Sebelum baca jangan lupa tekan ⭐
Sembari dan sesudah membaca jangan lupa tekan 💬_____________________________________
HAPPY READING ❤️
Mungkinkah ini awal yang tepat? Tanya Alger pada dirinya sendiri.
"Ekhem..." Dehaman seseorang mengalihkan perhatian kedua insan berbeda jenis tersebut.
"Pacaran mulu lo berdua" orang yang baru saja datang itu tiba-tiba ikut duduk di kursi yang di duduki Grethania dan juga Alger. Bahkan tanpa tau malu ia duduk ditengah keduanya. Sontak Alger berdiri dan kendang Gerald yang notabennya adalah kakak kelasnya dengan tajam.
Langsung saja ia pergi meninggalkan tempat tersebut. Grethania sendiri hanya memandang kepergian Alger dengan tanda tanya.
"Cowok lo?" Sontak Grethania mengalihkan pandangannya ke arah Gerald ketika mendengarkan penuturan lelaki tersebut.
"Eh" balasannya kikuk.
"Ck! Katanya murid pinter tapi kok lemot"
"Aku ke kelas dulu kak" Grethania berancang-ancang untuk bangkit namun ya lengannya di tahan Gerald sehingga dia jatuh terduduk kembali.
"Buru-buru amat, mau nyusulin pacar Lo itu?" Tunjuknya pada pintu yang di lalui Alger tadi.
"M-maaf dia bukan pacar aku kak"
Gerald hanya menganggukkan kepalanya ketika mendengar penuturan Grethania. "Kalau gitu jadi pacar gue aja"
Keduanya bola mata Grethania sukses membola, apa ini? Batinnya.
"Maaf kak, Grethania masih terlalu kecil jadi belum boleh pacaran" tolaknya halus walau sebenernya Grethania tau bahwa ucapan Gerald tadi hanyalah candaan dari seorang Gerald. Mana mungkin orang kaya, tampan ya walaupun sedikit berandal macam Gerald mau dengan upik abu macam Grethania? Batin Grethania.
Gerald sendiri diam membisu, dia pikir gadis disampingnya ini akan berteriak heboh menerima ucapannya. Rupanya semua berbanding terbalik dengan apa yang dipikirkannya. Benar-benar gadis polos dan unik.
"Kalau gitu aku permisi kak" ucap Grethania halus kemudian segara ia melangkahkan kakinya dari tempat tersebut.
"The next?" Monolog Gerald sembari menyeringai lalu segera bangkit dan pergi dari sana.
Siapa sangka? Rupanya semua itu tak luput dari pandangan seseorang yang rupanya belum pergi dari tempat itu. Terbesit rasa tak terima kala ia mendengar ucapan terakhir Gerald. Entahlah, ia ingin cuek saja namun ia tau betul bagaimana sikap dan juga perilaku Gerald yang sesungguhnya. Tidak mungkin ia membiarkan gadis yang hidupnya sudah menderita itu semakin sulit karena gerald. Bagaimana Alger tau bahwa hidup Grethania menderita selama ini? Tentu iya tau dengan segala akses yang ia miliki.
Merasa tak ada yang diperlukan lagi segera ia melangkah menuju kelasnya.
• • •
Seperti biasa, apabila Alger tiba setelah Grethania maka yang dilihatnya adalah gadis itu dengan bukunya.
Tak menunggu lama segera ia menduduki kursinya, tepat di depan kursi uang di duduki Grethania. Fyi, saat ini mereka tidak duduk berdampingan seperti awal Grethania memasuki RHS.
KAMU SEDANG MEMBACA
GERANIA [Serendipity or Sempiternal?]
Novela JuvenilKisah seorang gadis panti asuhan yang hidup dengan segala kesederhanaannya, terjerumus dalam pesona lelaki tampan yang hidup dengan segala kemewahannya. Hingga keduanya mengerti dan dapat merasakan yang sesuatu yang dikenal dengan nama CINTA. Disaat...