07. Reschedule

295 36 3
                                    

Langit berwarna orange pekat, Kai merasa gedung gedung diwarnai oleh cahaya surya yang perlahan menghilang di ufuk barat. Sesekali Kai menatap wajah pemuda yang berjalan disamping nya, langkah kaki nya ia usahakan agar menyamai sang idola nya tersebut.

"Kau lelah berjalan?" tanya Soobin memecah keheningan.

"Tidak apa apa, berjalan sore begini jarang juga, aku menyukai nya"

Kai tersenyum kecil, masih menatap ke dua langkah kaki nya yang bersamaan dengan langkah kaki Soobin.

"Apa aku menyeramkan?"

Spontan Kai menghentikan langkah nya, begitu juga pemuda tinggi bermarga Choi tersebut.

"M-maksud mu?," Kai merasa gugup ketika Soobin melontarkan pertanyaan secara tiba tiba.

"Karena jika aku berbicara, wajah mu selalu menunduk. Kau tidak nyaman dengan ku?"

Kai buru buru menatap wajah Soobin, lalu secepat kilat Kai menolehkan pandangan nya pada jalan raya. Ia tidak ingin Soobin melihat wajah nya yang memerah.

"Lihat?, kau takut padaku?"

"Tidak.. ,eumm.. "

Soobin memiringkan kepala, lalu meraih wajah Kai secara perlahan agar menatap ke arah nya.

"Aku disini, bukan disana" ucap Soobin sambil menunjuk ke arah jalan raya yang terlihat macet karena
lampu merah.

"Sebaiknya cepat cepat ke taman nya, dimana?" tanya Kai tanpa menatap wajah Soobin.

"Kau berbicara dengan hantu?"

Soobin meraih lengan kiri Kai, menggandeng nya lalu masuk ke dalam bus yang berhenti disebuah halte.

Kai terkejud ketika Soobin menarik nya masuk ke dalam bus, setelah menggesek kartu, Soobin menyuruh Kai agar duduk terlebih dahulu.

"Kenapa tiba tiba-.. "

"Kaki mu pendek, bisa lama jika jalan kaki"

Baiklah, Kai memilih mengalah daripada harus beradu mulut dengan pemuda yang duduk disamping nya.

Kai menatap luar jendela bus, matahari terlihat berwarna jingga kemerahan di ufuk barat. Kai merasa bersyukur untuk hari ini. Dan tentu nya, bersyukur untuk hari yang akan datang nanti.

"Kau selalu mengamati sesuatu?" tanya Soobin sambil melihat sunset dari dalam jendela bus.

"Aah.. ,mungkin. Aku senang melihat senja, indah" Kai tersenyum sambil memainkan jari jari nya diatas paha.

"Begitu"

Suasana kembali seperti semula, hanya terdengar suara mesin dari bus dan klakson dari kendaraan yang melintas.

-🚎-

Soobin buru buru meletakkan punggung tangan nya ketika pelipis Kai hampir membentur kaca jendela bus. Sekarang Kai tengah tertidur, perlahan Soobin mengarahkan kepala Kai pada bahu nya agar bersandar dan tidur dengan nyaman.

Soobin terdiam, memandangi wajah manis pemuda yang tertidur pada bahu nya. Hidung Kai yang mancung, bibir merah mungil yang bergerak gerak pelan. Pikiran Soobin mulai kacau.

Soobin buru buru merogoh saku celana nya, lalu mengeluarkan handphone milik nya. Soobin mengetik pencarian kedai makanan terdekat dengan asrama.

"Hueningie-ya.. Hueningie.. "

Soobin menekan pelan pipi Kai dengan jari telunjuk nya, Soobin buru buru menjauhkan jari nya ketika Kai hampir menggigit nya.

Namja Paradise|남자 천국 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang