Part 8

1.8K 98 8
                                    

Sebelumnya Wildan sudah bilang ke Ogund akan mengenalkan tunangannya ke Ogund. Dan betapa terkejutnya Ogund saat tau gadis yg dibawa Wildan adalah Ricis. Masa lalu nya

"Kok lo bisa sih nusuk gue dari belakang?" ucap Ogund, ia tampak marah

"Gue bisa jelasin Gund" ucap Wildan

"Jelasin apa lagi? Pantesan aja dulu lo maksa gue untuk bilang ke Ricis alasan knapa gue pergi. Ini mksud lo, lo suka sama dia? Gue gak nyangka yah, tega banget lo nusuk gue dari belakang. Sahabat macam apa lo?" ucap Ogund dengan nada marah, Wildan terdiam hatinya sakit. Wildan tau dirinya salah karena sudah menusuknya dari belakang. Tpi apakah perasaannya salah untuk Ricis? Dia mencintai gadis itu, tpi knapa harus di hadapkan dengan permasalahan seperti ini

"Kamu bertanya Wildan sahabat macam apa? Apa kamu tidak punya cermin di rumah? Laki-laki macam apa kamu yg tega ninggalin perempuan dengan tanpa alasan apapun lalu datang lagi ke kehidupannya dan berkata bahwa kamu sudah menikah? Dan laki-laki macam apa yg tega menodai perempuan lain? Apa pantas kamu berkata seperti itu sma Wildan? Wildan tidak mengkhianati kamu, kita sudah tidak ada hubungan apa-apa. Dan kamu kan yg ninggalin aku? Letak salahnya Wildan dimana?" ucap Ricis, amarahnya begitu meluap pada Ogund. Ricis sebelumnya tidak pernah semarah ini pada orang lain, tpi kali ini amarahnya tidak terkendali. Seketika Ogund terdiam, hatinya terasa sakit. Kalimat yg di lontarkn Ricis begitu menyakitkan. Apa Ricis tidak prnah memikirkan bahwa ia juga bisa merasakan sakit?

"Cis, udah Cis. Kamu udah keterlaluan" ucap Wildan mencoba meredakan amarah Ricis

"Dia yg keterlaluan Dan" ucap Ricis, amarahnya sudah tidak bisa di tahan kali ini.

"Kalo lo masih nganggap gue sahabat lo, tinggalin dia" ucap Ogund pada Wildan

Sekarang giliran Ricis yg terdiam, ia takut bagaimana kalo Wildan lebih memilih sahabatnya? Lalu meninggalkannya dan menjauh dari kehidupannya. Mau bagaimana pun Wildan lebih lama mengenal Ogund daripada Ricis. Ricis menatap Wildan dengan harap-harap cemas, dadanya terasa sesak. Ia benar-benar takut, ia belum siap kehilangan Wildan.

"Maaf Gund, gue lebih milih Ricis. Kalo lo sahabat gue harusnya lo dukung gue. Benar kata Ricis, kan lo yg ninggalin dia. Dan sekarang juga kan lo udah nikah. Bukannya gue mau egois, Ricis juga berhak bahagia" ucap Wildan

Amarah Ogund semakin tak terkendali, api amarahnya semakin memuncak. Ogund terlihat mengepalkan tangannya dan satu pukulan mendarat di pipi kanan Wildan, Wildan tersungkur sampai kepalanya membentur pohon yg ada di belakannya. Wildan belum siap untuk menghindar, karena ia sedang melihat ke arah Ricis yg berada di sampingnya. Tempat ini terlihat sepi, tak siapapun selain mereka bertiga.

"Wildan" teriak Ricis histeris, ia langsung buru-buru menghampiri Wildan. Wildan sudah tak sadarkan diri, kepala bagian belakangnya sudah mengeluarkan cairan merah. Pukulan Ogund tidak bisa di katakan pelan, dia memukul Wildan dengan sangat keras. Ogund tak sadar kalo di belakang Wildan ada pohon yg begitu besar. Ia terlihat kaget saat melihat Wildan tidak berdaya, ia langsung menghampiri Wildan. Namun di halangi oleh Ricis

"Jangan sentuh dia!!" ucap Ricis "Tega lo, dia sahabat lo. Liat dia sekarang Gund!! Apa yg lo lakuin tadi? Kalo terjadi sesuatu pada Wildan gue berjanji pada diri gue sendiri gue akan prnah maafin lo. Sekarang lebih baik lo pergi dari sini. Gue gak mau lagi ketemu sama orang kaya lo. Pergi!!" Ucap Ricis dengan amat marah. Bahkan lebih marah dari sebelumnya air mata terus mengalir di pipinya

"Cis ..." ucap Ogund mencoba memegang tangan Ricis

"Jangan sentuh gue!! Pergi!!" ucap Ricis menekankan kata pergi. Ogund menurutinya. Sebenarnya Ogund tidak bermaksud sampai membuat Wildan seperti ini "Dan maafin gue" batin Ogund

SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang