Sebelum baca jangan lupa tekan ⭐
Sembari dan sesudah membaca jangan lupa tekan 💬_____________________________________
HAPPY READING ❤️
Sepulang olimpiade tadi Grethania tidak bekerja, sebenarnya dia sempat ke cafe bias tempatnya bekerja hanya saja Cika yang notabennya adalah sang pemilik cafe memintanya untuk libur selama satu hari ini. Cika tau bahwa Grethania baru saja menyelesaikan olimpiadenya oleh karena itu ia menyuruhnya beristirahat untuk menenangkan pikirannya sejenak.
Sepasang kaki mungil itu terus menapaki jalanan. Cuaca sangat bagus hari ini, hal itu kentara dikarenakan bulan yang bersinar terang dan juga bintang-bintang yang turut menghiasi langit kala itu. Sepasang kaki itu tak pernah lelah melangkah, seakan tau keadaan sulit sang empunya.
Langkahnya terhenti tepat di depan gerbang yang bertuliskan 'ROBERTO ORPHANAGE' dirinya cukup terkejut ketika melihat banyaknya bantuan yang datang malam ini. Segera dirinya mendekat dan turut serta membantu membawa kotak-kotak berisi pakaian yang di donasikan untuk mereka.
"Ibu" sapa Grethania pada Reni sembari mengecup tangan wanita paruh baya tersebut.
"Eh udah pulang, ayo ikut ibu ada sesuatu yang mau ditunjukin ke kamu" diajaknya Grethania ke kamar yang biasa Grethania pakai.
Kedua mata itu menatap berbinar benda di depannya. "Tempat tidur baru bu?"
Dengan cepat Reni mengangguk sembari tersenyum. Dirinya tau selama ini Grethania tidur di lantai beralaskan tikar, alasan gadis itu sederhana 'biarkan Nia yang di atas, Nia masih terlalu kecil untuk tidur di lantai yang dingin' tak ayal Reni sering menangis ketika mengecek kamar kamar yang berisikan anak-anak yang ditinggalkan atau dibuang orang tuanya itu. Dirinya tak abis pikir, setega itu kah orang tua menitipkan anaknya di panti asuhan?
Tangan Grethania berlanjut menyentuh ranjang yang baru saja di donasikan untuk Panti asuhan tersebut, dia tidak bodoh dia tau ranjang itu masih baru. Tapi ia tak ambil pusing toh reziki tidak boleh di tolakkan?
"KAK ETHAAAAAA" suara nyaring namun menggemaskan itu terdengar di telinga Grethania, langsung saja dirinya berbalik dan menatap gadis kecil tersebut.
"Kak Etha, tempat Bobonya baru. Bagus lagi sama kayak tempat bobo Nia dulu. Nanti Nia bobonya sama kak eta ya disini" ucapnya sembari menaiki ranjang baru tersebut.
Grethania tersenyum, namun dirinya juga merasa sedih mendengar ucapan awal gadis kecil itu. Sama halnya dengan Reni, ia menatap sendu Nia yang tengah asik berloncat-loncatan di atas tempat tidur baru tersebut.
"Nia nanti jatuh sayang" dengan sigap Grethania menahan Nia yang hampir saja terjatuh. Sedangkan Nia hanya meyengir tanpa beban. Langsung aja Grethania mencubit gemas kedua pipi gembul milik Nia. Reni sendiri hanya terkekeh melihat interaksi keduanya.
• • •
Paginya Grethania bangun dan berangkat ke sekolah lebih awal. Jangan berpikir karena adanya ranjang baru maka Grethania akan bersantai ria dan berleha-leha seharian penuh di kamar. Tentu saja hal tersebut tidak ada di kamus seorang Grethania.Langkahnya terhenti tak kala mendengar umpatan kasar dan juga suara barang yang terjatuh serta suara hantaman tembok. Awalnya ia berfikir terjadi perkelahian disana, namun semuanya berbanding terbalik dengan apa yang di lihatnya. Lagi-lagi ia melihat kejadian serupa seperti yang pernah dilihat beberapa Minggu lewat. Ia merasa Dejavu namun tak ayal dirinya tetap mendekati orang tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
GERANIA [Serendipity or Sempiternal?]
Dla nastolatkówKisah seorang gadis panti asuhan yang hidup dengan segala kesederhanaannya, terjerumus dalam pesona lelaki tampan yang hidup dengan segala kemewahannya. Hingga keduanya mengerti dan dapat merasakan yang sesuatu yang dikenal dengan nama CINTA. Disaat...