I'm not afraid of fall in
love again. I just afraid of getting hurt for the same reason again.
***Pagi-pagi sekali Zara harus ke kantor pusat, mengurus kepindahannya ke Jakarta. Masa kerjanya di Kalimantan sudah usai, dan ia bisa kembali ke kota kelahirannya di Jakarta. Lima tahun Zara harus berpisah dengan ayah dan adik-adiknya. Walaupun ketika libur, mereka akan mengunjunginya. Saat ia sibuk bekerja dan begitu sebaliknya sampai ia mendapatkan cuti.
Kini Zara dan Andini sedang berjalan bersama untuk ke rumah Zara membantu kekurangan yang lainnya."Lo yakin nih, nggak menetap di Kalimantan aja, Ra?" tanya Andini teman sekerjanya.
"Pengennya sih gitu, Din, tapi gue kangen banget sama keluarga gue. Gue pengen ngurus ayah disana, Din," ucap Zara sambil berjalan.
"Iya sih, tapi entar kalau nggak ada lo, nggak ada yang bisa diledekin lagi sampe nangis. Kan, yang cengeng lo doang," ucap Andini meledek Zara.
"Aish ... sialan lo!" ucap Zara mendorong pelan Andini, mereka pun berdua tertawa selama perjalanan. Tiba-tiba saja Zara menabrak seseorang hingga buku dan laptop yang ia bawa terjatuh.
"Astaga, laptop gue," ucap Zara panik melihat laptopnya yang terjatuh.
"Aduh ... maaf, Mbak maaf," ucap orang itu dan membantu membereskan bukunya.
"Yahh ... file gue di sini semua, gimana kalau pada ilang," ucap Zara mengambil tas laptopnya lantas berdiri.
"Maaf, Mbak. Nih, bukunya."
"Ishhh Maa ... s...." tiba-tiba ucapan Zara terhenti, tatkala melihat laki-laki yang ada di depannya ini.
Andini yang melihat keduanya terdiam dan saling bertatapan, merasa bingung lalu menggoyangkan tangannya di antara wajah kedua orang itu. Keduanya pun kemudian tersadar dengan lambaian tangan Andini.
"Ehh...." ucap keduanya bersamaan tersadar, Zara langsung mengalungkan pandangannyan ke Arab lain begitupun dengan Lelaki tersebut.
"Kalian saling kenal?" tanya Andini bingung.
"Kamu Zara, kan?" tanya laki-laki itu.
Zara menegang dengan pertamyaan laki-laki di depannya. Ia ingat, ingat sekali, siapa laki-laki dihadapannya ini, walaupun mereka belum pernah bertemu sebelumnya. Tetapi...."Zara, itu lo ditanyain," ucap Andini menggoyangkan bahunya.
"Eh ... Gue duluan ya, Din, mau ngecek laptop gue, takut kenapa-kenapa," ucap Zara duluan meninggalkan keduanya, sebelum Andini bertanya banyak soal siapa laki-laki itu.
"Zaraaa ... tungguin gue," saat ingin mengejar Zara laki-laki itu menahannya.
"Aduh Mas apaan si! Saya mau ngejar temen saya, lagian Mas sok kenal banget si sama temen saya dia jadi kabur kan!" cerocosnya dengan muka yang tampak kesal.
"Ternyata temen-temennya bawel semua pantes dia bawel," batinnya tersenyum
"Gausah senyum-senyum Mas! Saya duluan!"
"Eh, tunggu saya mau nanya alamat tinggal dia dimana?" tanya laki-laki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Di Atas Sajadah {Completed}
SpiritualZara seorang gadis yang bermimpi menjadi penulis dan tertarik dengan seorang lelaki yang membuatnya jatuh hati.Namun, disatu sisi, karir lebih penting dari perasaan cinta yang hanya melemahkannya. Suatu waktu disaat dia menaruh kepercayaannya, lelak...