DUA PULUH DUA

6 1 0
                                    


Flash back

"Tutup matamu, kakak membawakan obat dari Korea yang khusus diracik buat kamu." kata Ji Sung.

"O-obat apa itu? lagipula tanganku hanya sedikit tergores," tanya Alea ketakutan.

"Tahan ya, ini agak perih tapi bisa membuat lukamu cepat kering," jawab Ji Sung sambil menunjuk luka di tangan Alea.

Alea menutup matanya saat Ji Sung mengambil sesuatu dari sakunya. Jantung Alea berdegup kencang saat Ji Sung memegang tangan Alea dengan lembut. Alea merapatkan matanya sambil membayangkan rasa sakit saat obat itu dioleskan ke tangannya. Akhirnya Ji Sung menyematkan cincin dijari manis kekasihnya.

Alea membuka matanya saat merasakan sesuatu yang mengganjal disela-sela jarinya. Terlihat sebuah cincin yang indah telah melingkar di jari manisnya.

"Waaaahhh yeppeuda," ucap Alea saat melihat cincin emas putih dengan berlian kecil ditengahnya.

Alea hanya bisa menangis saat Ji Sung memeluknya, dia tak menyangka bahwa Ji Sung akan secepat ini melamarnya. Kali ini dia tidak menolaknya karena cincin itu sudah terpasang sebelum Alea membuka mulutnya.

Senyum kecil itu terbit kala mengingat kebohongan Ji Sung demi menyematkan cincin itu.

Beberapa hari sejak Ji Sung melamar Alea dengan resmi, sejak saat itulah mereka memutuskan untuk menikah secepatnya agar pengobatan Alea juga cepat terlaksana. Qory, Jody dan Pak Herman sangat bahagia saat Ji Sung menemui mereka untuk memberikan kabar bahagia itu, dia meminta bantuan mereka untuk mempersiapkan acara pernikahannya yang sederhana. Selain itu Ji Sung juga meminta bantuan Pak Herman untuk mengajukan cuti selama 6 bulan agar Alea dapat menjalani terapinya tanpa terbebani.

Sejak awal persiapan pernikahan Alea sama sekali tak terlibat didalamnya. Dia hanya bisa melihat sahabatnya dan keluarga Ji Sung berdebat untuk menentukan ini dan itu. Keinginannya untuk mempersiapkan pernikahan seperti impiannya nampaknya harus dia lupakan namun dia tetap merasa bahagia. Sebagai gantinya, Tuhan telah memberikan keluarga baru yang sangat menyayanginya.

Alea melihat gaun pengantinnya yang sederhana namun tetap terlihat cantik dan elegan. Gaun tersebut dipesan dan disesuaikan dengan kondisinya sekarang. Walaupun gaunnya berbeda dengan gaun pengantin impiannya namun Ji Sung tetap memberikan yang terbaik untuk calon istrinya.

Satu hal yang membuat Alea paling sedih di hari itu, ayah yang sangat dia sayangi tidak ada ditengah-tengah kebahagiaan yang ia rasakan. Jauh dilubuk hatinya yang paling dalam dia ingin berjalan di altar seperti pengantin wanita pada umumnya namun nampaknya dia harus puas dengan apa yang telah disiapkan.

Kini tiba saatnya sang pengantin wanita masuk kedalam gereja. Semua tamu undangan sempat menitikkan air mata saat melihat pengantin wanita mendatangi pengantin prianya dengan kursi roda. Suasana bahagia seketika menjadi haru setelah Alea memasuki gereja.

Ji Sung menyambut tangan Alea lalu berutut didepan pendeta untuk menyesuaikan tinggi badannya dengan Alea yang saat itu duduk di kursi roda. Dia ingin Alea tidak merasa sedih karena perbedaan posisi yang mencolok itu. Walau bagaimanapun Ji Sung tidak ingin berdiri di samping wanita yang terus menatapnya dengan rasa bersalah. Dia akan selalu berdiri tegak dibelakang Alea untuk mendorongnya maju kedepan hingga Alea bisa keluar dari keterpurukannya.


🍁🍁🍁🍁🍁


Dua hari setelah pernikahannya, Ji Sung segera membawa Alea ke Korea sesuai denganjadwal terapi yang telah ditentukan dr.Kim. Awal bulan Oktober ini, Alea menginjakkan kakinya di Seoul untuk pertama kali dalam hidupnya. Akhirnya impiannya untuk melihat negrinya para Oppa dan Ahjussi itu terwujud. Sesampainya disana dia disambut dengan pemandangan musim gugur yang sangat indah. Baru pertama kalinya dia melihat kecantikan pohon Maple dan pohon Gingko yang berubah warna menjadi merah dan kuning. Pengalaman pertama ini ia abadikan dalam sebuah foto yang ia post di sosial medianya untuk membagikan keindahan yang ia lihat.

Oppa, I'm in Love (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang