Berlarian di lorong laboratorium para pekerja berkumpul di ruang pengawas. Beberapa lainnya mendampingi Yixing yang memantau kondisi Chanyeol dari balik kaca kamarnya.
"Suhu tubuhnya semakin naik." Lapor seorang petugas.
"Apa sistem pemadam otomatis sudah di hidupkan?"
"Sudah dokter!"
"Pastikan jalur evakuasi aman, kita harus bersiap jika kejadian tempo hari terulang lagi."
Yixing memandang serius ke arah tubuh Chanyeol yang tidak tenang dalam tidurnya. Beberapa menit lalu ia tiba setelah mencoba mencari tahu sosok yang menghadang jalan mereka di hutan. Saat itulah salah satu perawatnya melaporkan jika mereka menangkap perubahan suhu pada kamar Chanyeol.
Dokter tampan tersebut sebenarnya sudah mengantisipasi ini. Menghadiri peringatan kematian Kyungsoo akan sangat berpengaruh bagi Chanyeol. Dugaan Yixing benar, pria itu sedang dalam proses membakar tubuhnya lagi.
"Dokter! Suhunya turun!"
Yixing berjalan menghampiri monitor yang menampilkan kurva keadaan suhu di ruangan Chanyeol. Terlihat jelas di sana jika suhu ruang itu berangsur-angsur kembali normal. Yixing kembali berjalan mendekati kaca kamar Chanyeol, di dalam sana pria yang sedang berbaring itu perlahan bergerak lalu terbangun.
Yixing memandang lurus pada Chanyeol yang terduduk di ranjangnya. Ada hal aneh yang ditangkap Yixing. Sorot mata Chanyeol tidak seperti biasanya dan begitu juga dengan raut wajahnya.
"Amankan pintu keluar dari kamar Chanyeol." Yixing memberikan perintah.
"Baik dokter."
Chanyeol turun dari ranjang. Pria bertubuh besar itu berjalan ke tengah ruangan lalu berhenti untuk berhadapan lurus dengan Yixing. Jelas sekali kedua orang ini saling beradu pandang walau masih dipisahkan oleh kaca khusus yang kali ini dibuat lebih tebal.
Chanyeol mengadahkan tangannya ke depan, mengarahkan telapak tangannya lurus ke arah kaca. Semua orang di luar ruangan Chanyeol merasa bingung, apa yang ingin dilakukan pria ini.
"Blarrr!!"
Semburan api tiba-tiba keluar dari telapak tangan Chanyeol. Mengarah tepat ke kaca dan membuat semua orang reflek merunduk. Yixing satu-satunya orang yang bereaksi hanya mengangkat satu tangannya untuk menutupi sebagian wajahnya.
"Buka pintu kamar Chanyeol. Setelah aku masuk ke sana matikan kamera dan sistem suara di kamarnya." Yixing bicara dengan menatap lurus sosok Chanyeol yang bahkan tidak berkedip memandanginya.
"Dokter apa ini akan baik-baik saja?"
"Percaya padaku."
Yixing berjalan menuju pintu kamar Chanyeol. Ia melangkah masuk setelah pintu kamar tersebut dibuka. Yixing melepas kacamata yang selalu ia pakai saat bekerja.
"Jadi kau yang selama ini mengganggu Chanyeol?" Memasukkan kacamata tersebut ke sakunya Yixing mendekati Chanyeol.
"Kau yang membantunya?" Suara Chanyeol terdengar lebih berat dan lebih serak dari biasanya.
"Kenapa kau begitu ingin tahu? Tidakkah kau sedikit melewati batas? Kau memgambil alih tubuh ini."
"Tanpa aku tubuh ini harusnya sudah hancur!"
"Jadi kau memanfaatkan tubuh Chanyeol? Kenapa kau tidak melebur saja dan menjadi bagian dari Chanyeol?" Yixing memasukkan tangannya di saku celana lalu berjalan menuju tempat tidur Chanyeol.
"Manusia ini tidak layak mendapat kekuatanku."
Yixing tertawa kecil. Entah mengapa mendengar jawaban sosok yang mengambil alih tubuh Chanyeol ini membuatnya geli.
KAMU SEDANG MEMBACA
RISE OF THE PHOENIX: FIRST CAVALIER
Hayran KurguEternals Three adalah sebuah pohon yang menyimpan kekuatan paling besar di tata surya. Tumbuh dan dijaga dengan baik di Valhalla pohon itu akhirnya memancing perang besar berkepanjangan. Demi menjaga keseimbangan alam semesta, dua belas ksatria meme...