Go to Jerman

2K 120 31
                                    

Happy reading everyone!!!

⚡⚡⚡

"Apa benar mereka semua anak saya?" Bu Gen bertanya pada Aslan yang ada di sebelahnya, mata nya terfokus pada delapan orang yang baru saja tiba di bandara dengan beberapa taxi. Wanita itu masih ingat kalau mereka adalah yang beberapa hari lalu datang ke rumah Aslan dan mengaku sebagai anak-anaknya.

Aslan pun memperhatikan orang-orang yang bu Gen maksud. Ya, itu adalah Iyyah dan saudara-saudara nya.

Aslan mengangguk.
"Mereka mirip kan sama ibu?" Aslan tersenyum sembari memperlihatkan layar ponsel nya pada wanita itu.

Sebuah foto bu Gen bersama sepuluh anaknya terpampang di sana. Aslan mendapatkan foto ini dari hasil stalking nya di instagram milik Iyyah.

Bu Gen memperhatikan foto itu dengan serius, melihat satu persatu wajah putra dan putrinya yang begitu terlihat ceria dalam foto tersebut, juga dirinya yang mengembangkan senyuman lebar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bu Gen memperhatikan foto itu dengan serius, melihat satu persatu wajah putra dan putrinya yang begitu terlihat ceria dalam foto tersebut, juga dirinya yang mengembangkan senyuman lebar. Mereka benar-benar terlihat bahagia.

Foto itu cukup membuatnya terenyuh. Kepalanya mulai pening. Bayang-bayang masa lalu sepertinya mulai memenuhi pikiran wanita paruh baya itu. Ia pun segera mengalihkan pandangan nya, kembali menatap delapan orang bersaudara yang sedang berjalan mendekat.

"Tapi mereka cuma ada delapan orang? Di foto ini ada sepuluh orang" Ibu sebelas anak itu bingung. Ia kembali melihat foto yang ada di layar ponsel Aslan.

"Fatim, dia lagi di rawat di rumah sakit" Kata Aslan menunjuk gadis di foto yang mengenakan jilbab abu-abu.

"Dan...

"Kayaknya Sohwa juga gak ikut" Aslan menunjuk gadis di paling depan dengan pose membuka mulutnya lebar.
Aslan sudah cukup hafal dengan nama-nama dan wajah kesebelasan paling fenomenal itu.

Bu Gen mengangguk mengerti. Dia ingin bertanya banyak hal tentang sepuluh orang yang 'katanya' adalah anaknya. Tapi tidak untuk saat ini, kepalanya benar-benar sakit.

Wanita itu berharap, setelah operasi ia akan segera mengingat semuanya.

Delapan orang bersaudara itu sudah tiba di hadapan bu Gen dan Aslan. Mereka segera mencium tangan bu Gen bergantian, bu Gen tidak keberatan meski dia masih belum yakin kalau mereka adalah anaknya.

"Umi, semoga operasinya lancar ya" Sajidah memeluk pelan umi nya.

Bu Gen hanya mengangguk dan tersenyum.

"Umi harus sembuh" bisik Saaih dan lagi-lagi hanya dibalas anggukan oleh umi nya.

"Iyyah yang akan temenin ibu di jerman" Aslan melirk gadis pujaan hatinya yang begitu terlihat cantik hari ini.

"Iyyah yang mana?" Tanya bu Gen bingung. Ia melihat delapan orang itu bergantian.

Iyyah pun mengacungkan telunjuk lentiknya seraya tersenyum manis. Bu Gen mengangguk mengerti dan membalas senyuman Iyyah.

 Kesebelasan tanpa pelatihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang