Part 8

109 17 3
                                    

Cerita ini ditulis oleh ArdheaFaniena dan di publish oleh author_project

Enjoy reading!


(Darren POV)

"Woi! berdiri gak lo, lo kan dihukum!" Aku hanya melirik nya tanpa ingin mengikuti perintah nya. Ia terlihat sangat kesal dengan pipi yang dikembungkan, sungguh aku ingin mencubit pipi itu seperti bertahun tahun silam.

Namun, itu semua sangat mustahil dilakukan.

Aku melangkah kan kaki ku hendak pergi meninggal kan nya, namun dengan gesit, ia menarik tanganku.

"Lo apa-apaan sih!"

"Lo yang apa-apaan! lo dihukum kan?! berarti lo harus dihukum bareng gue!"

"Lah terserah gue dong, kan gue yang pergi, kok lo yang sewot?" Oh sungguh, jantung ku mulai memompa cepat.

"GUE GAMAU TAU! LO HARUS DIHUKUM BARENG GUE!"

Dia berteriak, maybe teriakan nya terdengar hingga dalam kelas hingga guru yang tadi menghukum kami pun keluar dengan wajah yang sangar.

"Heh! kalian itu ya! bukannya berdiri dihukum disitu malah pacaran disini, teriak lagi.Udah saya gamau tau, satu bulan ini saya hukum kalian membersihkan perpustakaan saat jam istirahat kedua dan pulang sekolah!" Guru tersebut berkata tak terbantahkan.

"Yah bu, kurangin dikit aja bu, saya males banget bu sama dia! dia yang tadi malah mau pergi buu" Tasya merengek pada guru tersebut.

"Tidak, sekali saya bilang maka itu tidak akan diubah. Kerjakan mulai hari ini, apabila saya tahu salah satu dari kalian tidak mengikuti hukuman ini, maka saya pastikan orang tua kalian akan di panggil, beserta skors" Guru tersebut pun kembali lagi ke kelas, Tasya hanya menatap nanar guru tersebut, dan melirik tajam padaku.

"Gara-gara lo nih!"

"Loh?kok gue?"

"Au ah!" Tasya mengikuti guru tersebut memasuki kelas, didalam kelas ia disambut oleh kedua teman munafik nya,memuakkan.

Aku pun kembali duduk ke tempar duduk ku, aku duduk kembali bersama teman ku, Daniel.

Dirga yang berada di bangku sebelah menatap ku misterius.

"Lo ada apa sama anak baru?" Tanya Dirga

"Apaan si, gaada apa-apaan"

"Jujur!"

"Iya!"

"Darren! Dirga! kalian ya! saya lagi menjelaskan didepan kalian malah asyik ngobrol sendiri, bila saja tahu sekali lagi, kalian akan saya hukum!" Ancam guru gendut tersebut.

Siapa juga yang bilang lo berak didepan, hukum ae teros! Aku menggerutu dalam hati.

Oke, mungkin selama sebulan kedepan akan menjadi hari yang menyiksa.Kalian tak tahu rasa sakitnya susah menggapai orang yang telah didepan mata.

Akhir-Akhir ini pun, jantung ku seakan melakukan senam erobic.

***

Jam istirahat pertama telah berbunyi, aku pun segera berdiri untuk pergi ke kantin, Namun suara itu lagi lagi menghentikan langkahku, Nata.

"Mau kemana lo?" Tanya nya dingin

"Kantin"

"Gaboleh! lo bantuin gue bersihin per-"

"Gue bantu aja, gimana Sya?" Alvin menyela perkataan Tasya, aku hanya meliriknya tajam.

Dimanakah urat malu cowok itu? Seperti jelangkung saja. Datang tak diundang pulang tak diantar.

"Eh, gausah Vin! kan dia yang dihukum.lo kekantin aja dulu bareng Reya"
mampus di usir

"Yaudah lo mau titip apa?"
makanan lah tolol

"Gausah, gue nanti aja makan nya. gampang"

"Oh yaudah, gue duluan ya"

"Iya"

Aku tahu, sedari tadi Reya hanya diam tak berkutik karna takut padaku, aku membiarkan nya.

Aku melangkah kan kaki ku keluar hendak ke perpustakaan sebelum cewek bawel itu akan berteriak kembali.

"Oh, jadi ini yang di hukum Bu Mary" Penjaga perpustakaan, Pak Bino yang umurnya mulai kepala lima dengan rambut yang memutih sebagian, ia terlihat mulai lemah dari segi fisik, ia menyambut kami setelah kami memperkenal kan diri.

"Iya pak" Tasya menjawab pelan, dan sopan. sungguh sangat berbeda bila berbicara padaku.

"Oh yaudah ya, langsung aja. kalian ambil kardus yang di pojok atas sana nah terus kalian tempatkan buku buku yang didalam nya sesuai dengan judul yang tertulis"

Aku dengan rambut acak acakan, seragam setengah dikeluarkan sangat berbeda jauh dengan Tasya yang berpakaian rapi, rambut di kucir kuda, membuat nya terlihat cute.

Tunggu! tadi gue abis muji si kingkong? aduhh aduh jangan lagi jangan lagi!

Rak buku disini sangat tinggi, namun tak seberapa dibandingkan dengan tubuhku yang lumayan menjulang membuat ku mudah meraih kardus kardus tersebut.

Berbeda dengan Tasya yang berada di seberang ku, ia terlihat sangat kepayahan untuk meraih nya.

Ia melirik ku, dan aku pura-pura sibuk dengan kardus kardus tersebut.

"Hmm, Darren lo mau bantuin gue nggak?"

Aku hanya diam tak peduli, seolah tak ada seseorang kecuali aku.

"Darren ih!"

"Hm"

Tanpa banyak bicara, aku pun pergi ke rak tempat Tasya dan mengambilkan kardus nya dengan mudah, sejenak ia terpaku lalu terpekik senang.

"Aaa! baik banget deh! makasih yaa!"

Ia bersorak tertahan karna tak ingin menganggu orang yang membaca di perpus, untung saja mereka berada di tempat yang jarang di jangkau oleh para murid.

Namun tiba-tiba ia memeluk ku, aku terkejut dengan bola mataku yang melotot, jangan tanya jantungku yang bahkan serasa ingin meledak, aku tak mengerti ada apa.

"Eh-" Ia terlihat salah tingkah dan perlahan mengendurkan pelukan nya pada pinggang ku, yang segera ku tahan.

Aku menarik kedua tangan nya dan mendorong nya hingga punggung nya menabrak tembok, ia terlihat terkejut dan gugup dengan wajahku yang tepat di di depan wajahnya, hanya sejengkal jari.

"E-eh lo- lo apa apaan ni!" Ia tergagap dengan ucapan nya sendiri

"Mau cium lo"

"Ja-jangan macem macem lo!"

Aku pun tersadar dengan apa yang ku lakukan, segera saja aku melepas kedua tangan nya yang tadi kutahan di atas kepala nya.

"Oh, jadi ini cewek lo"



Hai gais? gimana udah dikasi vote nya dongg!

Eh siapa ya yang terakhir bilang ituu?

Fantastic Five<3

Oldfriend Becomes Boyfriend [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang