Mata tajam James terpaku pada pria yang dengan tidak tau dirinya menerobos ke mansionnya dan masuk ke kamar adiknya.
Yah, Andreas si brengsek itu entah dari mana tiba tiba muncul di kamar Jessica.
"Apa yang kalian lakukan?"
Andreas menatap James yang bersandar di pintu.
"Beberapa hari yang lalu aku menghubungi Elizabeth, ia mengatakan Jessie sedang sakit dan tidak pernah masuk kantor bahkan pesan ku Jessie abaikan jadi maafkan aku terpaksa ke mansion mu dan menjenguk Jessie karena khawatir""Jessie? Kalian sedekat itu?" Sarkasnya dengan nada tidak bersahabat.
"Bisakah kau keluar dari kamar ku? Aku muak melihat wajah mu James" usir Jessica namun bukannya pergi pria itu menatap Jessica lekat.
"Kau seberani itu sekarang? Kau mengusir ku?" James menyilangkan kedua tangannya di depan dada menatap serius manik mata Jessica mengabaikan Andreas yang kebingungan.
Jessica memutar bola matanya kesal, tidak peduli pada kemarahan yang terlihat jelas di mata pria itu.James kembali bersuara
"Aku tak habis pikir bagaimana bisa Mommy memungut anak yang tidak memiliki sopan santun sedikit pun, orang tua mu pasti bangga mempunyai anak seperti mu "Jessica mengepalkan kedua tangan mungilnya dan mendekati James kuku kuku tajamnya sudah siap menancap di wajah tampan James. Namun, ia kalah cepat James sudah menangkap pergelangan tangannya sebelum ia mencakar cakar bak kucing.
"Upss, aku lupa kau tidak punya orang tua" sinis James dengan senyum kemenangan.
Jessica menghentakkan tangannya hingga terlepas dari genggaman James, kemudian menjauh dari pria itu.
"Diam brengsek""Sebaiknya aku pergi" pamit Andreas mengerti akan situasi.
"TETAP DI SITU"
"PERGILAH"Andreas meringis pelan.
"Kenapa kalian membentak ku? Aku tidak tau permasalahan kalian sebaiknya aku pergi"Dan benar, Andreas benar benar pergi dia tau dia tidak seharusnya ikut campur dalam masalah mereka.
"Kau memanggilnya kemari?" Jessica meraih ponselnya mengabaikan pertanyaan James.
Tidak mendapat jawaban James kembali mengulang pertanyaannya.
"Hei jalang, apa kau memanggil pria itu kemari?""Apakah mulutmu di ciptakan hanya untuk memaki?" Jessica menggeram James terus saja menghinanya.
"Kau memang jalang bukan? Kau memanggil lelaki lain ke mansion ku dan berduaan di dalam kamar saat Mommy dan Daddy tidak ada di sini bahkan aku tidak tau apa yang akan kalian lakukan jika aku tidak pulang cepat dari kantor " jeda sejenak kemudian melanjutkan ucapannya.
"Aku heran bagaimana bisa kau masih perawan kemarin? Melihat kelakuan mu yang seperti pelacur sungguh membuat ku terkejut bahwa kau masih tersegel" Ada nada mengejek saat ia mengatakan itu tentu saja Jessica murka.
"Jaga ucapan mu James"
James mendekat Salah satu bibirnya terangkat membentuk seringaian sinis.
"Sekali jalang tetaplah Jalang"bisiknya pelan lalu berbalik meninggalkan Jessica.
Baru beberapa langkah sesuatu yang keras menghantam punggung James ia berbalik dan menemukan vas keramik sudah berhamburan di lantai.
Bukannya meringis kesakitan James malah tersenyum namun senyum yang terlihat mengerikan.
"Apa kau sadar apa yang kau lakukan Jessica?""Ya" jawabnya singkat lalu perlahan mundur jujur saja senyum di wajah James tidak menenangkan nya melainkan membuat nyalinya menciut.
Dengan sekali tarikan Jessica sudah di bawah kendali James, James menarik Jessica dan mendorongnya ke tembok.
"Apa yang kau lakukan kak?" Jujur saja Jessica Sangat ketakutan dari jarak sedekat ini mata elang James menatap setiap inci wajahnya bahkan ia dapat merasakan deru nafas James menerpa wajahnya.
"Memberi mu pelajaran, apa lagi?"
Jessica menyerngit bingung James mundur selangkah memberi ruang, hingga pipi kiri Jessica memanas.plak
Suara tamparan terdengar nyaring di ruangan itu, James menamparnya.
"Ap-?" Baru saja Jessica ingin memaki tapi sekali lagi tamparan mendarat di pipi kanannya telinganya terasa berdengung keras pandangannya mengabur namun ia tetap berusaha mempertahankan kesadarannya.
Tubuh Jessica bergetar hebat ingatan malam itu kembali lagi, ingatan saat James menyiksanya dan memperkosanya.
"Kau mau acting? Apa aku akan takut jika melihat mu bergetar seperti itu? Tentu tidak adik ku sayang" Jessica semakin bergetar ia mulai berkeringat dingin tangan yang saling bertautan terlihat sangat pucat.
Sepeninggal James tangis Jessica pecah pria itu terus saja menyakitinya bukan hanya hatinya bahkan fisiknya pun telah James sakiti.
Namun lagi-lagi ingatan malam itu muncul lagi napas Jessica terasa sesak bahkan dadanya tiba-tiba kesakitan, keringat makin membanjiri pelipisnya.
"Kenapa aku selalu lemah saat berhadapan dengan pria itu?"tanyanya pada dirinya sendiri sebelum kesadarannya benar benar hilang.
***
"Apa kau yang melukai Jessica brengsek?"
Brandon menarik kerah baju James ia baru saja mendengar kabar bahwa Jessica di rawat di rumah sakit wanita itu belum sadarkan diri sejak 12 jam yang lalu.Tieska mendekati keduanya lalu berbisik
"Kau bisa menyakitinya Brandon""Biarkan saja Mom aku ingin lihat seberapa kuat pria yang akan menjadi suami adik ku" sarkasnya.
"Diam kau, aku tau kau yang melukai Jessica hingga seperti ini katakan apa yang terjadi brengsek?" Brandon semakin teriak.
James melepaskan cengkraman tangan brandon pada kerahnya lalu tertawa mengejek.
"Apa kau tidak malu? Kau seperti orang gila yang terus berteriak pelankan suara mu"Bukannya berhenti brandon semakin kesetanan.
"Apa kau tau? Jessica adalah satu satunya perempuan yang ingin aku lindungi, bagaimana jika ia kenapa napa?""Kau pikir dia separah itu? Tunangan mu hanya acting di dalam sana dia baik baik saja hanya pura-pura lemah saja"
"Tidak bisakah kalian diam? Ingatlah ini rumah sakit"cetus Bian yang baru saja keluar dari ruangan Jessica.
"Jessica sudah sadar kalian boleh masuk"tukas dokter cantik yang muncul di belakang punggung Bian.
James tertawa mengejek menatap Brandon menantang
"Lihatlah aktingnya baguskan? Mendengar suara mu saja dia tiba-tiba sadar sepertinya Jessica mu cocok menjadi artis""Diam kau brengsek"
Jessica mendengar langkah kaki yang mendekatinya namun matanya masih terpejam, tentu saja ia mendengar keributan Brandon dan James di luar sana tapi ia tetap setia memejamkan matanya enggan untuk kembali melihat dunia ini dan tentu saja enggan untuk melihat James.
"Tubuhnya melemah sepertinya akhir akhir ini tidak makan teratur dan dia kelelahan tapi bisakah kalian sampaikan pada pacarnya jangan terlalu berlebihan saat melakukan hubungan seksual karena itu menyakiti Jessica bahkan akan sangat berbahaya jika Jessica mengalami trauma saat ini masih pembengkakan di area kulitnya tapi jika terus terusan melakukan bahkan memaksa itu bisa jadi penyebab Jessica mengalami trauma psikis" jelas dokter tersebut.
Bian menatap Jessica sendu kemudian memberikan tatapan tidak bersahabat pada James.
"Apa? Tunggu Jessica tidak punya kekasih"bantah Tieska.
"Tapi kenyataannya begitu Jessica kelelahan dan banyak lebam lebam di tubuhnya seharusnya anda lebih memperhatikan anak anda bisa jadi ini kasus pemerkosaan perhatikan mental anak anda jika traumanya terus berlanjut itu akan sangat berbahaya" jelasnya kemudian pamit meninggalkan James, Brandon, Tieska dan Bian.
.
.
James jahat banget hiks🤧
.
.
Maaf banget yah🥺 mungkin udah banyak yang lupa alurnya karena kemalaman update tapi aku lama update karena akunnya gak bisa masuk masuk tapi Alhamdulillah sekarang udah bisa kok, maaf banget buat kalian nunggu lama♥️janji lusa bakal up lagi
Jangan lupa vote dan komen yah temen temen

KAMU SEDANG MEMBACA
Devil Brother
Roman d'amourFOLLOW SEBELUM BACA "Kau bertanya apa yang aku lakukan?" Jessica membisu, ia tak mungkin menjawab pertanyaan James. Sekali ia menggerakkan bibirnya, bibir mereka akan bersentuhan saking dekatnya jarak keduanya bahkan Jessica dapat mendengar detak j...