23. DEVIL BROTHER

3.4K 136 8
                                    

Jessica mengetuk pelan ruangan James, entah berapa lama ia tidak menginjakkan kaki di kantor ku dan hari ini ia datang dengan membawa bekal yang di buatkan mommynya

Mata tajam James teralih dari handphonenya.
Alisnya terangkat melihat siapa yang datang, wanita gila di depannya yang meninggalkannya kemarin muncul dengan wajah tidak bersalahnya.

"Oh ayolah harusnya kau yang merasa bersalah bajingan" apakah itu suara malaikat di hatinya?

"Sejak kapan kau punya malaikat di hati mu"James menggeleng pelan, apa yang ia pikirkan

"Mommy menitipkan ini pada ku, kau harus memakan makanan yang sehat" Jessica meletakkan kotak yang ia bawa namun sebelum dia berbalik James menarik tasnya.

"Apa apaan kau" pekik Jessica.

"Suapi aku"

Jessica melotot demi tuhan pria ini sungguh menyebalkan.

"Lepaskan aku, kau masih memiliki tangan yang berfungsi dengan baik jangan bertingkah, aku akan pergi Andreas menunggu ku" pamit Jessica namun James kembali menahannya.

"Apa kau mencintai pria itu?

"Aku rasa kau tidak ada hak untuk menanyakan hal itu" ejek Jessica seraya membenahi barangnya yang berserakan karena tarikan James tadi.

"Aku tidak suka berbagi pada siapapun" desis James.

"Apa yang kau bicarakan lepaskan aku James, Andreas menunggu ku"

"Jangan menyebut nama pria bajingan itu, harus berapa kali ku katakan agar kau mengerti"

Jessica menelan ludahnya ada apa dengan pria ini, harinya telah rumit tapi James datang menambah masalah.

"Apa salahnya aku menyebut nama calon suami ku sendiri" mata James memerah sepertinya Jessica sudah semakin pintar memancing emosinya.

"Ku bilang jangan menyebut nama pria lain di hadapan ku" untung saja ruangan James kedap suara jika tidak mungkin semua karyawan akan mendengar teriakannya.

"sepertinya kau harus ke dokter mungkin saja di kepala mu ada benturan, selama ini kau tidak peduli apapun tentang aku dan kau malah teriak seperti orang kesetanan hanya perkara aku menyebut nama calon suami ku" Jessica tersenyum singkat melihat keterdiaman James lalu meninggalkan pria itu yang masih bertengkar dengan egonya.

"Sialan" desis James melempar handphone yang sedari tadi Iyya genggam.

Jessica tersentak di depan pintu, handphone yang berlogo Apple itu Kini berserakan.

"Apa kau gila?" Teriak Jessica namun belum sempat James menjawab seorang perempuan baru saja masuk tanpa menghiraukan Jessica, wanita itu berlari memeluk James.

Dalam hitungan detik sikapnya berubah
Ia mendekati Claudia dengan senyuman di wajahnya.

"Jangan bilang kita tidak jadi keluar hari ini" tuding Claudia dengan wajah yang menekuk.

"Apapun untuk mu, kau tunggu aku di bawah akan ku selesaikan sedikit lagi kerjaan ku" di jawab anggukan oleh Claudia bahkan wanita itu mengecup rahang James lalu berjalan melewati Jessica.

Jessica yang hendak keluarpun kembali di cegat oleh James

"Kau tetap di sini, bereskan kekacauan yang kau perbuat"

"Kau yang membuat kekacauan ini, aku ada urusan" bantah Jessica.

"Kembali ke sini atau kau akan menyesal"ancam pria itu namun tidak berhasil menundukkan Jessica.

"Persetan" teriaknya meninyggal James.

Sial

***

Devil BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang