8 ~ Hujan

49 17 0
                                    

"Ra, tolong antarkan pesanan ini di jalan *** no. 17".

"Oh iya baik pak".

Klara pun kini berada di jalan menuju tempat tujuan yang mesen makanan tersebut dengan menggunakan sepeda milik Dewi.

"Jalan *** no.17" gumamnya.

"Nah ini dia, akhirnya sampai juga", dengan senyuman yang lebar alias cengiran.

Tok tok tok.....

" Assalamu'alaikum.. "

Tok tok tok......

"Assalamu'alaikum.."

"Walaikum salam, iya bentar" ucap seseorang dari dalam rumah itu.

"Ehhhh ini bu pesanannya.." Klara sambil menyerahkan makanan itu.

"Oh iya makasih ya neng" seorang ibu yang memesan makanan tersebut.

"Sama sama, bu. Yasudah bu saya minta untuk ibu tanda tangan di sini ya..." Klara sambil menyerahkan kertas kecil yang perlu di tanda tangan oleh si pemesan sebagai tanda bahwa makanan sudah diterima. Ibu itu pun menanda tangani kertas itu.

"Oke terima kasih bu saya pamit pergi dulu..." Klara menggantongi kertas itu, "Assalamu'alaikum.." salam Klara menggambangkan senyumannya.

"Walaikum salam.." balas ibu itu lalu tersenyum pula.

Klara pun pergi meninggalkan rumah itu dan menuju tempat kerjanya lagi.

Di pertengahan jalan...

Klara terpaksa mendorong sepedanya karena ban depan nya bocor.

Cuaca mulai mendung seperti akan turun hujan sedangkan Klara masih di jalan sendirian. Suasana sepi, angin berhemburan, suhu udara sudah mulai dingin. Klara yang merasa takut hanya diam dan terus saja melanjutkan perjalanannya.

Sampai Klara dateng di halte hujan pun mulai turun. Sedikit demi sedikit semakin derasss. Namun, Klara tak ingin berteduh karena dia mesti harus melanjutkan perjalanannya menuju tempat kerjanya. Oleh karena itu, dia menerobos hujan.

"Astagfirullah dingin bangettt, tapi gue harus tetap jalan. Kuat kuat Ra kuat"ucap Klara pelan dengan keadaan yang mengigil.

" Kamu ini sudah gila atau bagaimana?"

Datang seseorang dari belakang Klara dengan membawa payung.

"Loh pak..." Klara melirik ke arah orang itu.

"Berteduh aja dulu tuh di sana ada pos ronda, kita ke sana dulu"Reyhan sambil memayungkan Klara dan menunjukan sebuah pos ronda agar Klara mau berteduh di situ dulu.

"Engga pak saya harus melanjutkan perjalanan"tolak Klara.

" Kamu itu jangan keras kepala kalo kamu sakit bagaimana",Reyhan menatap tajam ke arah Klara, "sudah ayo kita kesana tanpa ada penolakan" lanjutnya menarik lengan Klara ke pos ronda itu.

Klara hanya pasrah dan mengikuti kemauan Reyhan.

"Duduk sini.."

"Pak, Klara pengen hujan hujanan. Biarkan Klara lanjut jalan sambil hujan hujanan ya pak. Klara suka bangett sama hujan" mohon Klara yang kini sudah duduk dan menghadap ke arah Reyhan dengan wajah yang memelas.

"Engga" singkat Reyhan.

"Ayolah pak..." Klara.

"Engga" singkat Rey lagi.

"Ihh bapak tuh apa apaan si dari tadi Klara udah minta baik baik gak boleh mulu.." gerutu kesal Klara dengan memanyunkan bibirnya.

"Kalo kamu hujan hujanan nanti sakit Klara. Kalo kamu sakit nanti besok gak bisa kuliah dan gak bisa kerja kan". Rey mencoba membuat Klara mengerti.

" Bodoamatttt"marah Klara. Membelakangi Rey.

"Gak sopan membelakangi dosen sendiri" ucap Rey.

"Ya bapak si nyebelin ngeselin jahat dikkkhh ingin rasanya Klara makan pak Rey" ucap Klara gemas membalikan badannya ke hadapan Rey seakan ingin memangsa Rey yang kini ada di hadapannya.

Klara terusss mengomel ngomel ..

"Astagfirullah kuatkan iman hamba Ya Allah"batin Rey mengelus gelus dada.

Reyhan hanya diam melihat omelan Klara dengan sekali kali beristigfar karena merasa gemas dengan gadis yang ada dihadapannya kini.

" Hufttt"Klara menghela napas lelah karena dia terlalu banyak mengomel.

"Kenapa? Cape?"

"Cape ya..." Klara dengan wajah cemberut, "Bapak kenapa gak respon omelan Klara si" lanjutnya.

"Nanti kalo saya respon salah lagiii" Rey membutar bola matanya.

Klara hanya menganggukan kepala.

"Tapi ngomong ngomong kenapa pak Rey ada di sini" selidik Klara ke Reyhan.

"Saya tadi gak sengaja lewat.."ucap Rey tanpa melihat Klara.

" masa si bisa kebetulan gini..bapak bohong ya, jangan jangan pak Rey ngikutin Klara ya"ucap Klara tak percaya dengan jawaban pak Rey dengan penuh selidik sambil menunjuk nunjuk pak Rey dengan jari telunjuknya.

"Engga...tangannya gak sopan" ucap Rey menggibas tangan Klara.

"Ihss biasa aja dong pak..." cemberut Klara.

Hujan masih derasss Klara dan Rey hanya berdiam diri saja memandang hujan.

Klara sudah tak tahan merasa greget ingin bermain hujan padahal dirinya sudah merasa gigil badannya. Tapi dasarnya Klara...😂

Akhirnya Klara berlari ketengah tengah hujan...

"Klaraaaaaaa" Reyhan agak teriak ke Klara yang kini sudah hujan hujanan.

"Sini pak seru tau pakkkk" Klara menghiraukan Reyhan malah nyuruh Reyhan untuk ikut main hujan.

Reyhan pun menghampiri Klara berniat menarik Klara ke pos ronda lagi namun, Klara tidak mau bersi keras untuk tetap main hujan.

Reyhan hanya memandangi Klara yang terlihat begitu bahagia menikmati rintik rintik hujan. Tanpa disadari Reyhan senyum senyum sendiri melihat gadis dihadapannya. Apa dia suka sama Klara? Yahhh gak mungkin lah tapi bisa aja si mungkin.

"Pak kenapa senyum senyum liat Klara awasss nanti suka lohh sama Klara" goda Klara melihat Reyhan yang kini wajahnya terlihat kelagapan karena ketauan Klara kalau dia memperhatikan Klara sambil senyum senyum. Ehhhh CIEEEEEEE.

"GE-REEEEE"ucap Reyhan penuh menekanan.

" B aja kaliiii... Kali aja pak Rey beneran suka Klara nanti kaya sinetron tuh dosen vs mahasiswinya hahahh"tawa Klara menggembang tanpa disadari dihatinya menginginkan cerita seperti sinteron itu😂

Reyhan hanya diam.

"Sudah kamu udah terlalu lama bermain hujan lebih baik sekarang kita ke pos ronda lagi dan nanti saya coba pesen grab". Rey

" Baiklah tapi sebelumnya pak Rey haruss....."

Byurssssss

"Hahaha..." tawa Klara meninggalkan Reyhan yang tadi di siram air hujanyang ada di dalam botol.

"Klaraaaaa" Reyhan sambil lari mengejar Klara. Ihhhhh kaya india indiaan kali yaaa kejar kejaran-_-

"Sorry pak...hehehe" sambil menunjukkan cengiran khas Klara, "abis bapak si dari tadi disuruh ikut Klara main hujan gak mau malah diem aja liatin Klara" lanjutnya.

Reyhan hanya diam dan mulai membuka handphone untuk memesan grab.

KlaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang