DAY-1.1

171 15 17
                                    

SPIN OFF ROLANDA
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Bun, Dimas berangkat sekolah dulu ya," Ucapnya sambil mengambil sepotong roti di atas meja, lalu menyalami Bunda nya.

"Dim! Jangan lupa pulang sekolah beliin Una susu ya,"

"Susu monyet?"

"Susu sapi!"

"Monyet - monyet gini doyan nya susu sapi," Cibir Dimas.

"Una itu lutung! Bukan monyet! Gini - gini juga dia adik kamu!"

"Iya deh Bun, yaudah Dimas berangkat dulu ya,"

"Dadah Una. Kakak berangkat dulu ya, jagain Bunda. Jangan nakal. Uu aakk!" Dimas mengusak kepala Una, sedangkan Una hanya bisa kiceup menanggapinya. Dia hanya mengerti kalimat terakhir yang artinya-Una cantik banget.

"Maaf ya Na, Kakak kamu kadang suka kaya monyet, susah dibilangin!" Una menanggapinya dengan dua kali kiceup—artinya gak apa - apa yang penting Kakak ganteng

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Maaf ya Na, Kakak kamu kadang suka kaya monyet, susah dibilangin!" Una menanggapinya dengan dua kali kiceup—artinya gak apa - apa yang penting Kakak ganteng.

Una selalu mengerti apa yang dikatakan Bundanya.

-----------------------------------------------------------

"Astagfirullah!"

Apa lagi ini?!

Sungguh! Dimas hanya ingin pergi ke sekolah, tapi banyak sekali halang rintang yang harus dia hadapi.

Bunda.

Monyet.

Eh. Una lutung, bukan monyet.

Dan sekarang?

Seorang gadis sedang berjongkok di depan rumah nya. Pagi buta kaya gini?!

"Bayi toa? Ngapain lo dirumah gue?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bayi toa? Ngapain lo dirumah gue?"

"Lo bilang apa tadi?!"

ENAM HARI DIMAS VAN LEVIN (√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang