Take 11 (Rumah Sakit)

31 2 0
                                    

Minggu ini adalah jadwal Naila untuk cek kesehatan dirumah sakit.
Raka datang dan menemani Naila serta Dewi.

Naila terlihat biasa saja.Ia duduk dan tidak sabar menunggu untuk membuktikan bahwa Naila sehat.

Naila:"Buk,Naila sehat,gak perlu cek kayak gini (menatap Dewi)"
Dewi:"(Mengusap puncak kepala Naila) Kan kita harus nurutin kata dokter."
Raka:"Iya Nai gak ada salahnya kan kita cek dulu,biar kalau ada yang salah bisa langsung dibeneri."
Naila:"Eh kamu kira aku mesin?"

Raka meringis.
Dewi:"Heh...nggak boleh gitu, manggilnya harus kakak ya."
Raka:"(Tersenyum pada Naila) Gak papa tan,namanya sekelas terus sebangku juga."

Naila menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Naila:"Eh...iya maafin Naila ya Kak."

Raka dan Dewi menertawai tingkah Naila.

Dokter keluar dari ruangan dan membawa sebuah amplop berisi hasil cek.

Dokter:"Buk Dewi,bisa kita bicara sebentar?"
Dewi:"(Mengangguk dan mengikuti dokter)oh....bisa dokter."

Naila dan Raka menunggu diluar.

Naila:"Kak,tau nggak kenapa Naila gak punya adek?"
Raka:"Emang kenapa?"
Naila:"Biar gak ada yang nyaingin Naila dirumah,hehe." (Tertawa)
Raka:"Mau dikasih adek nggak?"
Naila:"(Raut wajahnya berubah jadi masam) nggak lah.

Raka tertawa.
Raka:"ternyata kamu cerewet ya."
Naila:"Hehe.Peace (menunjukkan dua jari)"

Sementara didalam ruangan dokter,ada berita buruk yang menghancurkan setengah dari hati Dewi.

Dokter:"Buk,sebelumnya saya meminta maaf, kemungkinan kabar ini akan sulit diterima."
Dewi:"(memasang wajah bingung) memangnya anak saya sakit apa?"
Dokter:"Menurut hasil laboratorium,Naila telah menderita (...........) Sejak 3 tahun yang lalu."

Dewi menutup mulutnya.Air matanya berjatuhan mendengar kabar yang sangat buruk ini.

Dewi:"Tapi dok,Naila nggak pernah ngeluh sama sekali tentang apapun yang ia rasakan." (Sambil menangis)
Dokter:"Memang pada dasarnya penyakit ini akan terdeteksi ketika telah mencapai stadium akhir."
Dewi:"Astaghfirullahaladzim"

Dewi berusaha menyembunyikan hal ini dari Naila.Ia berusaha agar Putri tunggalnya itu tidak patah semangat.

Ia keluar dari ruangan dokter.
Naila yang tengah bergurau dengan Raka pun langsung berdiri.

Naila:"(Wajah penasaran)Gimana Buk?Nai sehat kan?"
Dewi:"(tersenyum dan mengangguk)
Naila:"Tuh...Kan bener Kak,Naila gak sakit.Ini tuh cuma gara-gara kecapek an aja kok"
Raka:"iyaa....iyaa....cerewet."

Regret (HISTORIA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang