak cocok sama dia. Yaudah gak usah di lanjutin, tpi aku yakin banget kamu langsung kagum sama dia. Dia anaknya tuh pinter ngaji, yahh pokonya yg plus-plus gitu ada semua deh di dia. Dia itu sempurna banget"

"Gak ada manusia yg sempurna El, yg sempurna itu cuma Allah"

"Iya deh iya, Cis. Yahh pokonya dia baik deh, aku yakin banget pertama kali kamu liat dia hati kamu pasti langsung adem, soalnya dia suka bawa-bawa AC"

"Seriusan?"

"Hahaha, ngga-ngga becanda kali Cis. Masa iya ada orang suka bawa-bawa AC kemana pun ia pergi. Kan gak mungkin"

"Ya kali aja"

Dalam hati Ricis berkata "mungkin ini caranya untuk aku ngelupain kamu Gund. Maaf, semoga kamu selalu baik-baik saja"

Sekilas Ricis mengingat kenangannya bersama Ogund, ya Ogund adalah cinta pertama untuk Ricis. Mereka memang tidak pacaran, tpi mereka sudah memiliki komitmen untuk terus sama-sama. Tpi Ogund memutuskan untuk pergi. Di dermaga ini, ia pernah berjanji untuk kembali nyatanya tidak.

Flashback On

"Cis, aku bisa sulap" ucap Ogund kala ia sedang duduk berdua dengan Ricis di dermaga itu

"Sulap apa?" ucap Ricis keheranan

"Aku bisa menghilang loh"

"Masa? Coba praktekin"

"Nanti yah, aku lupa mantranya"

"Yah Ogund apaan sih, gaje banget"

Flashback Off

Air mata pun mengalir di pipi Ricis, "mungkin kamu sudah ingat mantra itu Gund, jadinya kamu benar menghilang. Aku kira itu hnya sebuah candaan, ternyata kamu serius. Aku gak pernah benci kamu, tpi rasa kecewa aku gak bisa aku hilangin dengan mudah, kamu bener-bener jahat" Ricis pun menangis tersedu-sedu, Ella pun yg baru menyadari bahwa Ricis menangis langsung memeluknya.

"Cis, udah dong. Aku jadi pengen nangis liat kamu kaya gini. Udah yah, maskara aku ngga anti air. Nnti mata aku kalo jadi item gara-gara maskara ini gmna? Kamu gak kasian gitu sama aku? Perjalanan dari dermaga ini sampe mobil aku jauh Cis, udah gitu di sana banyak orang. Aku malu loh nanti" ucap Ella

Ricis pun melepaskan pelukan Ella, dan menatap Ella dalam-dalam.

"Knapa liatinnya gitu?" ucap Ella keheranan

"Sahabat lagi tuh, bukannya di hibur atau apa ke. Ini malah mikirin maskara yg ngga anti air"

"Ya mau gmna lagi? Dari pada nanti aku malu kan"

"Tpi makasih yah, El. Udah selalu hibur aku, selalu ada buat aku, nemenin aku. Aku sayang banget sama kamu, El. Aku mohon jangan ninggalin aku kaya Ogund"

"Itu gak akan prnah terjadi, Cis. Promise. Udah ahh, tar aku nangis beneran nih"

Ricis pun hanya tersenyum kepada Ella..

Keesokan harinya...

Tunggu di part 2 yah, kira-kira mau gak Ricis di jodohin sama Wildan oleh Ella?

SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang