Day-5.2

84 12 21
                                    

Sebelum membaca tolong di vote. Sambil berjalan koment dah yang banyak. Terakhir boleh di share juga yaa 💕 😊
.

SPIN OFF ROLANDA
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Dimas merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur, sambil menatap langit - langit kamarnya setelah menjalankan hari pacar boongan nya bersama Rachel.

Dia menghela napasnya kasar. Bingung apa yang harus dilakukan. Perkataan Rachel terakhir kali terus terngiang di otaknya.

'Kasian juga kalau dia gak pernah ngerasain ulang tahun seumur hidupnya,'

'Gimana kalau besok kesempatan terakhir Acel untuk ngerayain ulang tahun nya?'

Dimas mengusak rambutnya kasar.

"Gue harus gimana?!"

-----------------------------------------------------------

Dimas terduduk di salah satu meja yang berderet rapi di Resto Mak Esih, dia menatap ke arah jendela, melihat kendaraan yang lalu - lalang adalah hal yang menarik sekarang.

"Dimas!" Seru dua orang gadis dengan suara cemprengnya, hal itu membuat atensi Dimas teralih pada kedua gadis yang kini ada di hadapan-nya.

"Duduk," Tawar Dimas, tapi bagi kedua gadis itu, terdengar seperti perintah.

Menyebalkan.

Tidak ingin mempermasalahkan-nya, akhirnya mereka menurutinya saja. Dua gadis itu—Tasya dan Cindy, mendudukkan dirinya di hadapan Dimas.

"Jadi_"

Ting..Tung..Ting..Tung

Banyaknya notifikasi yang sedari tadi diabaikannya, membuat Dimas jengah.

"Ada apaan sih? Rame bener," Gumam Dimas sambil mengotak - atik ponselnya.

"Tunggu bentar, kalau lo berdua mau pesen makan atau minum, pesen aja," Tawar Dimas masih tidak mengalihkan atensinya dari ponsel. Sedangkan kedua gadis itu meraih cepat menu dihadapannya.

"Taskuy, kita pesen yang paling mahal," Bisik Cindy, dan mendapat sikuan pelan dari Tasya.

Mata Dimas membola, saat melihat notifikasi itu beralamat di postingan Rachel.

"Nih bocah ngapain post foto gue?!" Pekik Dimas, membuat Tasya dan Cindy menatapnya bingung.

"Gak bisa gue biarin nih si Acel!" Kesal Dimas sambil mendeal nomor telfon Rachel.

Tasya yang mulai memahami permasalahannya, menahan tangan Dimas yang sepertinya akan menelfon Rachel.

"Dim, please! Biarin aja. Lo tega sama Acel? Gue gak mau denger Acel nangis lagi ke gue. Biarin dia seneng. Cuma sebentar," Ucap Tasya memohon, perkataan gadis itu membuat Dimas mengurungkan niatnya, dan meletakkan ponselnya di atas meja.

"Mending kita fokus aja sama rencana kita," Usul Tasya.

Dimas menghela napasnya pelan, sebelum mempersilahkan.

ENAM HARI DIMAS VAN LEVIN (√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang