25. Membahagiakan Diri Sendiri Itu Yang Utama

168 10 3
                                    

""Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, (QS. Ibrahim ayat 24) pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Rabbnya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. (QS. 14:25)"
***

  Zara berdiri mematut dirinya di depan cermin. Menggunakan kebaya berwarna pink kesukaannya. Setelah tampilannya sempurna ia memoleskan lipbalm me bibirnya agar lebih terlihat tidak lucat Lalu memolesnya lagi dengan liptint.
Ini adalah hari pernikahan orang yang dicintainya tetapi bukannya sakit hati atau apa kenapa Zara malah excited untuk datang. Apakah ini yang dinamakan keikhlasan, lebih mendatangkan kebahagiaan pula untuk diri Kita sendiri.

    Saat dia sedang memastikan dirinya sudah sempurna Sisil memanggilnya lantas menengokan kepalanya di pintu, "Astaga tabiat lo nggak berubah-berubah tahu nggak, Ra! Bilang iya udah rapi tinggal otw ternyata masih dandan aja dari tadi," ucap Sisil sambil berjalan menuju ranjang Zara. Zara hanya cengeesan saat Sisil tiba-tiba datang.

   "Lagian tumben sih, lo dateng ngggak chat gue dulu," ucap Zara melihat Sisil dari kacanya.

   "Helowwwwww ... MBA ZARA BAHKAN GUE UDAH TELFON LO BERKALI-KALI TAPI LO NGGAK ANGKAT SAMA SEKALI TELFON GUE SYANTIK," ucap Sisil dengan nadanya yang  alay membuat Zara tertawa, ia lantas melihat ponselnya memastikan bahwa yang Sisil ucapkan benar. Zara terkikik geli saat memang benar banyak notif dari Sisil yang tidak dia balas sedikitpun. Ia memutar badannya untuk berhadapan langsung dengan Sisil.

    "Nggak usah ketawa-ketawa lo! Ketawa lo jelek!" Sisil memutar bola matanya malas melihat sahabatnya itu tanpa rasa bersalah malah tertawa-tawa.

   "Wkwk ... Santai kenapa sih, Sil. Hp gue di mode getar soalnya makanya ngggak kedengeran. Lagian lo udah tahu rumah gue tinggal kesini aja nggak usah chat segala. Kebanyakan kuota lo? Sini kasih duit aja ke gue buat dp rumah kalau duit lo kebanyakan," ucap Zara lagi masih sambil dengan tertawa.

    "Nggak Ada hubungan kuota sama duit banyak! Dan jangan lupa rumah gue pake wifi. Nyokap Bokap yang bayar gue menikmati. Anak jendral sabeb." Kini gantian Sisil yang sombong membuat Zara menatapnya datar.

   "Bodoamat!" ucap Zara kesal lalu berbalik mematut dirinya di depan cermin, sekali lagi memastikan bahwa dia benar-benar sempurna dan malah dia yang paling cantik daripada calon pengantin perempuannya.

Hahaha haluku terlalu berlebihan!

   "Lo gila ya, Ra mau ditinggal doi kawin? Dari tadi ketawa-ketawa mulu gila bikin gue jadi sawan," ucap Sisil membuat Zara lagi-lagi mendengus kesal.

   "Lo sawan! Udah ayo berangkat, kalau ngggak cepetan dateng ngoceh mulu lo kayak Bro!" Zara mengambil tas selempangnya di lemari memasukkan dompet, hp, kipas tangan jika dia gerah seadainya ac kamarnya muat masuk tasnya mungkin dia lebih memilih membawa ac tidak perlu capek-capek menggerakkan tangganya, Lalu ia memasukkan liptint, lipstick, lipbalm, lipcream satu set untuk membuat bibirnya tetap menggoda di acara nanti. Haha. Sisanya perlengkapan make up sederhana untuk wajahnya jika sewaktu-waktu luntur atau berantakan. Jangan lupakan tissue dan sanitizer yang selalu ia bawa kemana-mana.

Cinta Di Atas Sajadah {Completed}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang