Chapter 15

680 51 3
                                    

Aku sengaja bangun agak lambat hari ini, karena jadwal rekamanku dan Hoseok yang berbeda dengan member lain. Hoseok pergi entah kemana, karena saat aku bangun ia sudah tidak ada di kamarnya. Ku periksa handphoneku yang sejak semalam tergeletak di atas meja yang berada persis di samping tempat tidurku. Pesan masuk dari Ri benar-benar menaikkan mood ku pagi ini.

Ri : Good morning. Aku baru saja bangun dan menemukan pesanmu. Aku memimpikanmu semalam.

Ku lihat jam yang tertera di bagian atas layar handphoneku sudah menunjukkan pukul 10 pagi, dan ia mengirim pesan itu dua jam lalu. Berarti saat itu di Indonesia jam 6 pagi. Sekarang aku menjadi lebih memperhatikan jam karena perbedaan waktu antara Korea dan Indonesia yang terpaut 2 jam.

Namjoon : have a nice day.. hubungi aku ketika kau tidak sibuk. Aku sedang tidak ada jadwal hari ini.

Ri : baiklah oppa :) Hihi aku tertawa saat mengetiknya.

Namjoon : kenapa tertawa? Kau memang seharusnya memanggilku begitu.

Ri : baiklah-baiklah, Namjoon oppa.

Namjoon : Great!!! Sekarang bekerjalah dengan baik.

Setelah itu tidak ada lagi balasan darinya. Aku memutuskan untuk menghabiskan waktu di dalam studio sembari menunggunya mengabariku lagi.

..

Ri pov

Aku sedang tertawa membaca pesan Namjoon ketika bosku datang ke ruanganku. Pria paruh baya itu menatapku heran.
"Rindu, kamu sehat?"
Aku terkekeh pelan mendengarnya, bekerja selama hampir empat tahun untuk perusahaannya membuatku sudah cukup dekat dengan bosku.

"Sehat pak, ada yang bisa saya bantu?"

"Hanya ingin berbincang denganmu mengenai cash flow bulan ini." Aku sudah memahami maksudnya dan bergegas menyiapkan beberapa berkas yang dibutuhkan. Aku berjalan ke ruang meeting dan sudah ditunggu beberapa kepala bagian lain. Bos ku itu memang sering kali mengujiku dengan meeting dadakan seperti ini. Setelah pertemuan selama hampir 2 jam akhirnya beliau menutup meeting hari itu dengan senyum sumringah. Semua orang telah kembali ke ruangannya, tinggal bosku dan aku yang masih merapihkan dokumen-dokumen milikku.

"Rindu, apa kau tahu tentang Korea Selatan?" Aku baru saja ingin menyebut nama grup suami-suami khayalanku saat mendengar pertanyaannya , namun untungnya dapat ku tahan.

"Memangnya ada apa pak?" Ia kini menyandarkan tubuhnya si kursi besarnya.

"Istri dan anak saya mau berlibur kesana. Katanya ingin lihat oppa-oppa atau apalah itu saya tidak begitu mengerti." Aku terkekeh pelan mendengar penjelasan bosku itu.

"Korea memang sudah menjadi destinasi wisata pilihan banyak orang saat ini pak. Sudah masuk list negara yang akan saya kunjungi juga. Nanti akan saya berikan rekomendasi wisata yang bagus di sana untuk bapak." Bosku mengangguk setuju. Sepertinya akan menyenangkan bisa berlibur kesana. Ah batinku, kenapa jiwa iriku ini sulit dibendung. Aku harus mulai menabung sepertinya.

Akhirnya jam istirahat makan siang tiba. Namun Manda dan Naya sedang ada acara makan siang bersama divisi mereka sehingga aku memutuskan untuk memesan saja melalui layanan pesan antar salah satu restoran cepat saji favoritku.

Ri : aku sedang istirahat, apa kau sibuk?

Ku kirim pesan itu pada Namjoon dan beberapa detik kemudian handphoneku bergetar karena panggilan video darinya.

"Hai." Sapaku saat berhasil melihat wajahnya di layar handphoneku.

"Hai, kau sudah makan siang?"

Our Dream • KNJTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang