5. DEVIL BROTHER

33.2K 1.4K 18
                                    

Jessica semakin mundur otaknya memberikan peringatan bahwa bahaya di depannya namun kakinya tidak mampu berlari yang ia lakukan hanya mundur seperti seorang pengecut.

"Tangan mana?"

Jessica diam, apa maksud James?

"Tangan mana yang ingin memukul ku? Apakah yang ini?" James meraih tangannya Jessica.
Ia senyum sinis saat merasakan tangan Jessica yang dingin dan bergetar.

"Maafkan aku kak aku tidak akan mengatakan hal bodoh lagi"

"Maaf katamu? Setelah kau mengatakan ingin memukul ku dengan sangat berapi api dan sekarang kau mengatakan maaf?"

Jessica diam ia tidak tau apa yang harus ia lakukan
James marah saat ia mengatakan akan memukulnya tapi saat ia minta maaf James juga terlihat marah sebenarnya apa yang di inginkan pria itu?

James maju selangkah mengisi ruang kosong di antara mereka, tangannya masih menggenggam tangan dingin Jessica.

"Pukul, kau bilang kau akan memukul ku bukan? Sekarang pukul aku agar kau puas sebelum aku menghukum mu"

Jessica takut,dia lebih memilih James yang marah-marah di depannya dari pada tenang seperti sekarang tapi sangat menakutkan.

"Tidak kak"

"Baiklah jika itu mau mu".

James kembali meremas tangan Jessica dengan sangat kuat hingga gadis itu meringis kesakitan.

"Aw- sakit kak"

"Kak aku mohon lepaskan aku"

Ia semakin ketakutan saat tangan kirinya terasa nyeri karna menggenggam James terlalu kuat seperti ingin meremukkan tangannya.

"Kenapa kau tidak memukul ku? Kemana gadis tadi yang berapi-api mengatakan akan memukul ku?"

"Kak tolong lepaskan aku"

James semakin mencengkram tangan Jessica lagi-lagi Jessica meringis memunculkan senyum kemenangan pada wajah James hingga ia melepaskan tangan Jessica yang tadinya pucat sekarang terlihat memerah.

James semakin mempersempit jaraknya wajahnya kini benar-benar di depan wajah Jessica.

"Dan bibir ini" James menyentuh bibir bawah Jessica.

"Berani-beraninya mengatakan ingin memukul ku"

Jessica menunduk namun James menahan dagunya  mengunci tatapan mereka.

"Bibir mu harus di beri pelajaran"

Mata Jessica melotot, apa yang akan pria itu lakukan?

"Kenapa kau tidak mengatakan Sesuatu Jessica? Bukankah tadi kau sangat cerewet mengatai ku?"

"Ma-"

Plakk

Ucapannya terhenti dan wajahnya terasa berdenyut pipinya seakan memanas. James menamparnya, Jessica menyentuh pipinya rasa panas menjalar ke seluruh wajahnya.

James tersenyum menang melihat ujung bibir Jessica yang terluka ia tertawa seakan akan tidak melakukan kesalahan.

"Itu akibatnya kalau kau terlalu banyak bicara"

***

"Kau tidak apa-apa?" Jessica tersentak melihat Elizabeth berdiri di depannya ia pikir Elizabeth sudah pulang.

"Apa yang kakak lakukan di sini?"

"Apa lagi jika bukan membantu mu"

Jessica hanya beroh ria dan melanjutkan pekerjaannya.

Devil BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang