Bertemu

2.2K 128 33
                                    

Part ini lebih santai muhehe


"Thor?"

Deg.

Thariq tercekat. Nafasnya tidak beraturan, detak jantungnya pun tak karuan.

Tenang Thor.

"Mbak Anna?" Lelaki itu tersenyum kikuk pada wanita di hadapannya.

"Kamu, ngapain?" Tanya Anna penuh selidik.

Thariq menelan salivanya gugup.
"Emmm ini mbak, disuruh sama pak David ngambil berkas" Thariq menunjukan sebuah map berwarna merah pada Anna.

Anna meangguk paham dan berlalu menuju kursi.
"Ohh yasudah" Wanita itu tidak tahu kalau ada map lain di dalamnya.

"Saya permisi dulu mbak" Thariq segera keluar dari ruangan yang membuatnya sesak nafas itu.

"Thariq kenapa sih, kok gugup gitu"
Batin Anna curiga.

_______________________

"Ardana company cuma sebagai konsumen di D'F corp. Mereka gak pernah punya perjanjian bisnis apapun"

"Jadi?"

"Thariq salah sasaran bang" Lelaki itu menunduk malu di depan abangnya.

Hufttt

Atta menghela nafas pasrah. Mau bagaimana lagi?

"Yaudah, biar abang aja" pada akhirnya Atta juga yang harus mengurus semua ini.

"Maaf bang, Thor gak bisa bantu abang" lirih lelaki berusia 20 tahun itu.

"Gak apa-apa thor. Yang penting kan kamu udah berusaha. Namanya usaha, gagal itu wajar" Atta tersenyum pada sang adik dan menutup map yang tadi Thariq berikan padanya.

Thariq melihat Atta.
"Bang Atta emang hebat"

"Kamu juga hebat dong. Bisa dapet kepercayaan pak David, sampai boleh masuk ke ruanganya juga." balas Atta bangga.
Thariq hanya tersenyum simpul.

"Terus kamu gimana? Tetep kerja disana?"

"Mungkin iya bang. Baik banget sih mereka" sahut Thariq.

"Naksir kali...." Atta menggoda adiknya.

"HAH APAAN?! PAK DAVID? GILA" Ngegas.

"Eh, kok pak David sih? Anna tuh" Atta mengerlingkan matanya pada Thariq yang menahan malu karena salah dugaan.

"Apaan sih bang" Thariq membuang muka. Abangnya ini menyebalkan sekali.

"Wah... kamu naksirnya sama pak David?" Atta semakin gencar membuat Thariq kesal.

"Gila! Gak lah" Suara Thariq meninggi diikuti suara tawa Atta yang menggelegar.

"Tapi Anna cantik loh"

"Terus?"

"Ada something kan sama dia?"

Thariq mendengus pelan.
"Thor tuh tipe-tipe adek yang sayang sama abang. Jadi gak bakal melangkahi bang Atta, makanya cari pacar sana!"

Sekarang giliran Atta yang kesal.
"Males ah" Atta bangkit meinggalkan adiknya menuju dapur. Lelaki itu paling tidak suka membahas perihal hati dan cinta. Luka masalalu nya masih terlalu perih. Bagi Atta, cinta hanyalah sebuah kata-kata busuk yang diucapkan atas dasar maksud lain. Harta misalnya.
Dan pacar? NO KOMEN.

"Tapi bang, kita bakal dilangkahin nih" Thariq menyusul abangnya ke dapur.

Terlihat Atta yang sedang menengguk sekaleng softdrink disana.
"Siapa? Qahtan?" Tanyanya enteng.

 Kesebelasan tanpa pelatihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang