- Stay - (체재)

1.6K 145 11
                                    

Paginya sesuai janji, Jimin dan ayah barunya pergi kembali ke neraka bernama rumah itu. Perasaan Jimin senang bukan main ketika ia akan bersama dengan Yoongi untuk kedua kalinya setelah pertama pernah dipisahkan.

Setelah sampai Jimin dan ayahnya pun turun dari mobil hitam itu.

DORR..

Mata Jimin terbelalak ketika ia mendengar suara tembakan dari dalam rumah nya. Ia menatap ayahnya, lalu kembali fokus kedepan.

Tunggu, Yoongi!

Apa jangan-jangan yang tertembak itu hyung nya? Tanpa basa-basi lagi Jimin dan ayahnya langsung berlari masuk kedalam rumah nya. Ia tendang pintu itu hingga akhirnya pintu nya terbuka.

"HYUNG!!!" Teriak Jimin ketika ia berada diambang pintu.

"Astaga! Apa yang terjadi disini?!"Ucap ayah Jimin terkejut ketika melihat banyak darah dilantai.

Jimin memandang ayah lama nya yang sedang memegang senjata api, dengan istrinya yang berdiri disamping nya. Pandangan Jimin turun kearah korban yang tergeletak dilantai dengan bersimbah darah.

Jimin menutup mulutnya ketika ia melihat korban yang baru saja ditembak oleh appanya itu. Matanya buram karena air mata.

Tidak, kenapa harus dia?!

Jimin segera berjalan mendekat kearah korban itu, tentu ditemani oleh ayah nya. Appa lamanya itu hanya memandang datar kepada Jimin, lalu pandangannya kembali ke orang yang sudah ia bunuh.

"Jimin.. kenapa kau kemari? " Ucap ibu Jimin, namun Jimin tidak menjawab.

Jimin hanya fokus pada mayat yang sudah bersimpah darah itu. Setetes air mata pun berhasil keluar dengan mulusnya. Lutut Jimin terasa lemas, ia berlutut di lantai penuh darah itu.

Kemudian Membersihkan darah yang ada diwajah korban dengan tangannya yang lembut. Dan, ya, tentu saja setelah wajah itu sedikit jelas, Jimin langsung menangis saat itu.

"Mwohaneungeoya, Appa!? " Tanya Jimin sembari menatap mayat itu.

(Apa yang kau lakukan, ayah?!)

"Micheosseo! Kenapa kau membunuhnya, kyungRi?! "Tanya ayah Jimin.

(apa kau gila!)

"Aku tidak sengaja.. aku.. aku terlalu marah.."Ucap appa Jimin.

"Kenapa kau begitu sedih, Jim.. dia hanya pembantu, seorang pem--"

"Dia eomma ku! " Ucap Jimin seraya berdiri dari posisinya, menatap ibunya dengan tatapan tajam.

"Mwo?! Jimin aku ini eomma--" (apa)

"Jinjja? Apakah pernah eomma melakukan kewajiban eomma sebagai seorang ibu?! Bahkan ahjumma ini lah yang merawat ku jika sakit!!" Ucap Jimin dengan nafas yang naik turun. (Benarkah?)

"Apa yang eomma lakukan selama ini?.. Bahkan saat aku terluka eomma sama sekali tidak perduli, 'kan? "Ucap Jimin berapi-api.

"Kau benar-benar gila, KyungRi.. Kau tidak harus membunuh nya!" Ucap ayah Jimin.

"Sudah ku katakan aku tidak sengaja melepas pelatuknya.. apa kau tidak mengerti?!"

"Appa, dimana Yoongi hyung?"Tanya Jimin sembari menghapus air matanya.

"Dia tidak ada disini.." Jelas sang appa dengan wajah datar.

"Mwoya? Seolma, appa!" Ucap Jimin sembari menggelengkan kepalanya. (Apa? Tidak mungkin!)

HOUSE OF CARD [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang