Part 6

94 18 6
                                    

Part ini di tulis oleh DewiLarasati499 dan di publish oleh author_project



"Gue cuma mau kepastian, mau lo sebenarnya Al atau bukan itu urusan belakangan." - Tasya.

(Author POV)

Pagi ini matahari bersinar lumayan cerah, gadis berseragam putih abu-abu itu sengaja datang ke sekolah lebih awal mengingat hari ini adalah jadwal dirinya piket.

Meski sebenarnya dirinya bukan termasuk orang yang terlalu rajin dalam bersih-bersih, Tasya hanya tidak ingin dicap sebagai murid baru yang pemalas.

Setelah menyapu kelas dan merapikan susunan meja, satu per satu teman-temannya mulai berdatangan. Tak sedikit dari mereka yang langsung menyapa Tasya dengan senyuman melihat kelas telah bersih.

"Pagi, cantik.." sapaan seseorang saat Tasya memasukkan sampah kedalam tempatnya membuat gadis itu seketika menoleh.

Terlihat cowok dengan ransel yang masih melekat di bahunya itu tersenyum lebar di ambang pintu.

"Yaelah, ternyata lo Vin. Gue kira siapa.."

Alvin mengerutkan dahi sembari melangkah kedalam, "Emang lo ngiranya siapa?"

Darren.eh!

Kepala Tasya menggeleng, bibirnya kemudian membentuk senyum, "Bukan siapa-siapa kok."

Alvin menatap gadis itu dengan ekspresi curiga yang dibuat-buat, tangannya terlihat mengelus dagu dengan lambat.

Tasya mendorong wajah Alvin sembari tergelak, sementara cowok itu memegang wajahnya memelas, "Aneh tau nggak muka lo," suara gelak Tasya semakin keras hingga beberapa orang yang berada di kelas ikut menoleh penasaran.

"Bahagia banget lo, rasain nih." Dengan gerakan cepat Alvin mengacak rambut gadis itu kemudian tertawa puas sembari berlari menuju bangku miliknya.

"Ihh Alvinn.." Tasya berteriak kesal hingga menjatuhkan sapu di tangannya ke lantai, dengan bibir mengerucut gadis itu merapikan kembali tataan rambutnya.

Sia-sia saja ia menghabiskan waktu lama untuk menata rambut terurainya sebelum berangkat ke sekolah tadi, dalam hati ia berjanji akan membalas perbuatan Alvin.

Setelahnya Tasya menunduk ingin meraih sapu yang sempat ia jatuhkan namun seketika jantungnya berdetak cepat melihat seseorang telah lebih dulu mengambil benda tersebut.

Saat cowok tersebut bangkit, matanya langsung menatap lurus ke arah Tasya, "Lo piket hari ini?"

Gadis itu hanya mengangguk, melihat cowok ini membuatnya kembali teringat dengan kejadian di tempat parkir kemarin. Sial

"Kalo nyapu tuh yang bersih, jadi cewek bener dikit kenapa!" Darren berucap dengan tatapan menusuknya.

Sesaat Tasya mengeryit mendengar perkataan Darren, namun setelah melirik lantai di belakang tubuh cowok itu seketika hidungnya kembang kempis, "Darren, lo nggak sadar ya. Yang buat kotor tuh sepatu lo."

"Udah salah, nyolot lagi lo!" Lagi-lagi Darren berucap seakan memiliki dendam kusumat.

Tasya menarik napas panjang, cowok selalu benar, Darren selalu benar, "Yaudah sini sapunya biar gue bersihin, sebersih-bersihnya." Gadis itu menekankan kata-katanya tak ingin memperpanjang.

Cowok itu mengulurkan gagang sapu tersebut pada Tasya, baru saja ia ingin meraihnya, dengan sengaja Darren melepas pegangannya hingga benda tersebut kembali tergeletak di lantai.

Oldfriend Becomes Boyfriend [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang