Day-2.1

115 12 13
                                    

SPIN OFF ROLANDA
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Esok paginya, Dimas tidak terkejut lagi dengan kehadiran Rachel yang sudah berjongkok di depan rumahnya.

Tapi dia mengerutkan keningnya bingung, karena Rachel yang tidak bergeming sedikit pun.

'Dia gak mungkin mati kan?'

Dimas mendekati gadis itu dan ikut berjongkok dihadapannya.

Dimas mendekati gadis itu dan ikut berjongkok dihadapannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Dia—tidur?'

Dimas terkekeh pelan melihat wajah tidur Rachel, tangannya terulur menusuk - nusuk pipi gadis itu dengan telunjuknya.

Rachel mengerjap lucu saat merasa terusik. Di hadapannya kini, samar - samar dia melihat pria yang gantengnya kebangsatan.

"Apa gue udah ada di surga?"

"Lo di depan rumah gue!"

Saat nyawanya sudah terkumpul matanya langsung membola ketika melihat wajah tampan Dimas yang begitu dekat.

"Dimas?!" Rachel terlonjak dari acara jongkoknya.

"Nih, jatah susu pisang lo," Rachel menerimanya dengan senyum lebar.

"Makasih Mas Dimas ku yang ganteng," Dimas memutar bola matanya malas menanggapinya.

"Ngapain sih lo pagi - pagi udah kesini?! Kan bisa tar siang aja pulang sekolah,"

"Gue gak bisa. Pulang sekolah, gue cuma bisa nemenin lo tiga jam aja,"

"Kenapa?"

"Dim! Kita udah telat!" Dimas melirik jam ditangannya, lalu membolakan mata.

"Sial!"

"Woy! Kenapa lo masuk lagi ke dalem rumah?!" Dimas mengabaikan panggilan Rachel, lalu kembali dengan membawa motornya.

"Biar cepet, pake motor," Rachel menatap motor Dimas heran.

"Katanya motor lo di bengkel!"

"Naik atau mau gue tinggalin?" Rachel mempoutkan bibirnya, sebelum akhirnya menaiki motor Dimas.

-----------------------------------------------------------

Dimas menghentikan motornya di depan gerbang sekolah Rachel, sejenak gadis itu mengatur napasnya yang sempat tersendat setelah turun dari motor itu.

"Bawa motor kaya mau ngajak gue mati!" Kesal Rachel, sambil memukul lengan Dimas.

"Urgen!"

"Urgen, urgen! Kalau gue mati beneran gimana?! Gue tuh masih punya cita - cita yang belom gue capai tau! Gue kan ingin jadi mama yang baik buat anak gue nanti,"

ENAM HARI DIMAS VAN LEVIN (√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang