15 ~ Panik

55 9 2
                                    

Fitnah itu kejam, lebih kejam dari pembunuhan. Sebab, mulut jika berucap hal buruk itu jauh lebih menyakitkan.

^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^

Suara ngaji yang mengalun di pagi hari dengan keadaan awan masih gelap ini mampu membuat penghuni rumah Klara terbangun. Jam menunjukkan pukul 03.30 kira kira 1 jam lagi subuh akan datang. Klara mengerjap ngerjapkan matanya. Klara membuka matanya ia terduduk untuk mengumpulkan nyawanya. Beberapa detik dia tersadar bahwa semalam dia berada di mini market kenapa bisa ada di kamarnya. Pikiran Klara pun mulai tidak baik. Sontak dia berteriak.....

Dari luar kamarnya terdengar suara orang berlari....

Cekrek... Pintu terbuka terlihat wajah cemas, khawatir dan terkejut di raut wajah kedua orang yang masuk ke dalam kamar Klara. Sedangkan Klara sedang mondar mandir tidak karuan seperti ketakutan.

"Sayang... Sayang kamu kenapa?" tanya Raina menenangkan Klara menyuruhnya untuk duduk, namun Klara menghiraukan Raina. Raina terlihat semakin cemas melihat kelakuan Klara yang tiba tiba seperti itu ,"Heyyy sayang jawab kamu kenapa nak. Tenang dulu tenang"lanjut Raina menyuruh Klara tenang.

Akhirnya Klara pun duduk dengan wajah yang takut... Risky abangnya sudah geram dia tidak bisa melihat Klara seperti itu apa ada orang yang menyakitinya.

"Dek kamu kenapa? Ada yang nyakitin kamu dia siapa bilang sama abang biar abang hajar dia. Beraninya menyakiti adek abang" kata Risky sudah mengepalkan tangannya.

"Ma...Banggg Kla-Kla-ra kenapa bisa ada di sini" Klara dengan wajah tampak ketakutan dan panik.

"Astagfirullah Klara abang kira tuh kamu kenapa" ucap Risky yang tadinya geram sudah mengepalkan tangan sekarang malah mengusap wajahnya pelan dan geleng geleng, "Tadi malam itu kamu ketiduran di mini market terus dosen kamu yang namanya Reyhan itu antar kamu pulang kar...."ucapan Risky dipotong.

"Apa diantar pulang sama pak Rey.... Maksud abang Klara digendong sama Pak Rey kesini gitu....Huwaahhhhhh Pak Rey keterlaluann Aaaaaaa....Ummmmhhh"  Klara berteriak histeris sontak Risky membungkam mulut adiknya yang hobby panikan itu.

"Brisikkkk tau gak. Makanya kalo abang lagi ngomong jangan main potong aja. Abang belum selesai ngomong dasar adek bawelll"kata Risky menoyor kepala Klara pelan dengan tangan kirinya sedangkan tangan kanannya membungkam mulut Klara. Klara terus berontak mengisyaratkan untuk Risky menyingkirkan tangannya dari mulut Klara.

"Risky udah lepasin kasian adek kamu" suruh Raina ke Risky agar berhenti membungkam mulut Klara.

Risky pun berhenti membungkam mulut Klara menyingkirkan tangannya dari mulut Klara. Klara pun langsung gigit jari kelingking Risky sontak Risky berteriak kesakitan.

"Awww dasar adek jelek" celetuk Risky, "Bau ihh" lanjut Risky setelah mencium jari yang baru saja digigit Klara.

"Bodo amat" kesal Klara.

Raina memandang kedua anak yang dihadapannya dengan heran karena mereka tidak bisa sehari saja tidak berantem. "Mereka ini anak siapa si perasaan kaka kakanya semuanya alim gak kaya mereka pecicilan, suka berantem, heboh. Mirip siapa si"batin Raina melihat aksi kedua anaknya itu.

KlaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang