- ALMOST - (거의)

722 76 14
                                    

   Sesuai janji, siang ini Jimin memarkirkan mobilnya dihalaman depan milik kakak angkat nya Hyejin, Kim Seokjin. Jimin datang untuk menjemput Hyejin dan membawanya pergi, ya walau hanya sekedar jalan-jalan biasa namun sepertinya hal ini sangat dibutuhkan Hyejin saat ini.

Chagi..” Ucap Jimin spontan ketika mendapati istrinya sedang berbicara serius dengan sang kakak.

Eoh? Oppa? Cepat sekali datangnya.. Memangnya ini jam berapa?” Ucap Hyejin yang sepertinya sedikit terkejut dengan kehadiran pria itu. Jimin segera mengecek jam digital yang berada dipergelangan tangan kirinya dan pas, jam menunjukan pukul satu siang, dan ini sesuai kesepakatan. 

“Jam satu siang, sesuai keinginan mu..” Hyejin langsung melihat jam nya juga guna memastikan ucapan Jimin, selanjutnya ia pun tersenyum kearah Jimin. “Ahaha, Nee, kau datang tepat waktu..” 

      Pandangan mata Jimin kini tertuju pada pria tinggi didepan Hyejin—Kim Seokjin. Jimin sedikit mengucapkan kekagumannya secara spontan didalam hati. Ya, pria ini begitu sempurna dengan proporsi tubuh bagus, juga visual yang sangat tampan, walau begitu entah kenapa Jimin merasa pria ini memiliki aura yang terkesan misterius meskipun ia murah senyum.

Wae Jimin-ssi?”  Tanya nya tiba-tiba, mungkin sedikit risih karena Jimin yang terus memandanginya. Dengan santai Jiminpun menggelengkan kepalanya. “Tidak..” Seokjin menyipitkan matanya kearah Jimin. “Lalu kenapa kau menatap ku begitu? Ada yang salah dengan ku?” 

Obseo.. Hyejin-ah, bisa kita pergi sekarang?” Ucap Jimin mengalihkan pembicaraan. “Tentu, kajja!” Ucapnya semangat. Hyejin pun kini menoleh kearah sang kakak untuk berpamitan. “Oppa, aku pergi dulu ya.. Byee..”. Seokjin pun membalas dengan anggukan dan senyum wibawanya. “Nee, hati-hati dijalan.” 

“Jimin-ssi, tolong jaga dia ya.. Jangan sakiti dia, dia adik perempuan ku satu-satunya.. Jika kau berani menyentuh nya dengan niat jahat maka kau akan berurusan dengan ku, Arrachi?” Ucap nya lagi-lagi dengan senyuman diakhir. Jika dilihat hal ini biasa saja, seperti pesan seorang kakak kepada orang lain agar senantiasa melindungi adiknya. Namun Jimin merasa ada hal janggal, tatapan itu seperti tersirat ancaman didalam nya. 

     Meskipun tidak tahu pasti, Jimin hanya berusaha bersikap sesantai mungkin menanggapinya, ya, jujur, ia tidak terlalu perduli dengan pemikiran liarnya kali ini tentang Seokjin. “Nee, Arraseo, aku akan menjaganya.. tenang saja.” Ucap Jimin dengan senyum senatural mungkin. 

    Mereka berdua pun segera pergi dari rumah besar itu untuk pergi jalan-jalan bersama. 

    Setelah seharian penuh bersenang-senang, malam nya Jimin dan Hyejin memutuskan untuk bersantai diruang tengah sembari menonton film kegemaran mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

 
  Setelah seharian penuh bersenang-senang, malam nya Jimin dan Hyejin memutuskan untuk bersantai diruang tengah sembari menonton film kegemaran mereka. Hyejin duduk dengan kedua kaki yang berada diatas sofa, kedua tangannya sibuk memeluk satu lengan Jimin dengan kepala yang tersandar dibahu sang suami. 

HOUSE OF CARD [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang