Memang agaknya tidak mungkin Jika Jimin mengingkari ucapannya kembali untuk yang kedua kalinya. Namun sepertinya Park Jimin tetaplah Park Jimin, ia adalah seorang pria yang sudah dilahirkan untuk menjadi seorang kriminal didunia ini, tidak ada ruang ataupun kesempatan baginya untuk menjadi orang baik.
Semua yang dikatakan dan dilakukan pria ini selalu penuh kebohongan. Perjanjian yang diucapkan Jimin tidak ada yang benar, semuanya hanyalah omong kosong.
Seperti sekarang ini. Ketika Jimin dengan aktingnya menangis dihadapan Hyejin dan Yoongi, dirinya berkata dengan sangat meyakinkan jika ia tidak akan melalukan hal keji lagi, ia berjanji akan berubah menjadi lebih baik lagi, berjanji akan melindungi keluarganya, berucap jika ia akan menepati itu semua.
Seharusnya saat itu Yoongi sudah menyeretnya kekantor polisi.
Seharusnya saat itu Hyejin tidak pernah mempercayai pria ini.
Kata pada akhirnya lagi dan lagi pria ini berkhianat, ia mengingkari janjinya. Jimin melakukan tugasnya seperti dulu. Ia kembali melakukan tindak kejahatan setelah sempat berhenti beberapa bulan yang lalu. Sulit dipercaya, pria ini kembali memihak sang ayahnya.
“Dimana Abeoji?” Tanya pria itu dingin.
“Tuan Kim sedang menuju kesini.”
Jimin mengangguk, menandakan jika ia mengerti dengan laporan Vee.
Dihadapan Jimin, Yoongi tengah duduk terikat, dengan keadaan wajah yang penuh luka dan lebam. Sedangkan Hyejin, wanita hamil itu sedang tertidur dalam keadaan serupa, yang berbeda hanyalah wanita ini tidak memiliki luka lebam seperti kakaknya, karena Hyejin tertidur karena pengaruh obat bius.
Mereka berhasil dibawa oleh Jimin dan juga Vee ketempat rahasia ini. Meski dengan sedikit paksaan, akhirnya dua orang dewasa itu bisa dibawa juga.
“Dimana.. dimana dia? Dimana brengsek itu, huh?”
“Eoh? Sudah sadar rupanya..” Balas Vee dengan senyum kemenangannya.
Pria yang tadi pingsan karena kalah berkelahi dengan Vee akhirnya sadar. Vee cukup senang melihat hal itu. Ia senang, karena mungkin sebentar lagi perang yang sesungguhnya akan terjadi ketika pria bermarga Min ini sadar.
“Cih, diam kau! Aku bertanya padanya!” Ucap Yoongi ketus. Meski dalam keadaan terikat seperti ini Yoongi sama sekali tidak kehilangan keberaniannya. “Tenanglah, Hyung.. sebentar lagi abeoji sampai.” Ucap Jimin tenang.
“Kim Hyejin—“
“Ah! Dia… Itu, disana.” Tunjuk Vee, mengarah ke kursi yang letakknya agak jauh dari posisinya. Yoongi terkejut bukan main ketika tahu adiknya diperlakukan sama dengannya. Wanita itu di ikat juga. Melihat keadaan Hyejin yang juga pingsan tidak sadarkan diri membuat Yoongi sangat marah.
Pria itu sontak langsung menatap Jimin tajam. “Park Jimin, apa kau sudah gila, Hah?!” Teriaknya.
“KENAPA KAU MELAKUKAN ITU PADANYA?!”
“DIAMLAH!” Teriak Jimin tidak kalah keras.
Merasa geram Jimin berjalan cepat kearah pria yang sudah tidak berdaya itu dan menarik kerah kemejanya kasar agar pria itu mendongak menatapnya. “Lepaskan dia, dasar brengsek!” Umpat Min Yoongi, berani. “Kenapa harus ku lepaskan?”
“Kau sudah gila, huh?! Dia istrimu Park Jimin! Istrimu!”
“Dia adikmu ‘kan? Selamatkan dia kalau kau bisa. SELAMATKAN DIA KALAU KAU BISA, HYUNG!!” Teriak Jimin diakhir kalimatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOUSE OF CARD [END]
FanfictionPark Jimin, seorang pria yang sejak kecil hidup dengan ditemani bermacam jenis senjata, dengan pemandangan darah yang mengalir hampir setiap hari, dan luka-luka sebagai penghias anggota tubuh nya. Jangan salah paham! hal ini terjadi karena o...