Kesehatan Jessica semakin hari semakin membaik berkat Tieska, Brandon dan Andreas.
Satu hal yang ia syukuri Tieska sampai saat ini tidak pernah menanyakan pertanyaan pertanyaan yang di lontarkan dokter cantik yang merawatnya seminggu lalu, Tieska hanya menyarankan memakan makanan sehat serta melupakan segala sesuatu yang tidak seharusnya Jessica ingat.Tentu saja Jessica tau bahwa Tieska mengetahui soal pemerkosaan yang ia alami tapi Tieska sampai saat ini bungkam.
"Mau buah?" Andreas meraih kursi di samping Jessica dengan membawa beberapa buah, Jessica mengangguk pelan.
"Jangan terlalu baik pada ku"gumam Jessica, Andreas yang mengupas kulit buah menyerngit heran.
"Maksud mu?"
"Aku takut jatuh cinta pada mu"
Andreas tersenyum simpul
"Tidak ada yang salah akan hal itu bukan?"Jessica terdiam cukup lama kemudian kembali bersuara
"Bawa aku pergi dari sini""Apa yang kau katakan? Ini rumah mu"Jessica hanya menjawabnya dengan gelengan pelan.
"Apa dia menyakitimu?"Tanyanya akhirnya mengerti arah pembicaraan Jessica, namun wanita itu hanya bungkam.
"Katakan pada ku jika dia menyakiti mu kau aman bersama ku Jessie, sekali lagi aku bertanya apa dia menyakitimu? "
Seketika Andreas dibuat kebingungan tangan Jessica yang bertautan mulai bergetar wajah yang tadinya segar kini terlihat pucat.
"Hei apa yang terjadi?" Andreas meraih tangan Jessica menggenggamnya seolah menguatkan wanita kecil itu.
"James terus saja menyakiti ku bawa aku pergi dari sini ku mohon" lirihnya.
Andreas meraih Jessica kedalam pelukannya hingga tubuh Jessica yang bergetar berangsur-angsur membaik.
"Menikah dengan ku hanya itu yang dapat membebaskan mu dari James" Jessica menggeleng, tentu saja itu bukan ide yang baik.
"Percaya padaku Jessica dan menikahlah denganku" tutur Andreas mantap.
"Heii apa kalian melupakan ku? di sini aku tunangan Jessica hanya aku yang boleh menikahi Jessica"cerocos Brandon yang tiba-tiba berdiri di hadapan keduanya.
"Lepaskan tanganmu dari tunangan ku Andreas"
Ketiganya terjebak dalam keheningan yang cukup lama.
"Aku akan menikah dengan Jessica""Jangan gila dia tunangan ku" lagi lagi Brandon menekankan kata tunangan.
"Kau masih terjebak dalam status kakak adik mu dengan Elena tapi terus saja mengatakan Jessica tunangan mu bahkan kau tidak melakukan peran mu sebagai tunangan"
Brandon bungkam perasaan bersalah menjalar di dadanya, Benar yang Andreas katakan selama ini ia tidak melakukan tugasnya sebagai tunangan bahkan hanya fokus pada Elena dan mengabaikan Jessica.
"Apa rumah ku sekarang menjadi perkumpulan para pria?"
James berdiri depan pintu dengan menatap satu persatu pria di kamar itu kemudian berlalu."Apa dia setan datang dan pergi semaunya? pria dingin seperti James harusnya tinggal di kutub Utara bukan di sini" tukas Brandon kesal.
"Kau juga harusnya pergi, jangan menganggu ku dengan Jessica"
"Bukannya kau yang menganggu ku dengan tunangan ku?"sinis Brandon.
"Bisakah kalian diam?" Teriak Jessica yang sedari tadi diam mendengarkan dua pria itu beradu mulut, seketika ruangan itu menjadi hening.
Jessica berdehem mantap Andreas dan Brandon bergantian.
"Aku butuh bantuan kalian"
James memijat pangkal hidungnya, kehadiran Andreas dan Brandon di mansionnya benar benar merubah moodnya Kedua pria itu terus saja muncul di mansionnya.
Setelah mandi ia kembali ke kamar Jessica dan benar kedua pria itu masih duduk anteng di samping Jessica."Apa kalian tidak tau waktu? Sekarang pukul 8 malam tapi kalian masih berada di mansion ku?"
"Mommy mu saja tidak masalah kami di sini, kenapa kau yang kepanasan?"
"Ini mansion ku, pergilah"usirnya namun Brandon dan Andreas hanya saling pandang lalu tertawa
"Ini mansion calon istri ku" balas Andreas tidak mau kalah.
"Calon istri?" Kini tatapannya jatuh pada Jessica yang sedari tadi menunduk memperhatikan tangannya yang saling meremas.
"Apa kau akan menikah dengannya?"
Jessica semakin menunduk, mengabaikan pertanyaan James yang sudah jelas jawabannya
"Apa kau tuli?" Bentaknya namun lagi lagi Jessica mengabaikannya seakan akan tidak menganggap James ada di sana."Hei dude, pelankan suara mu dia ketakutan"
James menyeringai sinis masih dengan mata yang tak lepas dari Jessica.
"Takut? jangan bercanda, Kemana adik kecil ku yang melempar ku dengan vas bunga? Kemana adik kecil ku yang selalu berteriak di depan ku?""Hentikan, kau menakuti calon istri ku"
Tanpa mengatakan apa-apa James berbalik meninggalkan kamar Jessica, akan bahaya jika ia tetap berada di ruangan itu Napasnya memburu entah mengapa mendengar Andreas akan menikahi Jessica emosinya memuncak.
Bukankah setelah Jessica menikah wanita itu akan meninggalkan mansionnya dan tidak akan menganggu pikirannya lagi? Namun kenapa ada perasaan aneh saat mengetahui Jessica akan meninggalkannya?
***
Seperti kesepakatan awal Jessica dan Brandon bisa membatalkan pertunangan jika salah satunya mencintai orang lain dan dari pihak keluarga pun tidak memaksa keduanya. Setelah keputusan Jessica hari itu, semuanya berubah perasannya campur aduk takut jika tidak bisa mencintai Andreas namun bahagia akan terbebas dari cengkraman James.
Sedangkan James semakin hari semakin menjadi jadi, selalu marah bahkan marah pada hal kecil tentu saja Tieska dan Romy ikut bingung dengan perubahan sikap James.
"Dari mana?"
Jessica memekik kaget, suara James tiba-tiba menggema di belakangnya.
"Jalan-jalan"
"Selarut ini?" Tanyanya lagi dengan alis terangkat.
"Iya"
"Dengan siapa?
Jessica terkekeh, mendongak menatap wajah James yang terlihat penasaran.
"Bukankah kakak sekarang seperti seorang suami yang sedang mengintrogasi istrinya yang ketahuan selingkuh?"Dan ternyata pertanyaan Jessica berhasil memancing amarah James dapat di lihat dari wajahnya yang memerah, rahang yang mengeras serta tangannya yang mengepal.
"Aku dari survey tempat yang akan kami gunakan untuk resepsi pernikahan" jawabnya tak acuh lalu berjalan melewati James namun tarikan kencang di tangannya mengentikan langkahnya.
"Bagaimana jika Andreas tau..."
"Apa?" Tanya Jessica cepat, tentu saja ketakutan Jessica James memanfaatkan untuk memojokkan wanita itu.
"Tidak, hanya saja akan sangat menyenangkan jika Andreas mengetahui bahwa calon istrinya tidak suci lagi?"
"Kau berkata seolah-olah kau manusia paling suci"
James kembali terkekeh mendengar ocehan Jessica, dari suaranya James tau wanita itu sedang ketakutan Entah karena trauma yang ia alami atau karena jarak mereka yang terlalu dekat.
"Tidak kah kau merasa bersalah pada calon suami mu? Telah memberikan haknya pada lelaki lain bahkan memberikannya dengan gratis"
"Dengar pertama aku bukan jalang yang setelah melakukan sex akan mendapatkan keuntungan" ada jeda sedikit kemudian kembali melanjutkan ucapannya.
"Kedua, aku tidak memberikan hak suami ku kepada lelaki lain melainkan diambil secara paksa"
.
.
.
.
.
.
Balik lagi lebih cepat dari yang aku janjikan♥️
Jangan lupa vote dan komen yah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Devil Brother
RomanceFOLLOW SEBELUM BACA "Kau bertanya apa yang aku lakukan?" Jessica membisu, ia tak mungkin menjawab pertanyaan James. Sekali ia menggerakkan bibirnya, bibir mereka akan bersentuhan saking dekatnya jarak keduanya bahkan Jessica dapat mendengar detak j...