Part 36

1K 49 1
                                    

Sebelum baca vote dulu ama coment yh

Pria itu tertunduk lemah, merasa dunianya hancur, bukan dia bukan pria yang kuat, dia benar-benar lemah kalau sudah urusannya dengan orangtua. Bastian merupakan anak penurut sejak kecil, dia sangat menyayangi kedua orangtuanya, itulah mengapa Bastian sangat terburuk jikalau kedua orangtuanya sedang bertengkar.

"Aku bukan pria yang hebat, aku tahu aku sudah dewasa, seharusnya aku bisa bersikap dewasa. Tapi, entahlah, jikalau menyangkut hal ini, aku selalu saja rapuh. Bagai anak kecil yang ditinggal orangtua nya jauh "ujar Bastian

"Ah, aku tidak tahu sebegitu rapuhnya kamu "ujar salsha

"Hah. Entahlah. bolehkah aku memelukmu? "tanya bastian

"Apa?"

"Aku butuh pelukan "ujar bastian

"Tapi ak...."

Terlambat, bastian segera bangkit dari kursinya menarik Salsha hingga harus berdiri kemudian memeluknya. Salsha awalnya kaget, seriusan, ia tak pernah lagi dipeluk laki-laki ( selain ayahnya ), terakhir dipeluk itu dulu, saat Salsha dan iqbaal masih berpacaran dimasa SMA.

Tadinya ia berontak, Tapi mengingat keadaan Bastian yang sedang rapuh membuat Salsha mengurungkan niatnya.

"Biarkan seperti ini, agar aku mendapat kekuatan "ujar Bastian

"Cih, dasar brengsek. Ku kira dia sudah mau berubah semenjak kejadian dulu. Dia gila atau bagaimana?" Ujar iqbaal kesal karena melihat Bastian dan Salsha berpelukan

Dasar, pria itu mengumpat pada Bastian yang sedang memeluk Salsha. iqbaal, memang sedari tadi berniat untuk mencari tahu apa yang akan Bastian lakukan. Makanya ia sekarang sedang berada di ruangan yang dekat dengan pintu utama, dan disana mengintip disela-sela jendela.

"Mau rapuh atau tidak keadaan dia sekarang, aku tetap saja membecinya. Meski memang kenyataan dia sahabat yang paling baik yang ku kenal "ujar iqbaal

***

Setelah Bastian pulang, mata Salsha sembab ikutan menangis karena Bastian menangis. Itu membuat iqbaal penasaran.

"Kenapa sembab?" Tanya iqbaal

"Aku cuma ikutan nangis ajak lihat Bastian nangis "ujar salsha

"Ck, lebay! "Ujar iqbaal

"Biarin! Aku itu turut merasakannya apa yang dirasakan dia, memangnya kamu? Gak punya perasaan "ujar salsha

"Kau ini "

"Apa? Sudahlah, aku mengantuk, ingin tidur "ujar salsha

"Gue lapar, masak sana "ujar iqbaal

"Tapikan aku ngantuk "ujar salsha

Benar, Salsha sedang masa capek-capek nya, ia ingin cepat-cepat tidur dan ia juga memohon pada iqbaal dengan menunjukkan puppy eyes nya, tapi nihil. Iqbaal tetap berisi keras agar Salsha memasak untuknya.

"Baiklah pak, saya ke dapur segera "ujar salsha

Iqbaal terkekeh geli menatap Salsha yang sekarang sudah keluar dari kamarnya.

"Lucu "ujar iqbaal

***

"Kenapa kau memeluknya? "Tanya iqbaal

"Memeluk siapa "ujar salsha

"Bastian "

"Hah? K..kau me..melihatnya? "Ujar salsha

"Iya, kenapa?"

"Harusnya sih aku yang nanya begitu, kenapa kamu melihat aku sama Bastian? Bukannya kamu tadi bilang mau tetap dikamar saja? "Ujar salsha

"Terserah gue lah "ujar iqbaal

"Ish sebal. Soal pelukan itu, Bastian yang memulainya duluan "ujar salsha

***

My Ex-Boyriend is My Husband (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang