SEMBILAN BELAS

1 0 0
                                    


Bulan pertama setelah Ji Sung pergi Alea merasa hampa, ada bagian dari hidupnya yang pergi sehingga dia merasa tidak lengkap. Hari-hari Alea menjadi sepi, tak ada lagi orang yang memeluknya saat dia merasa lelah, tak ada lagi orang yang membuatnya tersenyum dengan tingkah lakunya yang konyol. Dia terbiasa dengan kehadiran Ji Sung yang membuatnya selalu ceria.

Kepergian Ji Sung membuat hidupnya berubah drastic, keceriannya mulai menghilang dari wajahnya, semangat hidup nampak tak terlihat lagi dalam dirinya. Dia nampak seperti kakek yang kehilangan tongkatnya, dia kehilangan keseimbangan saat berdiri tegak. Dia lebih banyak diam dan melamun, banyak pekerjaannya yang tidak bisa dia selesaikan. Bahkan saat di café ibunya dia juga melakukan beberapa kesalahan yang membuatnya harus mendapat makian dari pelanggan.

Keadaan Alea membuat beberapa rekan kerja dan keluarganya khawatir, mereka seperti kehilangan Alea yang dulu. Awalnya ibu Alea menghawatirkan keadaan putrinya tu namun Alea berusaha meyakinkan ibunya bahwa dia seperti ini hanyalah sementara. Dia hanya tidak tahu apa yang harus dia lakukan saat Ji Sung pergi. Dia berjanji pada ibunya bahwa dia tidak akan membuat ibunya khawatir, Alea sadar bahwa sikapnya belakangan ini membuat orang disekitarnya khawatir lagi.

Sudah tiga bulan Ji Sung tidak memberikan kabar sama sekali hingga membuat Alea seperti orang gila. Beberapa kali dia melihat e-mail namun tidak ada balasan dari pesan-pesannya begitu juga dengan line, messenger, betalk. Tak ada satu pesanpun yang Ji Sung baca. Alea ingin sekali menahan air matanya namun nampaknya terlalu banyak air mata yang terbendung hingga membuatnya tak kuasa untuk menahannya tumpah.

Suara hati Alea : Ji Sung sudah 3 bulan ini kamu tidak menghubungiku, apakah permintaanku terlalu berat bagimu ?? aku hanya ingin mendengar suaramu, setidaknya kamu baca semua pesanku agar aku tak terlalu mengkhawatirkanmu. Aku tak tahu apa yang terjadi padamu tapi aku tetap percaya bahwa kamu disana sedang memandang langit seperti yang ku lakukan sekarang. Aku merindukanmu sampai membuat dadaku sesak, menunggumu terasa melelahkan bagiku namun aku tetap bertahan disini untukmu. Michige bogo sipheun saram, Ji Sung Oppa ( orang yang kurindukan sampai aku merasa gila adalah Ji Sung).


🍁🍁🍁🍁🍁


Di Seoul, Ji Sung terlihat gelisah karena menahan rindu yang teramat besar. Dia sangat ingin mendengar suara Alea yang selalu membuatnya tenang. Dia sangat ingin melihat wajah manis Alea yang membuatnya tak bisa memejamkan mata namun nampaknya dia terpaksa mengabaikan Alea demi kelancaran usahanya. Jika dia terus-terusan melihat kekasihnya maka dia tidak akan bisa bertahan, dia akan melemah dan semua usahanya akan sia-sia. Untung saja ada Fariz di sampingnya yang selalu bisa menguatkan Ji Sung saat dia ingin berlari menemui Alea.

Pada bulan berikutnya Ji Sung sudah dapat melihat hasil dari kerja kerasnya. Dia mulai mencoba peruntungan di bidang baru yaitu klinik kecantikan. Baru tiga bulan dia memulai bisnis itu namun beberapa customer terlihat puas dengan hasilnya. Dia menerapkan konsep keramahan dan kejujuran seperti yang Alea ajarkan, baginya Alea adalah kekuatan baginya untuk terus bangkit.

Kliniknya tidak pernah meminta biaya untuk berkonsultasi selain itu dokter disana diwajibkan jujur pada customer yaitu dengan menolak operasi jika tidak dibutuhkan. Dengan kata lain kliniknya lebih mengutamakan kejujuran daripada mengejar materi. Baginya cantik itu bukan dari fisik saja namun kesehatan adalah kecantikan yang sesungguhnya. Dia lebih merkomendasikan perawatan daripada mengubah bentuk wajah seseorang kecuali untuk alasan medis.

Untuk pertama kalinya Alea menerima panggilan dari kekasihnya namun saat itu dia sedang meeting hingga tidak membawa ponselnya. Ji Sung agak kecewa karena Alea tidak menjawab panggilannya, dia mengirim emoticon maaf yang diikuti dengan gambar buket mawar di mana tertera nama Alea di tengahnya.

Oppa, I'm in Love (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang