Chapter 26

603 34 3
                                    

"Ada apa sayang?" Namjoon tampak khawatir dengan perubahan wajah Ri yang sangat tiba-tiba setelah membuka pesan di ponselnya.

"Ibuku datang." Ri tersenyum kecil

"Oh bagus, lalu kenapa wajahmu begitu?"

"Aku hanya sedikit merasa bersalah karena aku sudah janji akan pulang bulan ini."

"Ah maaf apa karena aku memaksamu ke sini?"

"Tidak oppa. Hanya saja waktu itu rencananya aku ke sana dengan Satria. Dan ya kau tahu kan."

Namjoon tersenyum kecut mendengar Ri menyebut nama pria itu lagi. Padahal ia sudah mencoba untuk biasa saja namun tetap saja ketika mendengar Ri menyebut nama Satria itu membuat hatinya panas.

"Apa sudah selesai?" Tanya Rindu menyadarkan Namjoon dari lamunan singkatnya.

"Sebentar lagi sayang. Mau coba dengar?"

"Tidak." Ri melepas tangan Namjoon yang menariknya untuk mendengarkan aransemen yang sedang dibuatnya.

"Kenapa?"

"Kalau aku mendengarnya sekarang nanti aku tidak merasa penasaran lagi saat comeback kalian. Aku tidak mau mengkhianati kawan-kawan ARMY ku." Namjoon terkekeh pelan mendengar jawaban sang kekasih.

"Baiklah, kalau aku mau peluk boleh?" Namjoon merengkuh tubuh mungil Rindu tanpa menunggu jawaban atas pertanyaannya.

"Oppa." Namjoon melepas pelukannya dan menatap wanitanya yang kini menengadahkan kepalanya.
"Aku akan sangat merindukanmu."

"Kenapa begitu?" Namjoon nampak bingung karena nada bicara Ri membuatnya seolah-olah hari ini adalah pertemuan terakhir mereka.

"Ya, kita akan berjauhan dalam kurun waktu yang tak pasti. Oppa akan sibuk, tapi harusnya aku tak keberatan. Dari dulu aku selalu mendukungmu. Namun karena sekarang aku merasa telah memilikimu sebagian diriku menjadi egois dan ingin selalu seperti ini. Ingin selalu di dekatmu."

Ri kembali merengkuh pria besarnya itu, membenamkan wajahnya di dada bidang sang kekasih. Matanya terasa panas, tak mampu menampung kesedihannya ketika mengingat harus segera kembali ke tanah airnya.

"Kita akan bertemu lagi secepatnya. Aku janji." Namjoon mengeratkan pelukannya.

Namjoon pov

Kini ia sedang sibuk mengemasi beberapa barangnya, sedangkan aku hanya bisa menatapnya di tepian tempat tidur. Aku masih berharap ia di sini aja, menemaniku dan tak usah pulang. Aku tak tahu cinta dapat membuat ego kita bertambah seperti ini.

"Sudah beres semuanya oppa, setengah jam lagi kita berangkat." Ri berjalan ke arahku dan ikut mendudukan dirinya di sampingku.

"Iya sayang, kenapa kamu begitu bersemangat? Apa tak sedih meninggalkanku?"
Mulut bodoh ku ini tak dapat ku tahan lagi.

"Sedih sekali, kenapa ditanya? Hahaha. Kau yang bilang kita akan bertemu lagi secepatnya bukan?"
Ia menyandarkan kepalanya, sesekali memainkan jemarinya. Pasti dia juga merasakan kesedihan yang sama sepertiku kan? Aku egois sekali.

"Iya aku akan mengunjungimu saat liburan nanti."

"Aku pegang janjimu." Ri tersenyum manis sekali, senyuman yang sama sejak pertama kali aku menemuinya di Milan.

"Milikku. Akan selalu jadi milikku." Ku rengkuh lagi tubuh mungilnya. Aku benar-benar akan merindukannya, wanitaku.

.

Aku baru saja mengeluarkan koper milik Ri saat sebuah panggilan masuk membuat ponselku bergetar.

"Aku juga tak tahu kenapa jadwalnya bisa berubah mendadak begini. Bisa kah kau jalan sekarang Joon?" Penjelasan managerku tentang jadwal meeting yang berubah mendadak sungguh menjadi sebuah hantaman besar. Sekarang saja aku masih ingin terus bersama Ri.

Our Dream • KNJTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang