Pria itu kembali memasuki pekarangan rumahnya. Dengan tubuh tegap nya, dia berjalan sembari membusungkan dada kearah depan. Banyak para pekerja dirumah itu yang menunduk sembari mengucapkan sapaan untuk sang majikan, namun yang disapa justru malah terus berjalan lurus tanpa membalas sapaan hangat tersebut. Hal itu sudah menjadi kewajiban para pekerja disini untuk memberikan hormat kepadanya sebagai putra angkat tunggal, jadi wajar jika ia bersikap seperti itu.
Tujuan nya sekarang adalah menemui sang ayah tercinta untuk melihat kondisi nya. Ia juga ingin memberitahukan hal lain mengenai sesuatu yang ayahnya sedang cari. Namun ketika tiba diruang kerjanya ia tidak mendapati sang ayah, padahal hari ini tidak ada jam kerja, jika diruang kerja nya ia tidak ada, lalu dimana?
"Kenapa appa tidak ada diruangannya?" Gumam pria itu.
Melihat sang ayah yang tidak ada diruangannya ia pun keluar dari sana dan melangkahkan kaki nya menuju kamar tidur sang ayah. Namun sama halnya, yang dicari pun ternyata tidak ada ditempat.
"Kamarnya juga kosong. Apa mungkin appa ada dikantor? Tapi hari ini tidak ada jadwal pergi kesana." Jimin semakin bingung mengenai keberadaan ayahnya.
Ia pun menarik ponsel nya dari dalam saku jaz dan menghubungi sang ayah melalui benda pipih itu. Dan hasilnya sama, tidak ada jawaban. "Appa kau dimana?" Jimin kembali mencoba menghubungi sang ayah beberapa kali, namun tidak mendapatkan jawaban.
Merasa frustasi ia pun membanting ponsel itu keatas kasur dan pergi dari kamar sang ayah. Melihat seorang wanita dewasa yang sedang bersih-bersih, Jimin pun mencoba bertanya kepada pekerja itu. "Ahjumma.." Panggilnya.
Wanita itu pun menengok dan membungkuk memberi hormat. "Nee?"
"Dimana appa?"
"Maaf tuan, saya tidak tahu dimana keberadaan Tuan Kim.." Ucapnya sopan.
"Kapan ahjumma terakhir melihat appa?" Tanya Jimin berusaha mencari petunjuk. "Eum, sepertinya kemarin malam." Jawab wanita itu jujur.
"Begitu ya.." Ucapnya kecewa. Jimin pun membuang nafas kasar dan pergi dari tempat itu."Baiklah,terima kasih."
Jimin berjalan melewati pekerja itu dan turun kelantai bawah. Ketika tiba dilantai bawah, dia menemukan sahabatnya sekaligus rekan kerjanya yaitu Vee. Jimin pun bergegas memanggilnya. "Vee, come here!"
Vee pun menoleh dan langsung bergegas pergi menghampiri orang yang memanggilnya.
"Ada apa?" Tanya nya ketika sampai dihadapan Jimin. "Apa kau tau dimana appa? Aku sudah mencarinya diruangan kerja juga kamarnya tapi dia tidak ada disana."
Vee nampak menatap keatas, berpose seolah ia sedang berfikir. "Mungkin Tuan Kim ada dikantor.." Tebaknya polos. "Tidak, tidak mungkin. Aku tau appa hari ini tidak ada kegiatan dikantor, dan dia tidak mungkin pergi kesana."
KAMU SEDANG MEMBACA
HOUSE OF CARD [END]
FanficPark Jimin, seorang pria yang sejak kecil hidup dengan ditemani bermacam jenis senjata, dengan pemandangan darah yang mengalir hampir setiap hari, dan luka-luka sebagai penghias anggota tubuh nya. Jangan salah paham! hal ini terjadi karena o...