Part 29

65 9 3
                                    

Part ini diketik oleh JunNiel_ dan di publish oleh author_project

Enjoy Reading!



"Kisah kita itu ibarat coretan di atas kertas putih. Kertas yang awalnya kosong, kita isi dengan sejuta kisah berwarna. Terus waktu mengajak kita mencoba menghapus coretan-coretan itu, tapi nyatanya tinta itu seolah permanen. Gak bisa hilang, kayak cinta kita, gak bisa dan gak akan pernah hilang."

Ini hari Minggu. Hari yang tepat untuk relaksasi dan bersantai-santai riya. Semua suka hari Minggu, hari dimana kita gak harus bangun pagi untuk berangkat sekolah, hari dimana kita gak harus capek-capek menggunakan otak untuk belajar. Dan sama halnya dengan Darren dan para tokoh lainnya, mereka masih sama-sama asyik di alam tidurnya masing-masing.

_Tok tok._

"Darren, kamu udah bangun nak?" Itu Papa Darren. Setelah kejadian pertengkaran Papa dan Darren beberapa waktu lalu, Papa mutusin buat berubah dan mulai nunjukin kasih sayangnya ke Darren.

"Darren?" Masih gak bergeming. Pintunya tetap gak bergerak. Kayaknya Darren masih betah ngebo. Papa nyoba ketuk ulang pintunya, tapi tetap sama. Akhirnya Papa buka pintunya perlahan dan ngeliat Darren yang lagi tidur sambil meluk gulingnya.

Papa jalan mendekat ke arah Darren dan duduk di tepi kasur Darren. Papa sedikit senyum, senyum yang terlihat terpaksa. Terbukti, air matanya mulai mengalir pelan.

"Papa minta maaf Darren. Papa belum bisa jadi Papa yang baik untuk kamu.." Papa usap pelan pipinya yang basah karena air mata. Suasana kamar Darren pagi-pagi udah suram aja. Papa elus rambut Darren pelan-pelan, berusaha buat gak ganggu tidurnya Darren. Dia keliatan nyesel banget, wajahnya minta di kasihanin banget.

"Papa minta maaf.. Papa sayang kamu.." Ucap Papa terakhir kali sebelum Papa ninggalin Darren sendirian di kamarnya.

Pintu kamar tertutup lagi dengan Papa yang keluar dengan air matanya.

Hiks.

Jauh dari apa yang selama ini dia pikir, ternyata Papa sayang sama dia. Hanya aja, Papa kehilangan banyak langkah untuk dekat sama dia semenjak Papa mulai jauh dari almarhumah Mama.

Iya, Darren dengar semuanya, tapi Darren gak lihat, soalnya dari tadi sebenarnya Darren cuman pura-pura tidur semenjak dia dengar pintu kamarnya dibuka sama seseorang. Dan sekarang, Darren berpikir kalau mulai saat ini mungkin dia harus mulai terbuka untuk Papa? Dan sedikit berubah mungkin lebih baik iya kan?

<3 <3 <3

Matahari udah mulai bergerak ke atas kepala. Tapi sayangnya tokoh utama kita yang cantik ini malah lagi main sama temen-temen munafiknya -kata Darren- ke mall. Sebenarnya sih udah agak lama mainnya, soalnya mereka udah ngabisin kartu time zone punyanya Alvin, padahal masih banyak isinya terus ditambah juga.

"Guys, guys, ayo ke restoran itu kuyyy! Gue pengen nyobain makanan para oppa-oppa yang di drakor itu loh!" Tiba-tiba Tasya narik tangan Reya sama Alvin buat masuk ke restoran makanan Korea di mall itu. Tapi Alvin malah ngegeleng, terus kayak bekuk alisnya, bertingkah seolah jijik gitu.

"Enggak ah anjir, males gue makan makanan plastik!" Itu kata Alvin. Untuk kalian para readers sekalian yang merasa sedikit terpancing emosinya, disediakan kolom komentar untuk menghujat tokoh kita ini disini. 👇👇

Ck, ck si Alvin. Ganteng-ganteng suka mencari keributan. Liat aja sekarang Tasya udah natap dia tajam kayak mau nusuk si Alvin lewat tatapan matanya.

"Apa Lo bilang?! Plastik? Wah parah lo! Mereka itu gak plastik!" Alvin malah ketawa ngakak ngeliatin respon Tasya yang menurut dia berlebihan itu. Orang dia gak merasa sedikitpun menghina Tasya kok, dia kan cuman ngomong sesuatu yang dia tau tentang orang-orang Korea itu -dari temen-temennya-. Tapi si Tasya kok kayak petasan yang kebakar sumbunya ya? Mukanya merah, mata, alis, sama mulutnya ke tekuk gitu, kan jadi imut! Iya imut, menurut Alvin. Ya gimana ya, namanya juga mata seorang bucin, ya gitulah. Lagi di julid-in malah seneng, padahal malah bikin Tasya kayak mau nyakar-nyakar mukanya dia.

Oldfriend Becomes Boyfriend [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang