SATU

14 2 0
                                    

Seoul, Januari 2017

Seorang lelaki bertubuh atletis dengan wajah bak idol terlihat sangat tampan dengan balutan tuxedo berwarna hitam. Terlihat binar-binar kebahagian dari pemilik mata berwarna coklat tua itu. Pun dengan senyuman manis nan menawan yang tak pernah lepas dari bibir nan juicy itu.

 Pun dengan senyuman manis nan menawan yang tak pernah lepas dari bibir nan juicy itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini cast nya Ji Sung (Jo Jung Suk)


Malam ini, Ji Sung berniat untuk melamar sang kekasih setelah dua tahun lamanya menjalin hubungan. Rencananya setelah menyantap menu main course-nya , Ji Sung akan mengutarakan maksud dan tujuannya mengajak sang kekasih untuk dinner malam ini.

Sembari menunggu dessert disajikan, Ji Sung menggunakan kesempatan ini untuk melamar sang pujaan hati. Ia mengambil kotak beludru berwarna biru navy yang tersimpan di saku baju dengan tangan kanannya. Sesaat kemudian ia menggenggam erat tangan kekasihnya dengan tangan kirinya seraya melemparkan senyum termanisnya.

"Catrine, will you marry me?" tanya sang kekasih sembari menyodorkan kotak cincin itu.

Satu detik

Dua detik

...

Lima detik

Catrine diam tak bergeming setelah mendengar kalimat yang keluar dari bibir kekasihnya. Kalimat yang Ji Sung lontarkan harusnya sanggup membuat setiap wanita yang ada di posisinya bahagia, namun malam ini kebahagiaan itu tak nampak di wajah Catrine.

Bingung. Itulah yang sedang dirasakan gadis cantik berambut coklat bergelombang itu. Ingin rasanya ia menerima lamaran sang kekasih, namun sebuah keraguan masih menyelimuti hatinya.

Tak bisa ia pungkiri jika ada seorang pria yang mulai bercokol di hatinya. Lelaki yang lebih membuatnya nyaman dalam segala hal. Saat ini, ia bahkan tak bisa memilih salah satu dari mereka karena kedua lelaki itu memiliki tempat yang sama di dalam hatinya.

"Mianhe Jisung-Ssi." ucap Catrine penuh dengan sesal.

"Aku tidak bisa menerima ini. Aku ... ingin merintis karirku sebagai model. Jika aku menikah denganmu, maka impianku akan hancur seketika," tolak Catrine dengan alasan pekerjaan.

"Aku bisa mewujudkan semua impianmu, asal kau tetap disini ... disisiku," pinta Ji Sung.

"Aku sudah menandatangani kontrak untuk menjadi model D-Con. Jika aku membatalkannya maka bisa dipastikan, karirku akan hancur," jelas Cathrine.

Ji Sung sangat paham dengan isi kontrak yang Catrine sebutkan tadi. Sudah menjadi syarat mutlak jika semua model D-Con tidak boleh memiliki status menikah dan Ji Sung sangat paham hal tersebut, namun ia tak habis pikir jika ternyata wanita yang sangat ia cintai itu lebih mencintai karirnya dibandingkan dengan dirinya.

Kecewa, wanita yang ia cintai nyatanya menolak lamarannya dan meninggalkan luka yang mendalam bagi Ji Sung.
Hancur, hubungan yang telah terjalin selama dua tahun harus kandas begitu saja di saat Ji Sung tengah memikirkan masa depannya.


🍁🍁🍁🍁🍁


Dua bulan setelah kejadian itu, Ji Sung datang ke sebuah pesta  pertunangan tengah digelar oleh salah satu anak pejabat yang cukup berpengaruh di Seoul. Dengan sejuta pesona yang ia miliki, membuat mata para wanita di sana tertuju padanya. Wajah dinginnya yang terlihat acuh tak membuat para wanita itu mengalihkan pandangan darinya.

Wajah dingin nan acuh itu bukanlah wajah yang selama ini ia tampilkan. Semenjak mengetahui alasan Catrine meninggalkannya bukanlah demi karir melainkan karena seorang lelaki, emosi yang ia pendam selama ini makin tak terkontrol. Terlebih lagi  saat mengetahui jika lelaki itu adalah Alvin Kim yang merupakan sahabat karibnya. Bukan tanpa alasan Ji Sung semarah ini, jika saja lelaki itu bukan Alvin, mungkin Ji Sung akan memakluminya.

Catrine telah memilih orang yang salah karena Alvin Kim adalah tipe lelaki yang memanfaatkan wanita untuk kesenangannya sendiri. Berasal dari keluarga pengusaha sukses nan santun tak lantas membuatnya menuruni sifat baik kedua orangtuanya. Dia dikenal sebagai pribadi yang buruk. Apapun yang ia inginkan harus ia dapatkan meskipun ia harus merebutnya dari orang lain termasuk dari sahabatnya sendiri.

Kesunyian yang mendalam ia rasakan meski ia ditengah kerumunan manusia yang memakai kedok kebahagiaan. Melihat itu semua, dia hanya tersenyum sinis dalam dirinya. Pesta yang sangat meriah dengan deretan tamu eksklusif membuat pesta itu menjadi pestanya kaum jetset. Pesta yang seperti inilah yang sering ia hadiri bersama dengan Catrine.

Segelas wine ia teguk secara paksa sebagai ungkapan kekesalan yang ada dalam dirinya. Para wanita terlihat sedang berbisik. Sebagian dari mereka begitu lantang bergosip membicarakan tentang hubungannya dengan Catrine yang kandas beberapa waktu yang lalu. Tak sedikit dari mereka mencoba menggoda Ji Sung agar menjadikannya pengganti Catrine atau one night stand-nya. Bagi Ji Sung semua wanita itu tak ubahnya seperti lalat pengganggu yang tak ia hiraukan sama sekali.

Mereka berlomba-lomba untuk merebut perhatian Ji Sung dengan berbagai cara. Ia tak perduli dengan minuman yang ia teguk saat ini, wine ataupun champagne, semua itu mengalir ke dalam kerongkongannya hingga membuat badannya sempoyongan.

Melihat majikannya mulai terhuyung-huyung, sang pengawal dengan sigap membawa tuannya pergi dari kerumunan wanita liar yang ingin menerkamnya.

Keesokan harinya sinar mentari mulai menelusup dari balik tirai berwarna putih itu. Ji Sung merasakan pusing di kepalanya akibat menenggak lebih dari 10 gelas minuman beralkohol. Saat ia membuka matanya, sang pengawal setia tengah bersandar pada sofa yang terletak di sudut ruangan itu sambil membaca surat kabar.

Setelah sang majikan meminum obat anti pengar dan memakan sup Haejangguk yang terkenal sebagai penghilang mabuk, sang pengawal yang bernama Erik Cho memberikan saran agar ia pergi ke Indonesia untuk berkumpul dengan keluarganya. Mungkin dengan suasana dan lingkungan yang berbeda akan membantu tuannya untuk melupakan rasa sakit yang diakibatkan Catrine.

Memori Ji Sung kembali berputar saat pertengkarannya dengan Catrine sebelum datang ke pesta semalam. Sempat ia memberitahukan semua keburukan Alvin dan berharap jika Catrine akan membuka matanya dan kembali padanya, namun tak ada satupun yang Catrine dengarkan.

Sesak. Satu kata itu merupakan perwakilan dari perasaannya saat melihat sang kekasih tak mempercyai ucapannya.

Entah mengapa tiba-tiba ia merasa rindu dengan keluarganya setelah mendengar saran Eric. Suasana baru di tempat baru mungkin akan mengalihkan pikirannya saat ini. Ia berharap dengan meninggalkan Korea, ia bisa menyembuhkan goresan luka yang Catrine torehkan.

"Baiklah, segera carikan aku tiket untuk besok dan telepon Kakak! Semua tugas di sini aku percayakan padamu!" perintah Ji Sung.

.

.

.

.

.

.

Hai hai hai

Ini cerita baru aku setelah hibernasi beberapa bulan :) Maaf ya karena aku selingkuh, belum kelar cerita di lapak yang onoh eehhh udah bikin cerita yang baru (Pppssttt padahal ini cerita udah lama dibuat, tapi ga tembus ke penerbit. Yaahhh akhirnya ngepost di sini aja deh, daripada  mubazir khaaannn)

Oppa, I'm in Love (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang