Selamat Membaca❤️
Sudah 3 hari Grethania tidak memasuki dunia pendidikan. Yang ia lakukan hanya pergi ke cafe di pagi hari dan bekerja hingga malam. Lelah memang tapi ini ia lakukan demi memenuhi kebutuhan hidupnya.
Saat ini gadis itu tengah berjalan di bawah semburat jingga sembari menyedot seplastik es. Peluh telah membanjiri pelipisnya dan dengan cepat ia menyeka keringatnya. Pandangannya tertuju pada pedagang es krim di seberang jalan sana. Ia berfikir sejenak lalu menunduk melihat isi dompetnya. "Kurasa cukup untuk membeli satu eskrim" gumamnya sembari tersenyum.
Langkahnya berhenti tepat di depan si penjual es krim. Setelah mengutarakan pesanannya dengan cepat ia membayarnya kemudian memandang plastik es yang di pegangannya. "Nia pasti seneng" gumamnya antusias.
"Maafin kakak yang cuman bisa beli untuk Nia aja. Kakak janji suatu saat kakak bakal beliin untuk kalian semua" raut wajah gadis itu berubah sendu sembari memandang nanar plastik es yang di pegangnya.
"Wihhh eskrim nih" ucap seorang laki-laki yang ternyata adalah salah satu senior Grethania di RHS.
"Maaf kak tapi itu buat adik aku" ucap Grethania sopan.
"Cuman eskrim gini doang murah lagi. Lo kan orang kaya beli lagi aja" ucapnya santai kemudian membuka plastik es tersebut dan mulai memakannya.
Nasi sudah menjadi bubur, harapan Grethania ingin membelikan Nia es krim sudah lenyap dengan hadirnya Gerald yang tiba-tiba menyerobot plastik es krim tersebut dan dengan santainya melahapnya.
Tanpa bicara apapun Grethania pergi meninggalkan Gerald yang masih melahap eskrimnya. Gerald yang menyadari Grethania pergi segera menghampiri gadis itu yang ternyata tengah duduk di kursi taman dekat situ.
"Woy! Lo marah?"
Gadis itu menoleh "Engga kok kak"
"Yayaya... Gausah marah lagi cuman eskrim murah aja. Gue ganti besok" Hati Grethania mencelos mendengar penuturan Gerald. Apa ia tidak pernah berfikir bahwa bagi orang seperti Grethania bisa membeli sebuah eskrim saja merupakan salah satu anugerah Tuhan? Dasar orang kaya terkadang lupa bahwa di luar sana masih banyak orang yang membutuhkan.
"Sudah mau maghrib saya duluan kak" tutur Grethania sopan kemudian berlalu meninggalkan Gerald sendirian di taman itu. "Cukup unik" pikir Gerald.
• • •
"Heh! Beliin gue eskrim dong" Ucap seorang gadis yang merupakan anak dari ketua pengurus Panti Asuhan tersebut.
"Loh kak Adreena tumben kesini." Ucap Grethania terkejut pasalnya gadis itu memang jarang ke panti asuhan jika bukan karena mamanya yang menyuruhnya datang.
"Ck! Ngalihin topik, udah buruan beliin sana" perintah Adreena.
"Uangnya?" Tanya Grethania
"Uang uang. Pake uang Lo dulu lah. Besok gue ganti" ucap Adreena enteng.
"Tapi Gretha engga lagi pegang uang kak"
"Halah bulshit! Lo kerja paruh waktu kan? Dan gue denger Lo di skors 3 hari yg berarti Lo kerja seharian penuh. Ya kali engga pegang duit! Beliin atau gue aduin mama biar Lo di marahin, mau?!" Ancam Adreena. Grethania hanya mampu pasrah mendengar ancaman Adreena. Menolak sama dengan masuk ke sangkar Singa.
KAMU SEDANG MEMBACA
GERANIA [Serendipity or Sempiternal?]
Teen FictionKisah seorang gadis panti asuhan yang hidup dengan segala kesederhanaannya, terjerumus dalam pesona lelaki tampan yang hidup dengan segala kemewahannya. Hingga keduanya mengerti dan dapat merasakan yang sesuatu yang dikenal dengan nama CINTA. Disaat...