4 ~ Reyhan

65 21 4
                                    

Pagi hari

"Pa, Ma. Rey berangkat kerja ya" ucapnya ke mama papanya.

"Iya, nak. Hati-hati ya" ucap papanya.

"Jangan lupa baca doa dulu" lanjut mamanya.

"Siap ma, pa"menyiapkan ucapan mama papanya, " Yaudah Rey berangkat... Assalamu'alaikum Warahmatullah Wabarakatuh "salamnya sambil mencium punggung tangan mama papanya satu persatu lalu pergi.

Reyha pun pergi untuk bekerja, tidak lupa dia membaca bismillah sebelum keluar rumah. Dan Reyhan naik angkot dan ketemu sama Klara di dalam angkot.

"Kenapa harus ketemu mahasiswi seperti dia lagi sih..."batinnya.

Dan Klara terkejut melihat Reyhan naik angkot. Kaya sok deket gitu dia bertanya ke Reyhan tentang kenapa naik angkot dan kenapa gak naik mobil sendiri.

Reyhan jawab aja singkat. Dia menggerutu dengan nada pelan. Jelas Reyhan dengar tapi Reyhan tak peduli.

Kenyataan.....ternyata dia juga karyawan di tempat kerjaan Reyhan. Dia terus pertanya bahkan menuduh Reyhan mengikutinya. Gila pedenya gede bangettt nih anak.

Selama bekerja Dewi dan Klara terus membicarakan Reyhan. Mungkin mereka kira Reyhan tidak tahu atau tidak dengar. Tentu saja Reyhan dengar, bagaimana gak dengar mereka itu aneh membicarakan orang tapi dengan nada yang kerasss bagaimana akal mereka ini.

Sampai akhirnya siang pun tiba dan Reyhan izin pergi untuk mengisi jam kelas fakultas Bahasa Indonesia.

Sampai di kampus Reyhan bertemu dengan Klara saat Reyhan sedang memarkirkan mobil, yang mungkin dalam hatinya membicarakan Reyhan karena wajahnya menunjukan hal itu. " Tumben tuh anak gak nanya saya kenapa gak naik angkot gitu. Nyelonong aja"batinnya.

Kemudian, Rey pergi ke kantor terlebih dahulu untuk mengambil buku besar yang berisi tentang Bahasa Indonesia.

Rey mengisi jam pertama di Fakultas Bahasa Indonesia yang di dalam kelasnya itu ada Klara. Kebetulan di kampus ini memiliki beberapa kelas khusus fakultas Bahasa Indonesia.

Setelah Rey sampai di kelas, apa yang terjadi. Klara sedang membicarakan Rey dengan ucapan yang tak pantas. Tuduhan dari segala tuduhan. Tentu Rey marah karena apa yang Klara lakukan sudah keterlaluan.

"Ini anak bener bener keterlaluan berani sekali berbicara seperti itu. Tidak punya prasangka baik sekali"batinku.

Rey pun menghampiri dia dan..... Marah ke Klara bahkan mengusirnya dari kelas.

Rey sangat geram pada Klara. Rasanya seperti ingin menelan Klara.

" Kalo bukan cewe udah gue bungkam tuh mulut"batinnya ketika melihat Klara sudah mengangkat kaki untuk keluar dari kelas.

Rey pun mulai menormalkan emosinya. Dan Indri sahabat Klara tiba tiba minta izin untuk ikut keluar denga Klara. Sepontan Rey jawab "Terserah". Akhirnya Indri keluar dan menghampiri Klara.

" Sahabatnya baik bangettt beda bangget sama si Klara. Keren si dia setia dan peduli sama Klara. Sayangnya aja Klaranya begitu beda jauh dengan Indri sahabatnya"hatinya berkata.

Jujur si Rey sebenarnya tak bermaksud memarahi Klara. Namun, Rey tak sengaja meluapkan amarahnya. Diam diam Rey melihat Klara dan Indri yang duduk di pinggir lapangan di situ terdapat kursi.

"Kasian juga Klara. Apa saya sudah keterlaluan juga. Benar katanya gk seharusnya saya marah dalam masalah pribadi. Tapi dia gak tau tempat si membicarakan orang di kampus" ucapnya pelan Klara dan Indri tidak dengar.

"Seperti nya saya emang harus minta maaf... Walaupun ini gak sepenuhnya salah saya, tapi gak ada salahnya saya minta maaf. Kasian dia, dia pasti kesal. Secara dia itu mahasiswi berprestasi dia cerdas. Dan tentu anak seperti dia tidak ingin ketinggalan pembelajaran. Biar nanti saya ajarkan dia tentang materi yang tadi saya bahas"lanjutnya lalu pergi masuk ke kelas lagi.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Meminta maaf itu tidak akan membuat kita jadi rendah:)

KlaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang