26. Sad Ending?

216 11 1
                                    

"*﷽*
۞ *اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ*۞

_Seringkali,orang² yang berbahagia bukan karena memiliki segalanya,mereka hanya ikhlas menjalani hidup dengan apa adanya._
****

Semua keluarga Fatih sudah siap untuk berangkat ke gedung untuk melaksanakan akad nikah dan resepsi pernikahan disana. Dengan wajah pasrah Fatih berusaha untuk ikhlas bahwa dia benar-benar akan melepaskan masa lajangnyan dan bukan dengan orang yang dicintainya.

"Mas udah belum Ayo Kita berangkat," panggilan adiknya dari luar membuatnya mengalihkan fikirannya yang sedang termenung melihat ke arah jendela. Fatih berjalan ke arah pintu untuk membukanya.

"Iya."

"Yaudah ayo berangkat nanti telat," ucap Fani saat melihat wajah lesu Kakaknya itu.

"Fan, gue minta tolong boleh?" tanya Fatih lagi.

"Ya, selama gue bisa bantu, gue tolong, Mas. Minta tolong apa emang?"

"Kasih ini ke Zara nanti ya, sampein kalau ini dari gue." Fatih menyodorkan sebuah kotak yang sempat ia belikan di luar negri saat masih berkuliah disana. Niatnya dia akan memberikan kotak ini pada malam pertama ketika mereka menjadi suami istri. Tapi lagi-lagi takdir seakan menamparnya bahwa dia dan Zara tidak diizinkan untuk bersama.

"Ok nanti gue sampein. Sekarang ayo berangkat," ajak Fani lagi. Fatih mengangguk dan menutup pintu kamarnya bersiap untuk berangkat ke gedung.

"Kamu tuh lama banget sih, Tih. Nanti keburu macet tau ndak!" Ibunya berdecak kesal melihat anaknya yang lelet.

"Iya,Bu sabar. Kan mesti siap-siap juga," jawab Fatih mengalah.

"Udah-udah ayo berangkat nggak usah ribut aja," ucap Bapaknya menengahi mereka. Ibunya berjalan lebih dulu diikuti mereka dibelakangnya. Fatih berjalan dengan lesu enggan sekali berangkat tapi dia tidak memiliki pilihan lain selain menurut pada Ibunya.
***

Ditengah perjalanan Fatih ingat sesuatu, dia merogoh kantong bajunya dan ternyata tidak ada.

"Stop ... stop...." Fatih memberikan aba-aba untuk supirnya menghentikan mobil mereka.

"Ada apa lagi sih, Tih!" ucap Ibunya kesal ada saja masalah sedari tadi.

"Cincin kawinnya ketinggalan di meja, Bu. Fatih mesti ambil dulu," jawab Fatih.

"Kenapa nggak di siapin dari semalem sih! Bikin repot aja kamu. Yaudah Pak Kita balik lagi aja ke rumah." Fatih melarang mereka untuk kembali ke rumah, biar dia saja yang akan mengambilnya.

"Nggak usah, Bu. Kalian tetep kesana aja bilang aku nyusul karena ada yang ketinggalan."

"Lha terus kamu mau Naik apa?" tanya Ibunya. Fatih melihat ke arah luar jendela tepat sekali di samping mereka ada pangkalan ojek disana.

"Aku naik ojek aja dan kalian langsung berangkat aja kesana. Aku bakal cepet sampai kesana. Oke?!" Fatih langsung saja keluar dari mobil dan memesan ojek untuk balik lagi ke rumah.

Cinta Di Atas Sajadah {Completed}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang