SELAMAT MEMBACA❤️
Alger mengerjapkan mata-matanya berkali-kali mencoba membiasakan cahaya mentari yang masuk melalui retina matanya. Tangannya bergerak hendak menyentuh kepalanya yang terasa pusing tetapi sebuah tangan mungil menghalangi tangannya.
"Mmmm Hoammm... kamu udah sadar? Apa kamu perlu sesuatu" tanya gadis itu ketika merasa tidurnya terusik oleh pergelangan tangan Alger.
"Pergi!" Perintah Alger mutlak
"Hah?"
"PERGI!!!" Grethania tersentak sungguh ia tak pernah di bentak seperti itu oleh pria manapun kecuali pria di hadapannya ini. Grethania beranjak dari duduknya dan ketika hendak menyentuh knop pintu ringisan seseorang berhasil menghentikan kegiatan Grethania.
"Sshhhhh"
"Apa yg terjadi?" Tanya Grethania panik. Alger sama sekali tak menghiraukan pertanyaan tersebut ia hanya fokus memegangi kepalanya yang terasa berdenyut.
"Hentikan itu akan menyakitimu sini ku pijit" Ucap Grethania melepas tangan Alger dari kepalanya. Dengan telaten ia memijat kepala Alger. Alger memerhatikan setiap lekukan wajah Grethania dari bawah. 'lumayan' batinnya.
"Apa sudah lebih baik?" Tanya Grethania lembut. Yang di tanya hanya mengangguk samar.
Kruyuk kruyuk...
Alger sangat merutuki perutnya yang berbunyi tanpa melihat situasi. Ia mendongak dan menatap Grethania hendak mengetahui bagaimana reaksi gadis itu. Gadis itu hanya tersenyum, "Kamu lapar?" tanyanya. Alger menggeleng."Enggak usah bohong, tunggu disini, aku buatin makanan dulu" Alger hanya menatap punggung gadis itu sampai hilang di balik pintu. Setelah beberapa saat Grethania kembali ke kamar Alger dengan membawa nampan yang berisi bubur, air putih hangat dan juga beberapa obat-obatan.
"Mau ngapain?" Tanya Alger ketika melihat Grethania hendak menyuapinya.
"Nyuapin kamu" ucap Grethania polos.
"Gue bisa sendiri" Alger mengambil alih mangkuk bubur tersebut.
"Tapi kan kamu masih sak-"
"DIEM!" Sinis Alger. Grethania sendiri hanya mengangguk pasrah membiarkan lelaki tersebut melakukan semaunya.
• • •
Setelah Alger menghabiskan makanannya, Grethania segera membawa nampan bekas makan lelaki tersebut menuju dapur.
"Biar saya saja nona" ucap salah satu pelayan di rumah Alger
"Engga apa-apa bi, saya saja." Ucap Grethania lembut sembari tersenyum manis. Ia kemudian membersihkan mangkuk tersebut. Setelah selesai membersihkan bekas makan Alger, Grethania beranjak menuju tempat para pelayan mempersiapkan makan malam.
"Mau masak apa bi? Grethania boleh ikut bantu?" Ucapnya lembut
"Tidak perlu, nanti tangan nona kotor"
"Ih bibi kayak apa aja, kan kalau kotor bisa di cuci" tutur Grethania sembari terkekeh
Pelayan tersebut akhirnya mengangguk dan mengizinkan Grethania untuk membantu mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
GERANIA [Serendipity or Sempiternal?]
Teen FictionKisah seorang gadis panti asuhan yang hidup dengan segala kesederhanaannya, terjerumus dalam pesona lelaki tampan yang hidup dengan segala kemewahannya. Hingga keduanya mengerti dan dapat merasakan yang sesuatu yang dikenal dengan nama CINTA. Disaat...