"PULANG" sinisnya dengan wajah memerah.
"Kau menyakitinya James" geram Brandon, James benar-benar menariknya paksa mengabaikan Jessica yang kesakitan.
James tersenyum mengejek menatap Brandon tajam.
"Tidak usah peduli pada adik ku pikir saja ponakan mu yang tidak tau apa-apa kau renggut kepolosannya" ucapnya dengan menekan kata Adik sebelum menyeret jessica mengikutinya."Brengsek" umpat Brandon lalu kembali ke apartemen nya.
"Bagaimana keadaan mu?" Tanyanya pada Elena yang masih setia merengkuh bak janin, namun wanita itu hanya bergeming mengabaikan berbagai pertanyaan yang di lontarkan Brandon Perasaan campur aduk menghantui Elena.
"Oke aku minta maaf kau mabuk Elena dan kau yang memaksa ku" finis Brandon.
"Uncle tau kan aku menyukai James? Kenapa uncle melakukan ini?"
Rasa bersalah yang tadinya menyeruak di dada Brandon kini hilang di gantikan kemarahan.
"Bahkan setelah berhubungan badan dengan ku kau masih memikirkan pria brengsek itu?""Kau yang brengsek sialan bahkan kau yang merenggut kesucian ku sedangkan James dia selalu memperlakukan aku layaknya ratu"teriak Elena tak kalah keras.
"Kau belum mengetahui kebejatan dia jangan terlalu mengagungkan pria itu" sinis Brandon sebelum keluar kamar menguncinya dari luar.
Sedangkan Jessica dilanda rasa panik, James benar-benar marah saat ini tangannya masih saja di tarik paksa bahkan tadi saat di jalan pulang beberapa kali James hampir menabrak pengendara lain.
"Aku mohon lepaskan aku" James berhenti, berbalik menatap Jessica yang memelas di penuhi air mata di wajahnya bahkan hidung mungil gadis itu memerah namun tiba-tiba saja wajah Elena yang menangis muncul di pikirannya, Kebencian menjalar di dada James ia kembali menarik Jessica dan melemparnya ke kasur.
"Apa yang ingin kau lakukan kak?"
Mata Elang James meneliti setiap sudut wajah Jessica, gadis itu memohon agar James tidak melakukan hal yang tidak tidak tapi itu terlambat kemarahan sudah menguasainya.
Jessica menggeleng keras ia beringsut menjauh, Berharap James tidak akan melakukan hal yang tidak-tidak.
"Jangan kak, kalau kakak tetap maju aku akan teriak"ia terkekeh kecil mendengar ancaman Jessica.
"Teriaklah hingga kerongkongan mu kering di sini kedap suara Jessie dan ingat kita hanya berdua di apartemen ini"
Jessica berusaha kabur namun James lebih gesit, lengan kokohnya sudah menggapai perut rata Jessica menariknya mendekat dan membaringkan secara paksa tubuh kecil Jessica mengabaikan teriakan pilu gadis itu.
Suara Jessica tenggelam saat bibirnya di bungkam oleh bibir hangat James. Pria itu menjilat melumat bahkan mengigit bibir bawah Jessica memaksa bibir itu agar menyambutnya.
Ciumannya beralih pada leher Jessica membuat beberapa tanda di leher putih gadis itu, mengabaikan air mata yang mengalir serta tangisan pilu Jessica.
"Kumohon hentikan kak" pintanya dan benar James mengangkat wajahnya menjauhkan diri dari jessica.
Ada Secercah harapan untuk jessica namun bukannya melepaskan James malah menampar kedua pipinya dengan sangat keras.Dengan satu tangan James mengunci kedua tangan Jessica di atas kepala Sedangkan tangan yang lain berusaha melepaskan seluruh pakaiannya yang melekat pada tubuh gadisnya. Gadisnya? Ya Jessica akan menjadi gadisnya malam ini.
"Kau bisa mencakar memukul bahkan menggigit ku"
Ucapnya tiba-tiba melembut namun tidak dapat merubah tatapan kebencian di mata Jessica. james tidak peduli yang ia inginkan saat ini adalah memiliki Jessica sepenuhnya."Ini akan sedikit sakit karena ukuran ku beda dengan pria yang pernah memasuki mu lakukan apapun yang kau inginkan untuk mengurangi rasa sakitnya"
Ia membuka satu persatu kancing bajunya hingga keduanya telanjang bulat Jessica memalingkan wajahnya terlalu malu dan benci untuk menatap pria di depannya.
James menindih tubuh Jessica memegang dagu gadis itu dan menariknya kedepan agar tidak berpaling.
"Apa kau mendengar ku?"
Jessica tidak menjawab sorot matanya menunjukkan kebencian yang di tanggapi kekehan kecil oleh pria itu, hingga ia merasakan sesuatu yang panas berada di bibir vaginanya.
"Teriaklah, semakin kau teriak semakin membuat ku bersemangat"
James mendorong perlahan miliknya terasa sangat sempit.
Berapa lama wanita ini tidak bercinta?
Gadis itu meremas sprei di sampingnya rasa sakit yang ia rasakan di bawah sana membuatnya ingin berteriak sekencang mungkin.
"Lihatlah keperkasaan ku kau bahkan kesakitan"
Senyum kemenangan muncul di bibir James melihat Jessica memejamkan matanya menahan sakit.
Hingga senyum itu lenyap saat merasakan penghalang di dalam sana dengan sekali hentakan James menembusnya, bersamaan dengan teriakan Jessica yang menggema di ruangan itu.Ia tidak bergerak hanya mendiamkan miliknya di dalam sana membiarkan Jessica terbiasa.
James ingin mencium bibir Jessica dengan maksud untuk mengalihkan rasa sakitnya tapi Jessica menghindar hingga bibirnya hanya menyentuh rahang Jessica.
"Oh sepertinya kau suka aku bermain kasar"
Jessica menangis air matanya terus saja keluar Ia benci james dia benci dirinya yang begitu lemah sahabatnya berbohong, ia mengatakan bercinta adalah hal yang menyenangkan Kenikmatan yang sangat memabukkan dan ia percaya itu tapi ternyata kenyataannya sangat sakit Jessica menggigit bibirnya menahan sakit dan memejamkan matanya berharap siksaan itu akan segera berakhir.
James memaju mundurkan pinggulnya tanpa menghiraukan Jessica yang kesakitan.
Napas keduanya memburu Jessica telah mencapai klimaks sebanyak tiga kali dan apakah James akan menghentikannya? Tentu saja tidak.
Pria itu tersenyum setiap merasakan Jessica memegang dan bergetar bersamaan dengan desahan yang sengaja Jessica tahan tapi tetap saja desahan itu lolos di bibirnya.James mulai meracau sesekali mencium bibir Jessica, gadis di bawahnya menatap kosong dan lagi lagi terlihat kesakitan tapi James tidak peduli dia butuh pelepasan saat ini, James semakin mempercepat goyangannya hingga merasakan tangan kecil mencengkram kedua pundaknya di tatapnya Jessica yang terpejam gadis itu akan mencapai orgasmenya, James mempercepat goyangannya hingga tubuh Jessica melengking dan mendesah panjang, membuat bibir James terangkat saat sesuatu di bawah sana berdenyut seakan mencengkeram dan membungkus miliknya.
James mengecup bibir Jessica membalikkan tubuh wanita itu dan kembali memasukkan miliknya.
Suara desahan serta paha yang beradu menemani keduanya malam itu entah yang berapa kali Jessica mendapatkan orgasmenya. Ia tak tahu, ia merasa lelah hingga kantuk menghampirinya mengantarkannya pada mimpinya.
James keluar dari kamar mandi setelah permainan hebatnya, Matanya mencari jam dan cukup kaget melihat jam 3 pagi dia mendekati Jessica yang sedang tertidur membuang selimut mengantikan tubuhnya untuk menghangatkan gadis itu.
Gadis? Jessica bukan lagi gadis malam ini, Jessica telah menjadi wanita, wanitanya.
James tersenyum miring mengingat percintaan mereka, sangat menakjubkan. Percintaan? Lebih tepatnya pemerkosaan yang ia lakukan pada adiknya sendiri.
.
.
.
.
.
.
Jahat banget gak sih?🥺
.
.
Jangan lupa vote dan spam komen ✨♥️
KAMU SEDANG MEMBACA
Devil Brother
RomanceFOLLOW SEBELUM BACA "Kau bertanya apa yang aku lakukan?" Jessica membisu, ia tak mungkin menjawab pertanyaan James. Sekali ia menggerakkan bibirnya, bibir mereka akan bersentuhan saking dekatnya jarak keduanya bahkan Jessica dapat mendengar detak j...