Bingung

1.4K 108 25
                                    

"Ervina Mikaela Ardana"

Saaih segera menarik paksa tangan Vina saat gadis itu selesai membayar.
Lelaki itu membawa Vina menjauh dari keramaian.

"Saaih lepasin!" Vina menarik tangannya dari genggaman Saaih yang sangat menyakitkan karena terlalu kuat.

"Lo anak pemilik Ardana company kan?!" Tanya Saaih tajam.

Vina mengerjap. Darimana Saaih tahu? Nama perusahaan papa nya tidak sebegitu terkenal. Apalagi dilingkungan sekolah yang sangat jauh dari kata elit. Saaih bahkan murid baru di sekolahnya, apa bersekolah di sekolah umum seperti itu tidak cukup bagi Vina untuk menutupi identitasnya?

Saaih memang sempat ia beritahu kalau papanya seorang pengusaha, tapi dia tidak mengatakan nama perusahaan tersebut.

"Jawab Vin!" Saaih menggertak gadis itu. Vina terkesiap dan menatap Saaih takut-takut.

"Kenapa?" Tanya Vina pelan. Wajah Saaih yang tersulut amarah membuat gadis itu ngeri.

"Lo anaknya Reza Ardana kan?!" Tanya Saaih lagi dengan sedikit bentakan.

Vina mengangguk pelan setelah ia berpikir beberapa saat.

Saaih tampak menghela nafas gusar. Tangan kanannya mengepal dan meninju tembok yang berada disamping tubuh Vina berdiri. Gadis itu tercekat, sangat terkejut dengan tindakan Saaih barusan.

"Kamu kenal papaku?" Tanya Vina ragu. Detak jantungnya tak karuan, ia sangat takut melihat Saaih seperti ini.
Terlebih jalanan yang sedang mereka singgahi ini sangat sepi.

Saaih menatap Vina tajam.
"Papa lo yang udah bikin keluarga gue hancur!!" Geram Saaih marah.

Vina membulatkan matanya.
Benarkah? Apa yang dilakuin papa ke keluarganya Saaih?!
Batin gadis itu bingung.

"Dia yang bikin perusahaan abi gue bangkrut! Dan sekarang abi gue dipenjara gara-gara si Reza keparat itu!" Saaih mengumpat. Jiwa soleh nya hilang seketika. Ia terlalu membenci Reza dan apapun yang berkaitan dengan tua bangka sialan itu.
Dan anak gadis pria itu ada dihadapan matanya saat ini. Untung saja dia perempuan, kalau saja lelaki mungkin Saaih sudah menghajarnya habis-habisan.

Hati Vina sakit, rasanya seperti dihujami ribuan belati.
Walaupun dia membenci papanya, tapi gadis itu juga tidak suka jika ada seseorang yang menghina papanya, terlebih yang melakukan hal itu adalah Saaih, lelaki yang begitu ia sukai dan kagumi.

"Maaf.. papa ku emang jahat. Aku juga benci dia.." Ucap Vina dengan matanya yang mulai berkaca-kaca, menahan sesak didada nya. Ini pertama kali bagi Vina dibentak oleh seorang lelaki selain papanya.

Saaih terdiam, ia sedang berusaha meredam amarahnya. Lelaki itu berusaha berfikir jernih dan terus berkata dalam hati bahwa Vina tidak bersalah, dirinya tidak boleh melukai gadis ini. Abi pernah berpesan padanya untuk tidak membuat seorang gadis menangis. Apalagi tadi Vina bilang kalau dia juga membenci papanya kan? Reza memang pria gila yang tidak hanya melakukan kecurangan dalam bisnisnya tapi juga menghancurkan anak gadisnya.

"Ma.. maaf.." ujar Saaih ragu. Vina yang semula menunduk mulai mendongakkan kepalanya.

Mata sembabnya menatap Saaih nanar.
"Maafin papa.. ak.."

Brukkk

"VINA!!" Saaih memekik kaget saat gadis itu tiba-tiba pingsan dihadapannya dengan hidung yang mengelurakan banyak darah.

"Astagfirullah! Vina bangun.. hey!" Saaih berusaha membangunkan Vina dengan menepuk pelan pipinya yang mulai terlihat pucat.
Tak ada reaksi apapun dari Vina.

 Kesebelasan tanpa pelatihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang