Keesokan harinya ....
Ricis dan Ella sudah berada di sebuah caffe, mereka sedang menunggu Wildan. Laki-laki yg hendak di kenalkan Ella kepada Ricis. Hampir sejam mereka menunggu, tpi Wildan tak kunjung datang. Ntah apa yg terjadi pada laki-laki itu.
"El, udah hampir sejam loh ini. Orangnya gak dateng-dateng, belum apa-apa aja udah ngaret kaya gini. Bikin bete aja deh" ucap Ricis
"Sabar kali Cis, mungkin dia kena macet atau apa kita kan gk tau. Jangan suudzon dulu ahh" ucap Ella
Tiba-tiba seorang laki-laki menghampiri kedua orang tersebut
"El, sorry yah gue telat. Gue lupa kalo hari ini ada kelas, mau coba ngehubungi lo. Hp gue ketinggalan di rumah" ucap laki-laki itu
"Ohh yaudah gak papa kali, Dan. Kita juga belum lama kok disini" ucap Ella
"Belum lama? El, kita disini udah nungguin dia mau sejam loh. Masa kamu bilang belum lama sih" ucap Ricis
"Cis ..." ucap Ella memberi kode pada Ricis agar tidak memperpanjang masalah. Ricis hanya menghela nafas
"Ohh ya Dan, kenalin dia Ricis temen gue" Ella pun mulai memperkenalkan Ricis pada Wildan"Ricis?" Wildan pun tampak keheranan
"Knapa Dan?" ucap Ella
"Gk papa sih" ucap Wildan sambil tersenyum
"Wildan" ucap Wildan memperkenalkan diri, dengan menyatukan kedua tangan di depan dada
"Ricis" Ricis pun melakukan hal yg sama
"Nama aslinya tuh Ria, Ria Yunita. Tpi ya gitu deh, dia lebih suka di panggil Ricis" ucap Ella, Wildan pun hanya mengangguk
"Ayo duduk Dan berdiri aja lo. Gak pegel tuh kaki" ucap Ella mempersilakan Wildan duduk
"Oke"
Mereka pun berbincang-bincang, tentunya tanpa memberitahu Wildan tentang niatan Ella untuk mendekatkan Wildan dan Ricis. Tpi Ricis lebih banyak diam, tatapannya terasa kosong. Semenjak kepergian Ogund, hidupnya terasa sangat hampa. Dia seperti kehilangan semangatnya, kepergian Ogund membawa perubahan banyak dalam diri Ricis. Ricis yg awalnya sangat periang, menjadi sosok yg sangat pendiam. Berbicara pun hanya seperlunya saja, jika menurutnya itu tidak terlalu penting ia akan lebih milih diam.
"Cis, knapa?" tanya Ella
"Gak papa kok" ucap Ricis tersenyum
"Cis, gini yah. Dimana-mana kalo pertanyaannya knapa jawabannya karena. Bukan gak papa" ucap Ella
"Apaan sih, El" ucap Ricis
"Maklum Dan, lagi patah hati" ucap Ella
"El ..." ucap Ricis
"Patah hati wajar kok, asal jangan berlebihan aja. Tar nyesek sendiri loh" ucap Wildan
"Tuh dengerin Cis" ucap Ella, Ricis hanya manyun saja
Malam harinya, Wildan sedang melamun di balkon dekat kamarnya. Sesekali ia tampak tersenyum melihat keindahan langit.
"Bro" ucap seseorang membuyarkan lamunan nya
"Ngagetin aja sih lo" ucap Wildan
"Sorry-sorry" ucap orang itu cengengesan
"Ohh iya, Gund. Tadi siang, si Ella temen SMP gue ngajakin ketemu. Dan lo tau siapa yg dia bawa tadi?" ucap Wildan
Ogund, yups temennya Wildan itu adalah laki-laki yg selalu di harapkan Ricis untuk kembali, tpi ini bukan kebetulan yah. Karena di dunia ini ngga ada yg namanya kebetulan, karena selalu ada alasan kenapa seseorang di pertemukan.
"Ya gak taulah, orang lo belum cerita" ucap Ogund santai
"Ricis" ucap Wildan "cewe yg lo tinggalin tiba-tiba"
Seketika itu, Ogund langsung membisu. Ia bingung mau bilang apa, kenangan bersama Ricis pun kembali berputar di ingatannya.
"Lo harus minta maaf sama dia, dan lo harus jelasin knapa waktu itu lo ninggalin dia gitu aja. Gue yakin dia pasti ngerti" ucap Wildan coba menasihati sahabat karibnya itu
"Gak mudah, Dan. Dan gue gak akan pernah mungkin bilang ke dia, gue gak bisa ngebayangin gmna perasaan dia. Laki-laki yg dia fikir laki-laki baik, nyatanya malah ngehamilin anak orang. Gue gak siap buat itu"
Kepergian Ogund saat itu sebenarnya bukan keinginannya, kesalahannya yg membuat ia harus melepaskan kekasih hatinya. Kesalahan yg gak pernah mungkin ia lupakan
"Gund, gue bisa liat dari mata dia. Dia masih nungguin lo, ya setidaknya lo bilang buat dia move on. Buat dia ngebuka hati lagi buat orang lain, dia masih nungguin lo. Apa lo gak kasian sama dia?" ucap Wildan
"Dan, gue gak siap buat ketemu dia. Knapa coba gue harus sebodoh itu dulu? Knapa gue harus ngehamilin Meira? Hanya karena Ricis gak mau gue sentuh gue ngelampiasin itu semua ke Meira. Hingga Meira hamil. Gue bener-bener nyesel Dan, gue tega sama Ricis. Dia orang terbaik yg pernah singgah di hati gue. Gue gak akan pernah lupain dia" ucap Ogund tak terasa air matanya mengalir begitu saja. Ia sangat menyesali apapun yg terjadi di hidupnya. Karena kebodohannya, ia kehilangan orang yg begitu berarti untuknya.
"Gund. Lo gak boleh ngomong kaya gitu. Gak ada yg perlu disesalin, mungkin itu sudah takdirnya. Sekarang lo udah punya Meira, istri lo. Dan Ajeng anak lo. Mereka berdua keluarga lo. Dan tugas lo sekarang ngebahagiain mereka, mereka hidup lo. Kebodohan lo waktu itu memang gak bisa di benarkan, tpi kan lo gak bisa ngulang semua itu dari awal. Semuanya sudah terjadi. Dan soal Ricis, lo sekarang sangat-sangat di larang keras buat mencintai dia. Hidup lo bukan tentang Ricis lagi, tpi tentang Meira istri lo. Buka lebih lebar lagi mata lo Gund, lo udah ngancurin hidup Meira mimpi-mimpi dia dan sekarang lo gak mungkin kan ngancurin hati dia juga? Meira pasti sangat terluka, apabila dia tau suaminya masih mencintai wanita di masa lalunya" ucap Wildan
Ogund hanya terdiam, sesekali air mata menetes di pipinya. Ia benar-benar menyesali perbuatannya, karena jauh di lubuk hatinya ia masih sangat mencintai Ricis tapi keadaan gak bisa membuat dia kembali ke masa itu
"Gue gak tau harus apa, Dan" Ogund pun menatap Wildan dengan tatapan sendu
"Lo hanya perlu minta maaf, dan jelasin semuanya ke dia. Kalo lo udah nikah, biar dia bisa meneruskan hidupnya. Lo prnah bilang ke gue kalo Ricis itu ceria, periang, tpi lo tau apa yg gue liat tadi? Dia nampak selalu murung, tatapannya selalu terlihat kosong"
"Apa gue sanggup?"
"Lo pasti bisa, lo harus bisa bertanggung jawab atas apa yg lo lakuin"
"Gue bener-bener nyesel Dan"
"Penyesalan selalu datang terakhir Gund"
"Gue akan nemuin Ricis besok"
Ucap Ogund mantapWildan pun hanya menggangguk
Ricis pun sedang berada di kamarnya, tak banyak hal yg ia lakukan malam ini. Sesekali ia tampak menghela nafasnya, bayangan Ogund selalu melintas di fikirannya.
"Gund, kalo aku di izinkan ketemu kamu lagi. Aku cuma mau bertanya knapa kamu ninggalin aku gitu aja? Tanpa penjelasan, tanpa alasan. Sakit banget Gund" air mata pun mengalir begitu saja di pipi putihnya
Ting....
Tanda sebuah pesan masukRicis pun mengambil hpnya yg tergeletak di kasur nya
"Pasti Ella deh" gumam Ricis
Ricis pun membuka pesan tersebut dan dia benar-benar kaget saat melihat nama kontak yg mengiriminya pesan....
Kira-kira siapa coba?
Maaf kalo ceritanya gak jelas, alurnya kemana mana, masih dalam tahap belajar. Terimakasih 😍
KAMU SEDANG MEMBACA
SENJA
Novela JuvenilCerita ini hanyalah fiksi, mohon maaf sebelumnya apabila ada kesamaan dengan cerita orang lain. Karena itu adalah ketidak sengajaan.