Rencana

1.4K 103 13
                                    

Alfan berjalan lesu di koridor sekolah, sudah lebih dari sepekan penyemangatnya tidak masuk. Seperti ada yang kosong dalam setiap harinya, entahlah.

Bocah berusia 15 tahun itu merasa hampa tanpa wajah kesal Fatim yang selalu membuatnya gemas.
Abangnya bilang, gadis itu tinggal di Bandung untuk sementara waktu karena ada masalah.

Huffttt

Alfan hanya berharap semoga Fatim cepat kembali bersekolah.

"Alfan!" Sang empunya nama menoleh menatap gadis dengan rambut cokelat menjuntai indah. Tidak. Lebih indah jilbab nya Fatim.

"Apa?" Balasn Alfan malas.

"Gue harap, lo gak lupa sama  janji lo." Gadis itu berucap riang.

Alfan mendengus. Sedikit menyesal juga membuat perjanjian dengan si manusia sok cantik itu hanya karena ingin membebaskan Fatim dari bullyan. Dan, Fatim malah menghilang.

"Ya.." Alfan menatap gadis itu intens. Gak ada bagus-bagusnya. Batin cowok itu.

***

Alfan's POV

"Berarti sekarang kita pacaran!" Pekik Bella kesenengan. Mata bulatnya berbinar terang.

Gue cuma bisa pasrah pas dia narik tangan gue. Entahlah mau dibawa kemana sama cewek aneh ini.

Kalian nanya soal perjanjian?

Ya, gue sedih dan gak tega ngeliat Fatim sama Fateh selalu di bully . Gue mikirin gimana caranya supaya mereka bisa sekolah dengan tenang.

Tapi... Yang ngebully mereka itu satu sekolah!! Gila kan?! Gimana cara gue buat bikin semua murid yang jumlahnya ratusan itu berhenti ngebully mereka berdua, coba?

Gue gak punya ide yang bagus. Susah banget nyari solusi dari masalah itu.

Sampai akhirnya, gue tahu kalau Bella- cewek yang selama ini ngejar-ngejar gue dan ngebet banget pingin jadi pacar gue itu adalah anak pemilik sekolah ini.

Tiba-tiba, ide buat nyuruh Bella bikin peraturan gak boleh ngebully dua murid penerima beasiswa itu muncul di pikirin gue.

Dan ya, dengan sedikit ragu gue mengajukan permintaan itu ke Bella.  Imbalannya, gue harus jadi pacarnya Bella sampai kelulusan sekolah.

Akhirnya Bella setuju. Gue pikir gak akan bermasalah karena kelulusan cuma tinggal tiga bulan lagi. Dan setelah masuk SMA, gue bisa pacaran deh sama Fatim hohoho.

Tapi ternyata semua gak semudah itu gengs, baru sehari jadi pacarnya Bella, gue udah pusing. Cewek ini ribet banget, manja banget pula. Beda jauh sama bidadari gue.

Selama berhari-hari gue menghindar dan beralasan supaya Bella gak jadi pacar gue, tapi ternyata kena juga.

Emang ya, gak bisa sembarangan bikin janji gitu. Arghhh. Gak apa-apa deh, ini semua demi Fatim.

Love you tim.

Yeah jadi tebakan Fateh kalau semua ini rencana gue itu emang bener. Tapi sorry aja, gue gak sekaya itu buat nyogok mereka semua. Kalian pikir, bokap gue punya gudang duit?!

__________________

Aslan menyeret kopernya terburu. Luas bandara yang tidak terkira itu membuatnya gemas ingin segera sampai ke parkiran.

Telfon dari Thariq dua hari lalu benar-benar membuatnya marah.

Awalnya Thariq hanya mengatakan kalau empat saudaranya pindah ke Bandung karena ada masalah kecil. Tapi di hari berikutnya lelaki itu menelfon lagi dan memberitahu Aslan kalau keluarga mereka sedang dalam masalah besar.

Aslan pun harus kembali ke Indonesia sebelum waktu yang di tentukan, karena Thariq meminta bantuan.

Reza Ardana, seseorang yang hampir membuat papanya mati belasan tahun lalu itu, kini kembali berulah lagi.
Bahkan keluarga gadis pujaan nya menjadi korban. Tidak ada alasan bagi Aslan untuk membiarkannya begitu saja.

Dia akan menyelesaikan ini. Sampai tuntas.

Mungkin saat menjebak papanya, Reza bisa lolos dari rana hukum. Tapi tidak untuk kali ini. Aslan benar-benar akan menyeret pria tua itu ke dalam jeruji besi.

_________________

3.45 pm at restaurant.

Anna dan dua laki-laki lainnya menoleh saat seseorang membuka pintu ruang privat yang mereka tempati.

Arjuna.

Lelaki itu sudah menelfon Thariq untuk memberitahu kalau ia ingin terlibat dalam rencana penangkapan Reza.

"Sorry telat." Katanya yang langsung menarik kursi kosong disebelah Aslan.

"Calm down." Balas Anna ramah.

"Okay, jadi apa rencana pertama kita?" Aslan membuka percakapan.

"D'F corp akan coba nerima tawaran buat menanamkan saham di Ardana company dengan syarat meminta dokumen-dokumen saham perusahaan mana aja yang pernah di tanam disana dan seperti apa hasilnya." Anna mulai menjelaskan. "Dari semua dokumen, pasti akan ada surat riwayat kalau Halilintar's management pernah nanam saham disana. Dan surat itu harusnya palsu karena yang asli pasti udah di buang karena semua saham perusahaan papanya Thor udah balik nama jadi atas nama pak Reza. Dan surat palsunya akan kita bawa ke  pengadilan sebagai bukti pemalsuan dokumen dan penipuan." Anna menatap tiga lelaki itu bergantian.

Aslan menyesap cappuccino nya kemudian berdeham.
"Kalau Reza gak ngasih surat riwayat punya Halilintar's management?" Lelaki itu balas menatap Anna.

"Aku bakal bawa surat yang ada di Thor soal perjanjian Ardana company sama Halilintar's management. Dan aku akan nanya kenapa Halilintar's management bisa bangkrut setalah nanam saham disana. Walaupun cara ini mungkin bikin dia agak curiga." Tutur Anna sedikit ragu juga.

"Reza pasti bakal ngasih penjelasan palsu ke D'F corp. Kemungkinan besar dia bakal bilang kalau pemimpinnya terlilit hutang sampai dipenjara dan semua saham yang di tanam di Ardana company ditarik lagi untuk bayar hutang tapi belum cukup." Kali ini Thariq yang menjelaskan.

"Penjelasan yang gak masuk akal. Jumlah saham yang ditanam sangat banyak dan tertera diatas surat perjanjian. Reza yang merasa terancam bakal bikin surat palsu pengembalian saham dengan memalsukan tanda tangan pak Hali buat ditunjukan ke D'F corp." Anna menambahkan lagi.

"Jadi, surat itu bakal kalian bawa ke Pengadilan?" Tanya Alsan memastikan.

Anna dan Thor mengangguk.

"Si brengsek itu gak akan semudah itu kalian jebak." Arjuna yang sedari tadi diam akhirnya bersuara.

"Ya, kita tau. Tapi seenggaknya kita akan coba." Sanggah Anna.

"Saya bakal bawa pengacara kalau rencana kalian berhasil masuk ke jalur hukum." Ujar Aslan.

"Makasih dok." Thariq tersenyum hangat.

"Kalian jalanin rencana itu dulu. Kalau gak berhasil, gue punya rencana lain." Itu Juna, selalu saja mesterius.

Anna, Thariq dan Aslan saling berpandangan bingung.
"Rencana apa?" Tanya ketiganya bersamaan.

_____________


Heyooo!! Btw aku gak terlalu ngerti soal perusahaan huhu:")
Yang penasaran Aslan dan Juna punya masalah apa sama Reza Ardana, baca terus yaww!!🌹

Kalo ada yg bingung soal Alfan bikin perjanjian sama Bella, baca part 19 "Aneh" ya hoho.

Jangan lupa vote+komennya stars❤️❤️
Thank you 🎉

Tumben nih gak nyampe 1000 kata hoho.

 Kesebelasan tanpa pelatihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang