Part 30

81 9 3
                                    

Part ini diketik oleh DewiLarasati499 dan di publish author_project

Enjoy ReadiNg!



"Kalau aja dari awal kita sama-sama jujur, mungkin akhirnya nggak bakalan kayak gini." - Tasya.

Author Pov

Gadis dengan rambut berserakan dan mata sembab kemerahan itu masih terduduk lemas di lantai, punggungnya ia sadarkan pada sisi kasur.

Bahunya masih bergetar, air mata tak hentinya mengalir mengingat kejadian saat di rumah Darren tadi. Saat dirinya akhirnya membuktikan segala opini yang ia simpan sendirian selama ini.

Darren adalah Al.

Satu kenyataan yang harusnya tidak lagi membuat dirnya seterpukul ini, ia telah menduganya lebih dulu bukan.

Namun entah apa yang membuat dada Tasya terasa sangat sesak, rasa penyesalan atau sikap Darren padanya tadi.

Setetes air mata kembali mengalir perlahan di pipi Tasya, seolah menyayat hatinya dengan sangat tajam.

Darren, sekarang ia tahu mengapa cowok itu menatap penuh arti saat pertama kali melihatnya.

Ia tahu mengapa cowok itu memanggil dirinya Nata dan bukannya Tasya seperti kebanyakan orang di kelasnya.

Tasya sekarang tahu dan bisa ia jamin Darren juga.

Cowok itu menyembunyikan semua ini sama seperti dirinya, Darren menyembunyikan lukanya. Harusnya Tasya menyadarinya, ya meski ini belum terlambat.

Lalu, sekarang apa yang harus Tasya lakukan? Darren pasti kecewa, apa cowok itu masih ingin melihat wajahnya setelah semua ini.

Apa mereka tetap masih bisa berteman seperti dulu? Tidak ada yang tahu.

Gadis itu menarik napas sesenggukan, ia menengadahkan kepala menatap langit-langit kamarnya.

Wajah Al kecil seolah tercetak jelas disana, senyumnya, tawanya, cara ia berbicara. Tasya masih dan akan selalu mengingatnya, meski Al tidak melakukan hal yang sama.

Tok Tokk

"Sayang.." suara Mama Tasya terdengar jelas di balik pintu.

Gadis itu tak menjawab.

"Tasya, kok di kamar terus? Ada temen kamu tuh.."

Tok tokk

Tasya masih tak bergeming.

"Mama masuk ya."

Setelahnya terdengar suara pintu terbuka, Tasya bisa merasakan ekspresi terkejut Mamanya namun ia msih tak menghiraukan.

Mama Tasya menarik napas, wanita itu duduk di sebelah anaknya lantas mengusap punggung gadis itu, "Kenapa, hm?"

Tasya menggeleng, air mata kembali mengalir di kedua pipinya. Ia tahu Mamanya pasti sudah mendengar cerita dari Reya saat mengantarkan dirinya pulang tadi.

Sekarang ia merasa tak perlu bicara, tak ada bedanya.

Mama Tasya meraih salah satu foto di dekat kaki gadis itu, di tatapnya foto itu lama. Foto kecil Tasya dan Al.

"Kamu pernah buat kesalahan, semua orang juga gitu. Bedanya mereka bersikap mereka lebih berani."

Tasya menoleh mendengar perkataan Mamanya.

"Setiap keputusan punya alasan, kesalahan kamu nggak mutlak jadi salah kan? Kamu pasti punya alasan, punya penjelasan."

"Maksud Mama?" Gadis itu mengusap hidung basahnya.

Oldfriend Becomes Boyfriend [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang