"Terkadang yang menurut kita baik belum tentu menurut orang lain pun baik."
****Selama ini aku mengira caraku menjauh sementara dari gadis itu benar. Aku memang jarang mengabarinya saat kita sedang berjauhan. Tapi bukan berarti, aku tidak menyimpan perasaan dengan gadis itu. Aku hanya menjaga jarak takut perempuan itu merasa dipermainkan olehku. Awalnya, aku mengira semua akan menjadi mudah saat aku menjauhinya sementara dan akan mengulang semuanya saat nanti kita bertemu. Namun, aku salah ternyata gadis itu malah berubah dan malah menjauhiku.
Selama aku kembali ke Negara ini dialah yang ingin aku temui, aku mencari kabarnya di Jakarta, namun sulit menemuinya belum lagi nomorku yang diblokir. Hingga suatu hari, aku melihat seorang gadis yang pernah foto bersama dengannya lalu, kuhampiri dia. Dia sempat bingung melihatku, Lalu aku memperkenalkan diriku kepadanya. Aku kira responnya akan baik tetapi malah sebaliknya.
Seiring berjalannya waktu ternyata kita bekerja ditempat yang sama semakin membuatku mudah mencari informasi tentang Zara. Awalnya dia menolak keras memberitahuku sampai akhirnya dia lelah dan memberitahuku juga. Aku terkejut saat dia mengatakan gadis itu malah di luar kota. Lagi-lagi aku harus sulit menemuinya karena jarak.
****Pada saat aku mendapatkan cuti untuk beberapa waktu aku memutuskan untuk mencari gadis itu berbekal dengan secarik kertas pemberian Sisil. Tidak mudah mencari alamat itu di tengah banyaknya tempat-tempat di Kalimantan ini. Sampai akhirnya, aku bertubrukan dengan seorang gadis...
"Astaga, laptop gue," pekik gadis itu terkejut dengan Laptopnya yang terjatuh karna bertubrukan denganku.
"Aduh ... maaf, Mbak maaf," ucapku merasa bersalah.
"Yahh ... file gue di sini semua, gimana kalau pada ilang," ucap wanita itu tiba-tiba. Aku langsung membantu mengambil buku wanita itu.
"Maaf, Mbak. Nih, bukunya." ucapku menyodorkan buku gadis itu.
"Ishhh Maa ... s...." Aku terkejut melihat wanita itu. Dia wanita yang aku cari selama ini. Dia pun sepertinya terkejut melihatku.
Setelah temannya melambaikan tangan, kita pun kembali tersadar dari lamunan. Tidak salah lagi gadis itu adalah gadis yang aku cari. Dia tidak akan mencari tau dimana gadis itu tinggal sekarang. Tidak akan lagi dia melepaskan gadis itu untuk kedua kalinya.
****
Setelah aku tahu rumahnya ternyata tidak semudah itu membuatnya luluh kembali. Dia malah kian sulit untuk di dekati lagi. Dia benar-benar bukan Zara yang dulu. Zara yang rewel dan selalu manja. Gadis itu kini semakin dewasa dan sepertinya membenci aku karna aku telah meninggalkannya begitu saja. Aku tidak berniat menyakitinya dia benar-benar telah salah paham dengan sesuatu yang terjadi waktu itu. Tetapi aku tidak akan menyerah untuk kali ini. Kita sudah sama-sama dewasa dan aku tidak akan meninggalkan dia lagi. Aku akan berusaha untuk bisa menikah dengan gadis itu. Tidak akan aku biarkan wanita itu menikah dengan Lelaki lain walaupun temannya mengatakan bahwa laki-laki di samping rumahnya adalah calon suaminya. Selama janur kuning itu belum melengkung aku akan tetap mendapatkan gadis itu.Dua hari kemudian aku kembali lagi ke rumah gadis itu. Aku akan mencoba berusaha mendekati gadis itu. Walaupun aku tahu ini sama saja seperti mendekatinya saat pertama kali.
"Assalamualaikum," panggilnya saat sudah sampai di depan rumah gadis itu. Tidak Ada jawaban sama sekali dari dalam rumah itu.
"Assalamualaikum," panggilnya lagi namun tidak juga ada sautan dari dalam. Ia memutuskan untuk menunggu dan duduk di kursi yang ada di depan rumahnya. Mungkin gadis itu sedang pergi keluar.Nyaris dua jam dia menunggu tidak juga Ada tanda-tanda gadis itu juga. Sampai akhirnya terdengar Mobil yang datang. Ia Kira itu adalah Zara ternyata seorang laki-laki. Ia memutuskan untuk mengabaikan laki-laki itu.
"Masnya siapa ya?" tanya laki-laki itu menghampirinya. Dirinya memperhatikan laki-laki itu dari atas sampai bawah.
"Apa ini laki-laki yang dibilang calonnya Zara?" batin Fatih.
"Buseh ... Gue tanya malah ngeliatin gue. Gue tau gue emang ganteng. Tapi gue masih doyan cewe bro," ucap laki-laki itu membuat kesadarannya balik lagi.
"Nggak usah ngeliatin saya, Mas. Seakan-akan saya perawan yang mau diperkosa. Saya masih normal!" ucap laki Laki- laki itu lagi.
"Dia kira gue juga doyan batangan apa!" batinnya.
"Saya nggak ada urusan sama Anda!" Jawabnya sinis.
"Saya juga nggak berkeinginan berurusan sama, Masnya! Buang-buat waktu aja, ditanya beneran jawabnya songong," ucap laki-laki itu Lalu pergi meninggalkannya.
Setelah kepergian Lelaki itu, Fatih masih setia menunggu Zara untuk membuka pintu untuknya atau berharap jika gadis itu pergi supaya cepat pulang.Tok ... Tok ...
"Ra, buka Ra," panggil Fatih lagi berharap ada jawaban.
"Ra ..." ucapnya sambil terus mengetuk pintu rumah tersebut. Saat lagi-lagi ia mengetuk pintu rumah Zara Lelaki yang tadi keluar lagi dari samping rumahnya.
"MAS JANGAN BERISIK DONG GANGGU ORANG TAU NGGAK! MAU BERAPA LAMA MAS NUNGGUIN TUH ORANG NGGAK BAKAL KELUAR! PEMILIKNYA UDAH PERGI!" Omel Lelaki itu dari teras rumahnya.
"Masnya tau dari mana kalau orang yang di dalam nggak ada, sotoy banget," jawab Fatih sewot.
"HEH MAS! MASNYA TU MANUSIA BUKAN SIH NGESELIN AMAT! JELAS SAYA TAU ORANG SAYA YANG ANTERIN DIA KE BANDARA TADI SIANG. SEKALI LAGI MASNYA BERISIK SAYA GUYUR AIR SEEMBER," Setelah mengucapkan itu dengan emosi Lelaki yang belum Fatih tahu namanya itu Masuk begitu saja dengan membanting pintu rumahnya.
Apa iya ucapan Lelaki itu benar jika Zara sudah pergi dari sini. Tapi mungkin ada benarnya juga, sedari tadi dia menunggu Zara tetapi tidak Ada tanda-tanda Zara muncul. Ah ... Lagi-lagi ia harus kehilangan Zara lagi. Fatih memutuskan untuk kembali ke hotelnya dan bersiap untuk kembali ke Jakarta."Dari pada capek-capek nemuin Zara kayak gini, mending setelah sampai di Jakarta langsung gue lamar aja dari pada susah ditemuin juga," ucapnya berjalan pergi dari kediaman Zara.
.
.
.Jadikan cinta untuk mencapai segala tujuan karena Allah dan dengan cara yang baik. misalnya ialah mencintai seorang wanita maka harus disikapi dengan kesungguhan untuk menjadikan halal baginya dan dibuktikan dengan tindakan yang baik sehingga tercapai tujuan yang diharapkan. “Dengan kebaikan tersebut akan dimudahkan tercapainya tujuan tujuan yang diinginkan dan akan dimudahkan segala tuntutan”. (Syarah Syahih Muslim).
****Tbc... Jangan Lupa tinggalkan jejak btw aku stuck buat lanjut ini cerita bingung bikin konflik dll😭😭
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Di Atas Sajadah {Completed}
SpiritualZara seorang gadis yang bermimpi menjadi penulis dan tertarik dengan seorang lelaki yang membuatnya jatuh hati.Namun, disatu sisi, karir lebih penting dari perasaan cinta yang hanya melemahkannya. Suatu waktu disaat dia menaruh kepercayaannya, lelak...