Sabaku Gaara

3.9K 422 27
                                    

Sasuke mengerutkan alisnya melihat tingkah waspada Hinata. Tanpa menghiraukan pertanyaan hinata, Sasuke terus melangkahkan kaki ke dapur dan mengambil air putih dari kulkas. Setelahnya tanpa melirik ke arah Hinata, Sasuke bergegas kembali ke kamarnya.

Hinata yang masih merasa terkejut, sedikit demi sedikit mendapatkan kembali kesadarannya.

"Kenapa dia pulang? Harusnya ia bekerja lembur selama satu bulan kedepan kan?" Ucap Hinata pada dirinya sendiri.

"Bau apa ini." Endus Hinata saat mercium aroma tak sedap dari penggorengan.

"Ya ampun masakanku."





********






Di pagi hari setelah memanggang roti untuk sarapan, Hinata duduk di ruang tamu dengan tumpukan koran di sampingnya.

Dahinya berkerut saat mulai melingkari beberapa informasi yang di dapat dari koran. Ia tampak memikirkan beberapa hal yang serius. Sasuke yang melihat ruang tamunya begitu berantakan menjadi geram. Apalagi yang sedang dilakukan wanita aneh ini. Dengan marah ia menghampiri Hinata dan bersiap untuk membentaknya. Namun saat melihat wajah Hinata yang tampak sedang berfikir serius itu, entah mengapa amarah yang muncul tadi hilang dalam sesaat.

Merasakan kehadiran orang lain disekitarnya, Hinata mengalihkan pandangannya dari koran ke arah Sasuke. Menyadari bahwa ia telah membuat ruang tamu Sasuke berantakan ia segera membereskannya dan meminta maaf kepada Sasuke.

"Apa yang kau lakukan?"

"Aku sedang mencari pekerjaan, namun aku belum menemukan satupun pekerjaan yang kurasa cocok untukku." Ucap Hinata putus asa.

"Gadis bodoh." Dengus sasuke. Hinata yang sedang membereskan koran tertegun. Apa tadi katanya? Aku bodoh.

"Apa?" Ucap Hinata memastikan perkataan Sasuke.

"Dimana sarapanku?"

"Ah tadi aku sudah menyiapkan roti panggang untukmu. Itu sudah ada di meja makan."

Sasuke berjalan menuju ruang makan meninggalkan Hinata. Hinata merasa sedikit aneh. Sejak kapan Sasuke mau makan sesuatu yang di siapkan olehnya?





*******






Hinata memutuskan untuk berbelanja bahan makanan. Sekarang Hinata mempunyai cukup uang, ia tidak menyangka hasil penjualan baju, tas dan sepatunya mencapai 200 juta. Itu adalah keberuntungannya karena ada beberapa tas bermerek yang belum di pakai dan harga pada tas tersebut belum ia lepas. Melihat harganya, Hinata merasa cukup menyesal dengan perlakuan borosnya saat itu.

Sebenarnya Hinata sempat memutuskan untuk pindah dari rumah Sasuke sebab kini ia telah memiliki cukup uang. Ia bisa menyewa apartemen dan memulai usaha baru. Namun untuk memulai usaha tanpa adanya keahlian dan pengalaman, Hinata rasa itu malah akan merugikannya dan membuatnya kehilangan uang. Jadi Hinata memutuskan akan menyewa apartemen setelah ia mendapat pekerjaan tetap.

Saat berjalan menuju swalayan, Hinata merasa ada seseorang yang memperhatikannya. Hinata merasa curiga, meskipun ini siang hari namun kondisi jalan yang ia lewati tampak sangat sepi. Hinata mencoba tetap tenang dan mempercepat langkahnya. Saat ia menoleh ke belakang, Hinata terkejut melihat seorang pria yang mengikutinya. Merasa keberadaannya telah di ketahui, pria yang memiliki niat untuk mencuri uang Hinata itu segera mengejarnya. Hinata berlari dan berteriak meminta tolong. Namun karena tempat itu benar benar sepi membuat tak satupun orang yang mendengar teriakannya.

Hinata terus berlari menghindari si pencuri sampai tidak menyadari bawa ia berlari ke arah jalan raya. Tanpa memperhatikan sekeliling ia terus berlari. Sampai sebuah mobil yang melaju hampir menabraknya. Karena terkejut, Hinata langsung jatuh terduduk. Si pemilik mobil langsung keluar dan menghampiri Hinata.

"Nona apa kau baik-baik saja?"

"Aku tidak apa-apa." Ucap Hinata sembari berusaha bangkit dan belum sempat melihat pria yang berbicara padanya.

"Lebih baik kita ke rumah sakit untuk melihat apakah kau terluka."

"Tidak tidak aku baik baik saja tuan terimakasih." Hinata menatap pria yang berbicara dengannya. Ia melihat pria itu cukup tampan, dengan surai merah dan tatapan mata yang tajam.

Lalu pria itu memberikan Hinata kartu namanya untuk berjaga-jaga jika Hinata membutuhkan pertolongannya.

"Lalu sekarang kau akan kemana? Aku akan mengantarmu."

"Tidak usah tuan aku akan pergi ke swalayan, aku akan naik taksi." Hinata memutuskan ia lebih baik naik taksi meski jarak ke swalayan sudah dekat kalau-kalau si pencuri itu masih mengikutinya. Ia memutuskan kedepannya lebih baik menggunakan kendaraan umum dari pada berjalan melalui jalan pintas itu.

Setelah melihat Hinata menaiki taksi, pria itu kembali masuk ke mobil dan melaju menjalankan mobilnya. Sedangkan di dalam taksi Hinata melihat kartu nama yang di berikan pria tadi. Sabaku Gaara. Hinata merasa tidak asing dengan nama itu. Ah ia ingat, sabaku Gaara adalah seorang pengusaha sukses di masa depan.

Gaara bersama Nara Shikamaru menciptakan sebuah game yang sangat terkenal dan banyak diminati oleh berbagai kalangan. Selain itu perusahan mereka juga meluncurkan berbagai teknologi canggih yang salah satunya adalah aplikasi belanja online. Namun terdapat beberapa kendala pada aplikasi tersebut.

Pada saat itu perusahaan haruno yang dipimpin oleh sakura melakukan kerjasama dan memecahkan permasalahan-permasalahan yang ada. Sehingga kedua perusahaan mendapat keuntungan yang sangat besar atas kerjasama itu. Sakura semakin dikagumi dan terkenal di kalangan pembisnis.

Hinata memikirkan hal ini dengan serius. Ia tahu saat ini Gaara bersama Shikamaru sedang merancang aplikasi dan belum meluncurkannya. Hal ini menandakan belum adanya kerja sama antara perusahaan Gaara dan haruno. Jika Hinata bisa masuk ke perusahaan itu dan ikut berpartisipasi dalam perancangan aplikasi itu dan memecahkan kendala dalam peluncuran aplikasi belanja online itu tentu saja perusahaan sabaku milik Gaara dan Shikamaru tidak perlu bekerja sama dengan perusahaan haruno.

Tunggu saja pembalasanku sakura, aku tidak akan membiarkanmu mendapatkan peluang emas ini.

"Nona kita sudah sampai." Karena melamun Hinata sampai tidak menyadari taksi itu telah berhenti di depan sebuah swalayan.

"Maafkan aku paman, terimakasih." Setelah Hinata membayar taksi iapun masuk ke dalam swalayan dan membeli beberapa kebutuhan dapur.





Tbc

RebirthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang